x

Ilustrasi Pemilihan (Sumber:OpenClipart-Vetors)

Iklan

Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Selasa, 9 Januari 2024 10:05 WIB

Selain Indonesia, Ini Negara-negara yang Menggelar Pemilu di 2024 (Bagian 1)

Setidaknya ada 40 negara yang akan mengadakan pemilu pada tahun ini. Negara-negara tersebut tersebar dari benua Asia, Afrika, Eropa, Amerika bahkan Oseania.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Memasuki tahun 2024, Dunia sedang dihadapi dengan "tahun politik" dengan banyaknya negara dunia mengadakan Pemilu yang berpotensi mengubah geopolitik dunia.

Sudah banyak masyarakat Indonesia ketahui bahwa pada tahun 2024 ini akan menjadi momen penting bagi negara ini. diadakannya pemilu serentak pada tahun ini menjadi menentukan nasib negara ini lima tahun kedepan. Namun bukan hanya Indonesia saja negara di dunia yang akan melakukan pemilu pada tahun ini. 

Setidaknya ada 40 negara yang akan mengadakan pemilu pada tahun ini. Negara-negara tersebut tersebar dari benua Asia, Afrika, Eropa, Amerika bahkan Oseania.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari 40 negara itu setidaknya ada 10 pemilu (diluar Indonesia) yang akan menjadi perhatian serius dunia karena berpotensi mengubah geopolitik kawasan. Berikut telah dirangkum beberapa di antaranya.

1. Korea Selatan

Setelah mengadakan Pemilihan Presiden pada 2022 yang dimenangkan oleh Yoon Suk-yeol dari People Power Party (PPP) yang konservatif. Pada 10 April 2024 Korea Selatan (korsel) akan mengadakan pemilihan legislatif. 

Parlemen Korea Selatan sekarang diisi oleh enam partai politik tetap hanya ada 2 partai politik yang memiliki lebih dari 95 persen kursi di parlemen yaitu Democratic Party of Korea (DPK) dan PPP

DPK beraliran kiri-tengah (liberal). Di majelis nasional partai ini memiliki  168 kursi dari 300 kursi yang ada yang menjadikannya DPK menjadi partai mayoritas dengan 56 persen kursi majelis nasional. DPK merupakan oposisi pemerintah presiden Yoon Suk-yeol.  

Sedangkan PPP merupakan partai kubu pro-pemerintah yang menguasai 112 kursi (37,33 persen). PPP merupakan partai sayap kanan. 

Selain kedua partai itu ada juga 4 partai minoritas di majelis nasional yaitu Justice Party (progresif), Basic Income Party, Partai Progresif (sayap kiri), Hope of Korea (pragmatis). 

Dari hasil survei yang dilakukan banyak lembaga menunjukkan DPK masih dominan pemilihan melalui suara daerah pemilihan (constituency votes). Sedangkan pada sistem proporsional suara DPK dan PPP masih cenderung berimbang. 

Sebagai pengingat dalam penentuan pemilu di Korsel tentukan melalui tiga mekanisme yaitu suara daerah pemilihan (253 kursi), suara proporsional (30 kursi), suara paralel (17 kursi).   

Pemilihan legislatif ini penting karena Korea Selatan yang dipimpin oleh partai sayap kanan yang sangat anti imigran yang menimbulkan banyak pertentangan di masyarakat. Belum lagi hubungan Korsel dengan Korea Utara yang selalu pasang surut. 

2. Taiwan

Konflik Laut China Selatan (LCS) sudah menjadi persoalan yang sangat serius beberapa tahun terakhir. Apalagi isu China yang ingin mencaplok Taiwan yang turut menjadi perhatian Amerika Serikat yang memanaskan konflik dikawasan. 

Taiwan sendiri pada 13 Januari 2024 akan mengadakan pemilihan presiden. Terdapat tiga calon yang akan bertarung yaitu Lai Ching-te, Hou Yu-ih, dan Ko Wen-je.

Lai Ching-te diusung Democratic Progressive Party (DPP) beraliran kiri-tengah yang merupakan kubu pemerintah. Lai Ching-te sendiri merupakan wakil presiden sejak 2020 bersama Presiden Tsai Ing-wen.

Sementara itu Hou Yu-ih diusung oleh Partai Kuomintang (KMT) beraliran konservatif yang merupakan oposisi pemerintah terbesar saat ini. Hou Yu-ih merupakan mantan Direktur Jenderal Badan Kepolisian Nasional (2006-2008). Selain itu ia juga Walikota New Taipei sejak 2018 hingga sekarang. 

Kemudian Ko Wen-je (atau dikenal Ko P) diusung oleh Taiwan People's Party (TPP) yang berliran kiri-tengah. Ko P sendiri merupakan ketua TPP yang menjabat walikota Taipei dari 2014-2022. Sebelum terjun didunia politik ia merupakan akademisi dengan menjadi profesor di National Taiwan University. 

Ketiga calon tersebut sebenarnya menolak keinginan Beijing untuk mencaplok Taiwan. Tetapi banyak yang berpendapat Partai Kuomintang dianggap jauh lebih bersahabat dengan pihak Beijing dibandingkan pihak lainnya. Itu tidak terlepas dari sejarah partai yang memang berdiri di dataran China dan para petinggi KMT yang sering berkunjung ke China beberapa pekan terakhir. 

3. Iran

Kemudian dari kawasan Timur-Tengah, Iran akan mengadakan pemilihan legislatif pada 1 Maret 2024. Ini bisa menjadi penting mengingat Iran yang beberapa waktu terakhir dterpa isu diskriminasi wanita dan hubungan yang memanas Israel turut menjadi perhatian publik dunia.   

Dalam Majelis Nasional Iran sendiri terdiri dari 290 kursi yang mayoritas dikuasai oleh kelompok sayap kanan (227 kursi), lalu ada kelompok reformis dan moderat (20 kursi), Independen (38 kursi), dan Agama minoritas (5 kursi). 

Dari partai politik ada Coalition Council of Islamic Revolution Forces (atau biasa disebut SHANA) yang menguasai 199 kursi atau 68 persen. SHANA sendiri merupakan partai sayap kanan. Banyak media mengatakan SHANA merupakan kelompok garis keras terbesar di parlemen.

4. India

India sebagai negara dengan populasi terbesar di Indonesia dengan 1,3 miliar penduduk akan melakukan pemilihan perdana menteri baru pada April-Mei 2024. 

Seperti pada pemilu sebelumnya akan ada dua koalisi besar yang akan merebutkan suara untuk mendapatkan 543 kursi di Lok Sabha (Dewan Rakyat). Pertama ada National Democratic Alliance (NDA) yang diisi oleh partai-partai sayap kanan India yang dipimpin oleh partai Bharatiya Janata (BJP) yang merupkaan partai PM Narendra Modi.

Kemudian ada Indian National Developmental Inclusive Alliance (I.N.D.I.A) yang beriisi partai-partai oposisi yang cenderung sayap kiri yang dipimpin oleh partai Kongres India (INC).  

Di Lok Sabha sendiri NDA mendapatkan 323 kursi dengan 290 kursi berasal dari BJP. Sedangkan oposisi terdapat 199 kursi dengan 138 kursi dari koalisi I.N.D.I.A dengan INC menjadi pemegang kursi terbanyak dengan 47 kursi. Sisanya 67 kursi diisi partai-partai non koalisi dan 21 kursi kosong.  

Ikuti tulisan menarik Harrist Riansyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler