Jurnalisme sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia tentunya terus mengalami perkembangan. Kehadiran internet juga mengubah dunia jurnalistik secara menyeluruh. Saat ini, jurnalisme tidak hanya hadir dalam bentuk tulisan, tetapi juga dalam bentuk audio, visual, serta audio-visual. Hal ini kita kenal sebagai jurnalisme digital.
Jurnalisme digital adalah penggunaan teknologi digital dalam memproduksi konten untuk publik secara umum. Penggunaan teknologi digital mengubah cara kerja jurnalis sehingga seorang jurnalis harus mendigitalisasi kontennya terlebih dahulu, sebelum disebarluaskan ke publik. Hal ini tentu memudahkan seorang jurnalis untuk dapat mendistribusikan konten beritanya dengan jangkauan yang lebih luas. Menariknya, kemudahan ini juga mendorong lahirnya media-media modern yang lebih kreatif dan inovatif.
Berdasarkan data Dewan Pers, terdapat 902 perusahaan media digital di Indonesia per Januari 2023. Salah satunya adalah Catch Me Up!. Di lansir dari situs resminya, Catch Me Up! adalah perusahaan berita berlangganan yang ingin pembacanya mendapatkan informasi teraktual setiap pagi. Perusahaan ini menyadari bahwa sebuah berita harus dibuat menyenangkan, ringan, dan mudah dicerna. Visi inilah yang membuat Catch Me Up! hadir dalam format yang berbeda.
Sebagai platform kurator berita pertama di Indonesia, Catch Me Up! merangkum berita dan mengirimkannya secara personal melalui surel ke para pelanggannya. Selain mengirimkannya melalui surel, Catch Me Up! juga memproduksi berita dalam bentuk visual dan audio-visual. Kedua bentuk ini mereka unggah setiap hari Senin-Jumat ke beberapa platform sosial media, yaitu Facebook, X, Instagram, Youtube, dan Tiktok. Namun, menurut pemantauan penulis, saat ini Catch Me Up! sudah tidak aktif di Youtube. Mereka terakhir menggunggah video pada 6 Januari 2023.
Catch Me Up! juga menggunakan bahasa yang ringan dan cenderung santai sehingga informasi yang disampaikan terasa lebih mudah untuk dipahami. Perusahaan ini memang memilih untuk tidak mengabarkan informasi setiap hari agar para pelanggan tetap memiliki jeda dari paparan informasi. Selain itu, perusahaan ini memang menargetkan perempuan sebagai target utama pembacanya. Menurut CEO Catch Me Up! Haifa Inayah, pemilihan target ini sebetulnya berasal dari keresahannya sendiri. Ia melihat bahwa ekosistem media di Indonesia terlalu berorientasi pada sudut pandang laki-laki. Oleh karena itu, Catch Me Up! memasukkan perspektif perempuan dalam berita yang dibagikan.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis menyimpulkan bahwa Catch Me Up! termasuk ke dalam jurnalisme digital dengan jenis meta and comment sites. Tim redaksi Catch Me Up! menyadur beritanya dari beberapa media arus utama, lalu mengolahnya menjadi sebuah rangkuman yang membantu pembacanya untuk tetap up to date di tengah kesibukannya. Para pembaca tidak lagi perlu menunggu tukang koran datang ke rumahnya. Selain itu, Catch Me Up! juga menjadi wadah interaksi antar sesama pelanggannya. Dengan media sosial, para pembaca dapat memberikan tanggapan hingga membagikan informasi yang ia baca kepada temannya dengan lebih mudah.
*) Artikel ini adalah tugas dari mata kuliah Komunikasi Digital yang diampu oleh Rachma Tri Widuri, S.Sos.,M.Si. Penulis adalah mahasiswa semester 4 pada Prodi Produksi Media, Politeknik Tempo.
Ikuti tulisan menarik Ariadne Khatarina Moniaga lainnya di sini.
