x

Acek Botak\xd

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 7 Februari 2024 13:56 WIB

Acek Botak, Peran Orang Tionghoa Dalam Perang Kemerdekaan

Acek Botak adalah sebuah novel karya Idris Pasaribu yang mengisahkan peran orang Tionghoa dalam Perang Kemerdekaan di Sumatra Utara.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Acek Botak

Penulis: Idris Pasaribu

Tahun Terbit: 2015

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Kaki Langit Kencana

Tebal: 354

ISBN: 978-602-8556-20-0

Saya membaca “Acek Botak” karya Idris Pasaribu setelah membaca “Merah Putih Golek Kencana” karya Pandir Kelana. Kedua novel ini mempunyai kesamaan tema. Keduanya mengangkat tema peran orang Tionghoa dalam Perang Kemerdekaan. Jika Pandir Kelana menulis novelnya saat masa Orde Baru, Acek Botak terbit tahun 2009 di masa Reformasi. Merah Putih Golek Kencana berlatar Semarang (Jawa), Idris Pasaribu memakai Labuhan Deli (Sumatra Utara) sebagai tempat kisahnya.

Kedua novel ini membuktikan bahwa sesungguhnya ada orang-orang Tionghoa yang ikut serta dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

Selain mengunggah tema peran orang Tionghoa dalam Perang Kemerdekaan, Idris Pasaribu juga memuati novel ini dengan topik asimilasi dan nasip orang Tionghoa dalam gelombang politik Indonsenia. Termasuk guncangan politik tahun 1965.

Idris Pasaribu membangun tokoh-tokoh Tionghoanya sebagai orang-orang yang bekerja keras dan tekun. Kerja keras dan tekun ini membuat mereka bisa hidup dengan sejahtera. Tak Siu Tak, sehari-hari dipanggil sebagai Atak. Namun karena pernah terkena penyakit dan rambutnya hilang, maka ia lebih dikenal sebagai Acek Botak.

Acek Botak datang ke Tanah Deli bersama dengan keluarganya, yaitu Tan Bun Nyan (ayah), Lim Sui Tin (ibu) dan 4 orang adiknya. Saat itu memang banyak orang Tionghoa yang datang ke Tanah Deli untuk menjadi kuli perkebunan tembakau. Tidak demikian dengan keluarga Acek Botak. Saat tiba di Tanah Deli, Sang ayah memutuskan untuk tidak mendaftar sebagai kuli kebun. Ia memilih untuk membuka kebun sayur. Ketekunannya berusaha membuat posisi sosial Tan Bun Nyan menanjak. Ia disegani oleh masyarakat di sekitarnya. Bukan hanya mereka yang Tionghoa, tetapi juga warga lainnya.

Idris Pasaribu menggambarkan bagaimana suasana perkebunan saat itu. Kisah-kisah kekejaman terhadap buruh, bahkan perkosaan terhadap buruh perempuan oleh mandornya diungkapnya. Idris mengungkapkan bagaimana para pedagang Tionghoa memanfaatkan strata sosial yang terbentuk di kebun sebagai trik memasarkan dagangannya. Idris Pasaribu juga menuliskan peristiwa-peristiwa yang membuat orang-orang Karo begitu benci dengan perusahaan perkebunan. Apa yang disampaikan oleh Idris Pasaribu tentang para kuli ini tidak kalah dari uraian Szekely-Lulofs di dua bukunya. Szekely-Lulofs menulis dua novel tentang perkebunan di Sumatra Utara. Kedua novel tersebut adalah Kuli dan Berpacu Nasip di Kebun Karet.

Tan Bun Nyan dan anak-anaknya memilih untuk menjadi orang Indonesia. Sejak awal datang, keluarga ini tidak pernah bermaksud untuk mengumpulkan kekayaan supaya bisa balik ke Tiongkok. Atak dan Ahong bergabung dengan Heiho saat Jepang datang. Ahong adalah seorang pemuda yang datang berama Atak dari Tiongkok. Mereka adalah kawan sekapal.

Saat tahu bahwa Jepang sudah kalah di berbagai tempat, Atak dan kawan-kawan Heihonya membentuk Kompi Batalyon Alap-Alap. Kompi yang dipimpin oleh Atak inilah yang merebut senjata dari guang Jepang dan menggunakannya untuk melawan Belanda, saat Belanda kembali menguasai Sumatra Utara.

Idris Pasaribu mengisahkan dengan sangat detail perang antara laskar-laskar yang ada di Sumatra Utara dengan Belanda. Termasuk kisah Revolusi Sosial yang banyak menelan korban dari kalangan bangsawan yang pro Belanda. Kisah detail ini saya yakin didapat dari sang ayah Cornell Pasaribu. Cornell Pasaribu adalah salah satu pimpinan lascar yang gigih melawan Jepang dan Belanda saat itu.

Tema asilimasi dituangkan oleh Idris Pasaribu melalui perkawinan Acek Botak dengan Sutinah, seorang perempuan Jawa dan Tan Gwat Pho – adik Atak, yang menikah dengan Daulat Ginting. Berbeda dengan pernikahan Atak dengan Sutinah yang lancer-lancar saja, pernikahan Tan Gwat Po dengan Daulat Ginting mendapat tentangan yang sangat hebat dari Lim Sui Tin – sang ibu. Titin (demikian Lim Sui Tin dipanggil oleh tetangga-tetangganya) tidak rela anak perempuannya menikah dengan huana. Namun melalui proses yang lumayan panjang, pernikahan keduanya bisa dilaksanakan. Bahkan hubungan antara kedua etnis ini dalam keluarga Bun Nyan semaki bersinergi. Ternyata dua budaya yang berbeda bisa saling melengkapi.

Kisah tentang perjuangan orang Tionghoa untuk menjadi Indonesia diulas dalam beberapa kisah. Diantaranya adalah perjuangan Acek Botak untuk bisa mendapatkan Piagam Veteran yang terhambat. Acek Botak tidak segera mendapatkan Piagam Veteran karena proses pembuatan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) tidak segera selesai. Penyelesaian Bukti Kewarganegaraan Acek Botak sampai harus melalui campur tangan tentara.

Permasalahan untuk mendapatkan SBKRI tidak hanya dialami oleh Acek Botak. Ayah dan ibunya juga mempunyai masalah yang sama. Bun Nyan sampai harus menjual beberapa asetnya supaya mendapatkan SBKRI. Kisah yang lebih tragis adalah saat A Lin (istri Ahong) yang harus mencari orang yang mirip dengan Ahong untuk proses foto SBKRI. Saat pemberitahuan bahwa pengajuan keluarga Ahong untuk menjadi WNI, Ahong sudah mati.

Kisah lain yag berhubungan dengan orang Tionghoa dan politik Indonesia yang dimuat dalam novel ini adalah tentang sangkaan kepada orang-orang Tionghoa sebagai komunis. Idris Pasaribu memakai kisah hidup Ahong, seorang pemuda Tionghoa yang tak paham politik, hidupnya harus berakhir di ujung bedil. Ahong yang mendaftar menjadi anggota BAPPERKI ditangkap dan dianggap sebagai anggota komunis.

Novel karya Idris Pasaribu ini mengungkap persoalan kemanusiaan. Kemanusiaan yang melintasi batas etnis, sosial dan budaya. 816

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler