x

Mensesneg-Pratikno.-Foto-Ist

Iklan

Keitaro Elba Alfarizi

Penikmat Politik dan Sepak Bola
Bergabung Sejak: 20 Januari 2024

Kamis, 1 Februari 2024 11:31 WIB

Mengenal Pratikno, Sosok Pembantu Kepercayaan Presiden

Sosok ini sedang dalam sorotan. Dialah Menteri Sekertaris Negara Pratikno yang menjadi salah satu orang kepercayaan Presiden Jokowi. Berbagai tugas penting dari Jokowi diberikan kepada mantan Rektor UGM tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berbicara mengenai siapa orang kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masyarakat pada umumnya akan menyebut satu nama, yaitu Luhut Binsar Panjaitan. Namun masyarakat mungkin luput bahwa selain Luhut masih ada satu sosok setia yang siap menjalankan tugas-tugas yang diberikan Jokowi. Sosok tersebut yang tidak lain tidak bukan adalah Pratikno.

Sejak dimulainya kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nama Menteri Sekertaris Negara (Mensesneg) tersebut mulai sering terdengar di publik.  Pratikno mulai mengisi berbagai berita beberapa bulan terakhir. Persoalan mengenai isu mundurnya beberapa menteri presiden sampai isu Jokowi yang ingin menghentikan penyidikan KPK terhadap mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Setya Novanto, Pratikno tampil mewakili Presiden membantah kedua isu tersebut.

Selain menghiasi berita dengan menanggapi berbagai macam pertanyaan, Pratikno belakangan ini juga diterpa berbagai isu negatif. Beberapa isu tersebut, antara lain, dugaan manuver untuk menambah periode masa jabatan presiden, dan intervensi terhadap hakim-hakim Mahkamah Konstitusi soal syarat usia calon presiden dan wakil presiden pada Oktober 2023 lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendidikan

Pratikno tumbuh dari keluarga kelas menengah kebawah. Pratikno lahir pada tanggal 13 Februari 1962. Ia lahir dan dibesarkan di Desa Dolokgede, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Saat masa SD Pratikno bersekolah tanpa menggunakan sepatu. Ketika memasuki SMP beliau harus kos karena jarak beliau mengenyam pendidikan dengan kampung halamannya terpaut  puluhan kilometer dan tidak tinggal bersama kedua orang tua yang berprofesi sebagai guru.

Setelah lulus SMP beliau melanjutkan pendidikannya di Kota Bojonegoro. Tahun 1980 Pratikno lulus SMA dan melanjutkan kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) dengan mengambil jurusan Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL). Selama masa kuliahnya Pratikno menjadi mahasiswa yang cemerlang, aktif, dan mandiri.

Pada semester tiga beliau menjadi mahasiswa terbaik di jurusannya dan memenangi beberapa penghargaan lomba riset. Selain prestasi di bidang akademik, ia juga bergabung dalam kelompok diskusi. Selama menjalani masa kuliahnya Pratikno banyak menulis dan dikirim ke berbagai media untuk menambah penghasilannya.

Setelah mendapat gelar sarjana hasil dari lima tahun berkuliah pada tahun 1980-1985, Pratikno melanjutkan pascasarjana S2 di Development Administration University of Brimingham,  Inggirs, pada 1989-1991 dan S3 Political Science, Flinders University, Australia, pada 1992-1996.

Karier

Selepas lima tahun  menjalani kuliah, Pratikno diangkat menjadi dosen di kampus rakyat—julukan UGM—pada tahun 1986. Tahun 2001 karier Pratikno di UGM meningkat dengan dipercaya menjadi  wakil dekan bidang akademik FISIP UGM periode 2001-2004. Pada tahun 2003 karier Pratikno kembali menanjak dengan menjadi Direktur dan Pengajar di Program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah, di kampus yang memberikan kerja pertamanya.

Lahir dari keluarga yang kurang berkecukupan dan tumbuh di desa, Pratikno memiliki keinginan untuk meningkatkan sumberdaya perdesaan. Cara tersebut dilakukan dengan mendirikan LSM yang bernama Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos) sebagai komunitas berlajar bersama dengan tujuan menjadikan desa sebagai pusat pengembangan demokrasi, pembangunan, dan kesejahteraan sosial.

Tahun 2008-2012 Pratikno menjadi Dekan Fisipol UGM. Semasa menjadi dekan Pratikno juga mendapat pencapaian di tingkat nasional sebagai moderator debat Presiden 2009. Mengutip Kompas, Pratikno mengatakan menjadi moderator debat presiden tidak mudah karena sebagai akademisi harus bisa menghibur karena dimensi pertunjukannya sangat berat.

Setelah Usai menjabat sebagai dekan, karir akademisnya naik ketingkat selanjutnya. Tahun 2012 Pratikno menjadi Rektor UGM ke 14 pada periode 2012-2017. Ketika terpilih menjadi rektor Pratikno berjanji mengajak para akademisi untuk menentukan suatu kebijakan dan mengedepankan untuk menyelesaikan permasalahan secara bersama.

Baru setengah jalan menjalankan tugasnya sebagai rektor, di tahun 2014 beliau dipercaya, Joko Widodo, menjadi anggota tim ahli dan tim sinkronisasi program Jokowi-JK. Masuknya Pratikno ke dalam tim tersebut membuat beliau mundur dari poisisi tertingginya di bidang akademis. Kedekatan Jokowi dengan Pratikno terjadi karena sama-sama alumni UGM di masa yang sama 1980-1985 dan keberhasilan Pratikno sebagai salah satu anggota tim untuk memenangkan Jokowi sebagai presiden di Pemilu 2014 mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta.

Kedekatan dan keberhasilan tersebut membuat Jokowi mempercayai Pratikno menjadi Menteri Sekertaris Negara di periode pertama 2014-2019 dan kembali melanjutkan pekerjannya seusai Pilpres 2019 yang berkahir dengan kemenangan Jokowi atas Prabowo. Untuk kedua kalinya Pratikno ditunjuk Jokowi melanjutkan pekerjaanya sebagai menteri sejak tahun 2019 sampai sekarang.

Kepercayaan presiden terhadap menterinya tersebut membuat Pratikno ditunjuk untuk menyiapkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Tujuan undang-undang yang biasa disebut Omnibus Law adalah untuk mempermudah dan mempersingkat regulasi dan perizinan, meningkatkan kualitas investasi, menciptakan lapangan kerja yang luas serta memberikan kesejahteraan terhadap pekerja, dan memberdayakan UMKM. Undang-undang tersebut ditandatangani Presiden pada 2 November 2020.

UU Cipta Kerja dianggap bermasalah sehingga menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Pratikno mengakui adanya kekeliruan teknis namun menanggap bahwa tidak akan berpengaruh terhadap implementasinya. Pratikno akan memperbaiki Omnibus Law agar tidak kembali terjadi kesalahan.

Terlahir dari keluarga yang serba kekurangan sampai meraih pencapaian tertinggi di bidang akademis sebagai rektor di salah satu kampus terbaik di Indonesia, membentuk LSM, dan menjadi menteri di lembaga eksekutif selama hampir 10 tahun, apa yang telah dilakukan Pratikno patut diapresiasi.

Ikuti tulisan menarik Keitaro Elba Alfarizi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

59 menit lalu

Terpopuler