Cara Asnawi Mangkualam Dkk Menghantam Tim Australia

Jumat, 26 Januari 2024 14:55 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Laga itu merupakan pertemuan yang pertama antara Indonesia dan Australia dalam kurun 14 tahun terakhir. Pertemuan terakhir terjadi pada 2010 saat Tim Merah Putih menyerah 0-1 dalam kualifikasi Piala Asia 2011 di Brisbane. Ini adalah waktu terbaik untuk balas dendam.

Saat ini seluruh pecinta sepak bola Indonesia pasti sedang menunggu dengan sangat bergairah partai Indonesia melawan Australia di babak 16 besar Piala Asia 2023. Ada percik harapan bahwa Timnas Garuda bisa melangkah lebih jauh lagi setelah lolos fase grup dengan sangat dramatis. Sebuah harapan yang tak muluk-muluk karena banyak yang sepakat bahwa permainan Tim Merah-Putih sedang dalam tren menanjak. 

Beberapa pengamat sepak bola di tanah air berpendapat bahwa Asnawi Mangkulam dan kawan-kawan punya peluang mengalahkan tim Socceros--julukan  kesebelasan Australia, pada laga 28 Januari di Jassim Bin Hamad Stadium. Bahwa Indoensia saat ini di peringkat 146 dan Australia 25 --sebuah perbedaan yang sangat jauh-- tak akan menjaid masalah. "Justru hal itu akan membuat Australia dalam tekanan karena mereka diunggulkan," kata Ronny Pangemanan (Ropan), dalam akun YouTub-nya, Bung Ropan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ropan berharap dalam laga nanti para pemain Indonesia bisa menikmati pertandingan. Jajaran pemain di lini belakang harus menekan kesalahan sekecil mungkin, sedang barisan depan dapat memanfaatkan peluang sekecil apa pun yang ada untik jadi gol. "Jika kita bisa membobol gawang Australian lebih dulu, mereka akan ketar-ketir," kata dia.  Kunci penting lain adalah komunikasi antar pemain harus berjalan baik. 

Pandit bola lain, Tommy Desky, setuju bahwa tren permainan Tim Indonesia tengah menanjak. Hanya saja, kata dia lewat akun YouTube Tommy Desky, ada beberapa pekerjaan rumah yang mesti diatasi. PR itu adalah beberapa kelemhan yang terlihat saat Indonesia melawan Jepang di babak grup. Ia menunjuk sulitnya pemain melakukan  counter press, saat dari posisi bertahan lalu berubah menyerang, mesti dibenahi.

Laga melawan Australia lusa merupakan pertemuan pertama Indonesia dan Australia dalam kurun 14 tahun terakhir. Pertemuan terakhir terjadi pada 2011 saat Tim Merah Putih menyerah 0-1 dalam kualifikasi Piala Asia 2011 di Brisbane pada 3 Maret 2010. Total, sejak 1967, Indonesia sudah 18 kali menghadapi Australia, tapi baru satu kali menang, sebaliknya menelan 14 kekalahan.

Satu-satunya kemenangan yang dipetik Indonesia dari Australia terjadi pada 30 Agustus 1981 dalam laga kedua kualifikasi Piala Dunia 1982 di Surabaya, manakala Herry Risdianto mencetak gol semata wayang dalam laga tersebut.

Australia lolos ke 16 besar Piala Asia 2023 setelah memuncaki Grup B usai mengalahkan India 2-0, menang 1-0 atas Suriah, dan ditahan seri 1-1 oleh Uzbekistan pada laga terakhir grup itu. Mereka memasukkan 4 gol yang dua di antaranya diciptakan gelandang Jackson Irvine, dan kebobolan satu gol.

Data itu menunjukkan produktivitas gol Australia tak terlalu jauh dari Merah Putih yang sejauh ini sudah memasukkan tiga gol, namun kebobolan 6 gol. Dengan ranking 25 dan nilai 1.539,22 poin, Australia adalah tim Asia berperingkat FIFA tertinggi keempat setelah Jepang, Iran dan Korea Selatan. Indonesia menempati peringkat 146 dunia.

Tim Australia tak sementereng Jepang atau Korea Selatan karena tak banyak pemainnya yang berlaga di liga utama Eropa. Mereka kebanyakan main di kasta kedua atau ketiga.

Sejauh ini ada tiga pemainnya yang main di liga utama, yakni kiper Mathew Ryan di untuk AZ Alkmaar (liga Belanda), gelandang Aiden O'Neill yang berkostum Standard Liege di Belgia, dan bek tengah Harry Souttar (Leicester City). Musim ini (Leicester City terdegradasi ke Liga Championship.

Tempo.co menulis bahwa di atas kertas Australia lebih kuat dari Indonesia. Namun, laga melawan Jepang bisa mengimbuhkan kepercayaan diri yang besar kepada Merah Putih bahwa Jordi Amat dan kawna-kawan tim bisa melangkah lebih jauh lagi.

Australia yang rata-rata berpostur tinggi mungkin akan memanfaatkan kelebihan fisiknya, terutama bola-bola atas. Indonesia bisa mengimbanginya dengan permainan umpan satu-dua, yang mungkin masih akan mengandalkan serangan balik.

Menghadapi tim-tim yang di atas kertas lebih baik, mengandalkan teknik dan taktik saja tidak cukup. Bermain lepas, menikmati laga dan kompak, menjadi faktor yang bisa membuat hasil pertandingan berpihak kepada Indonesia.

Yang pasti, tak ada yang tak mungkin dalam sepak bola. Begitu juga dengan kemungkinan Indonesia mengakhiri paceklik kemenangan dari Australia, sehingga pendukung Merah Putih bisa melihat tim kesayangannya terus bermain lebih jauh dari babak 16 besar.

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Indonesiana

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler