x

Momen Presiden Jokowi silaturahmi di kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Foto Instagram-\x40puanmaharani.

Iklan

Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Senin, 29 Januari 2024 07:08 WIB

Rekonsiliasi Jokowi-Mega Upaya menyingkirkan Anies?

Jika pemilu dua putaran sangat dikhawatirkan akan ada koalisi pendukung Anies dan Ganjar. Tentu ini bisa menjadi sinyal bahaya bagi pendukung Prabowo. Bisa saja hal itu menggagalkan ambisi pasangan Prabowo-Gibran untuk meguasai negeri ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hubungan Presiden Joko Widodo dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sedang berada dipasang-surut. Setelah majunya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto sangat melukai perasaan PDIP sebagai partai asal Presiden Jokowi dan Gibran terkhususnya Megawati yang merupakan salah satu tokoh penting atas majunya Jokowi sebagai Presiden RI pada 2014 & 2019. 

Dengan anaknya menjadi Cawapres Prabowo, otomatis persepsi Masyarakat menganggap Presiden Jokowi akan mendukung Prabowo dibandingkan Ganjar-Mahfud yang diusung oleh PDIP. Itu turut memengaruhi elektabilitas Ganjar yang semakin ditinggal basis pendukung Jokowi yang bahkan mulai disalib oleh Anies-Muhaimin yang sepanjang tahun lalu berada diperingkat ketiga hasil survei.

Namun, belakangan muncul isu upaya Presiden Jokowi memperbaiki hubungan dengan Ketum Megawati dengan mengirimkan karangan bunga untuk ulang tahun Megawati beberapa waktu lalu yang memunculkan ada rencana mempertemukan keduanya. Meski begitu pihak istana maupun PDIP masih menampik ada rencana pertemuan antara Jokowi dan Megawati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Upaya Mengamankan “Keberlanjutan”

Bila melihat pergerakan elektabilitas banyak Lembaga survei sepanjang bulan Januari elektabilitas Prabowo-Gibran cenderung stagnan, sedangkan pasangan Anies-Muhaimin cenderung naik, dan Ganjar-Mahfud masih naik-turun. Mungkin saja, melihat elektabilitas Prabowo-Gibran yang stagnan bisa membuat pemilu berlangsung dua putaran.

Jika pemilu dua putaran sangat dikhawatirkan akan ada koalisi pendukung Anies dan Ganjar pada putaran kedua terlepas siapa yang nanti akan lolos keputaran kedua bersaing dengan Prabowo yang memiliki elektabilitas yang terpaut jauh.

Tentu bila pendukung Anies dan Ganjar bersatu bisa menjadi sinyal bahaya bagi pendukung Prabowo meski kedua pendukung capres itu memiliki latar belakang yang sangat berbeda satu sama lain. Namun bukan tidak mungkin itu terjadi dan menggagalkan pasangan Prabowo-Gibran di putaran kedua.

Dengan begitu salah satu kemungkinan muncul isu Jokowi ingin memperbaiki hubungan dengan Megawati untuk mengamankan ‘keberlanjutan’ yang tetap dipegang oleh pihak Ganjar dan Prabowo dibandingkan misi ‘perubahan’ yang dibawa koalisi Anies. Itu logis karena banyak proyek Presiden Jokowi seperti IKN Nusantara sangat berpotensi mangkrak atau terlambat sesuai rencana jika pihak Anies yang berhasil memenangkan pemilu dengan pemilu dua putaran.

Alhasil diharapkan dengan memperbaiki hubungan Megawati dan Jokowi bisa mendongkrak elektabilitas Ganjar dan bisa menyalib kembali Anies yang secara otomatis siapapun yang menang maupun Ganjar ataupun Prabowo, mayoritas program-program Jokowi akan tetap dilanjutkan dibandingkan bila Anies yang maju keputaran kedua dengan potensi kemenangan yang mungkin mengubah secara garis besar program pemerintahan Jokowi selama ini.

Namun tentu itu hanya sebatas dugaan karena berbagai pihak yang bersangkutan belum ada pengakuan secara terbuka. Tetapi semua kemungkinan masih terbuka terlebih politik di Indonesia sangat cair sehingga apapun masih bisa terjadi. Pastinya semakin dekat waktu pemungutan suara berbagai isu akan semakin menguat kepermukaan yang diupayakan untuk meraih kesuksesan di pesta demokrasi lima tahunan ini.  

Ikuti tulisan menarik Harrist Riansyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler