x

Gambar ini diambil dari tangkapan layar dari akun youtube Channel 007 yang mengunggah \x22Elon Musk - MIT Aeronautics and Astronautics Department interview\x22

Iklan

rizqi adam

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Februari 2024

Sabtu, 9 Maret 2024 13:06 WIB

Elon Musk dan Pernyataannya yang Kontroversial

Elon Musk menilai penggunaan artificial intelligence secara umum sangat membahayakan. Penerbangan ke Mars atau bulan juga tidak memungkinkan 100 persen menggunakan Artificial Intelligence

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pernyataan Elon Musk mengenai "With Artificial Intelligence, we are summoning the demon" merupakan sebuah kutipan dalam wawancara eksklusif yang diadakan oleh MIT Aeronautics and Astronautics Department pada 24 Oktober 2014. Sebagian besar interview merupakan perbincangan tentang pertanyaan yang muncul pada benak publik diwakilkan oleh pembawa acara Jaime Peraire selaku Head Department of MIT Aeronautics and Astronautics mengenai kinerja SpaceX dalam roket buatannya serta maksud atau tujuan atas hal-hal yang dilakukan Elon Musk di SpaceX dan Tesla.

Sampai pada sesi pertanyaan, ada seorang bernama Bob bertanya mengenai pendapat Elon Musk bahwa apakah dia sudah siap untuk menggunakan kekuatan Artificial Intelligence untuk meninggkatkan dan memaksimalkannya secara benar? Lalu, Elon Musk memberikan pandangannya bahwa kita harus sangat berhati-hati dalam mengambil langkah yang tepat untuk memberdayakan Artificial Intelligence dikarenakan beberapa hal, salah satunya ialah pengawasan peraturan atau regulasi pemerintahan yang belum tertulis dan jelas untuk mengawasi hal tersebut.

Elon Musk juga mempertegas jawabnya dengan kalimat, “With Artificial Intelligence, we are summoning the demon”. Lalu Bob yang bertanya menarik kesimpulan bahwa kalau AI tidak dipergunakan apakah artinya tidak mungkin ada penerbangan ke Mars, dan Elon Musk menjawab bahwa tetap memungkinkan pergi ke Mars tanpa harus dengan bantuan AI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan pernyataan tersebut Elon Musk menilai bahwa penggunaan Artificial Intelligence secara umum memang sangat membahayakan, dan penerbangan ke Mars atau ke bulan juga tidak memungkinkan 100 persen menggunakan Artificial Intelligence, tetapi karena belum ada yang dapat mengontrol kecerdasaran buatan jika dibuat dalam tingkatan yang lebih tinggi maka kemungkingan hanya dapat membahayakan penggunanya sehingga, harus tetap diawasi dan diteliti lebih lanjut.

Kembali kepada permasalahan awal yaitu pengawasan peraturan baik dalam lingkup negri maupun global masih belum ada ketentuan jelas yang mengatur serta bertanggung jawab atas penggunaan Artificial Intelligence. Sehingga, jika terjadi kesalahan dalam pengendaliannya yang rumit dan kompleks siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana penanganan dengan pihak yang telah dirugikan.

Walaupun, pada masa sekarang ini sudah mulai banyak penggunaan Artificial Intelligence yang bersifat dasar, namun manusia sebagai pengguna masih berada pada pijakan yang paling bawah karena hanya dapat menggunakannya tanpa mengetahui kejelasan dari regulasi maupun dampak jangka panjang yang mungkin ditimbulkan jika terus menggunakan Artificial Intelligence.

Dikarenakan belum ada peraturan yang tetap dan jelas mengenai Artificial Intelligence banyak juga manusia yang tidak hanya menggunakannya AI untuk hal positif tanpa mendapat ganjaran atau hukuman yang setimpal. Sementara dengan mempertimbangkan dampak serta tantangan yang harus dihadapi, pentingnya semua manusia sebagai pengguna teknologi harus mempertimbangkan banyaknya risiko ataupun manfaat dari penggunaan Artificial Intelligence dalam kehidupan ini.

*) Artikel ini adalah tugas dari mata kuliah Komunikasi Digital yang diampu  Rachma Tri Widuri, S.Sos.,M.Si.” 
Penulis adalah mahasiswa semester 4 pada Prodi Produksi Media, Politeknik Tempo.

Ikuti tulisan menarik rizqi adam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

14 jam lalu

Terpopuler