Sebentar lagi bangsa Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi pemilihan umum untuk memilih calon presiden dan wakil presiden, pada 14 Februari. Selain itu juga akan dipilih anggota legislatif. Dalam pesta demokrasi 5 tahunan iin, berbagai upaya dilakukan calon untuk menarik simpati pemilihnya, salah satunya dengan kampanye.
Istilah kampanye tidak hanya di dunia politik, dunia pendidikan juga mengenal istilah kampanye. Kampanye itu adalah kampanye selamatkan bumi di ruang digital. Kampanye selamatkan bumi di ruang digital ini telah dilakukan oleh peserta didik kelas X SMA Negeri Pilangkenceng Kabupaten Madiun Provinsi Jawa Timur sebagai langkah solutif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada pelajaran fisika materi pemanasan global.
Pemanasan global telah menjadi isu global, karena tidak hanya menimpa bangsa Indonesia saja melainkan hampir seluruh belahan dunia. Pemanasan global ( global warming ) adalah sebuah peristiwa kenaikan suhu rata-rata bumi akibat peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer bumi. Kondisi suhu bumi saat ini telah mengalami peningkatan sebesar 2 – 5 0 C akibat pemanasan global.
Perubahan iklim yang tidak menentu akhir-akhir ini seperti kekeringan panjang, kebakaran hutan, potensi curah hujan ekstrim, banjir, tanah longsor serta meningkatnya suhu bumi membuat Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Budaya Riset dan Teknologi mengambil kebijakan dengan memasukkan materi pemanasan global pada kurikulum merdeka untuk pelajaran fisika fase E kelas X dengan capaian pembelajaran fisika pada akhir fase E yaitu diharapkan peserta didik memiliki kemamuan responsive terhadap isu-isu global dan berperan aktif dalam memberikan penyelesaian masalah sehingga akan tercapainya tujuan pembangunan yang berkelanjutan ( Sustainable Development Goals ).
Konten edukatif yang dibuat peserta didik dalam kampanye selamatkan bumi di ruang digital melalui media social instagram ( IG ) dengan tagar #fisika #pemanasan global #SMA Negeri Pilangkenceng # kampanye, merupakan pembelajaran dengan aksi nyata dalam dunia digital sehingga diharapkan peserta didik dapat memahami materi pemanasan global serta menumbuhkan sikap untuk mencintai lingkungan dan menjadi agen perubahan positif dalam mempromosikan selamatkan bumi “ save the world “ ditengah-tengah masyarakat maya. Ruang digital merupakan media yang sangat strategis, efektif dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama generasi milenial dan memberi efek massif untuk menyebarkan selamatkan bumi.
Sebagai pengajar dan pendidik, guru adalah sutradara di balik kesuksesan pembelajaran di kelas. Guru harus mampu mengembangkan soft skill dan hard skill nya agar tidak tertinggal dalam menstransfer ilmu di era digital ini. Pendidikan abad 21 merupakam pendidikan yang menititik beratkan pada pembajaran digitalisasi. Konsep kurikulum merdeka memberikan ruang ke peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran dan guru harus kreatif , karena pada hakekatnya pembelajaran fisika bertujuan membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman dan kemampuam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru abad 21 harus cakap dan terampil dalam menggunakan peralatan teknologi meski itu sederhana. Guru abad 21 selalu berusaha mencari dan mengembangkan metode / model pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan, kepribadian dan gaya belajar peserta didik.
Peserta didik adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan.
Semoga Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu memberi kita kekuatan untuk dapat mengantarkan mereka menggapai masa depan yang lebih baik.
Ikuti tulisan menarik Intan Bahriyah Maulidiyah lainnya di sini.
