Mengajarkan anak-anak untuk peduli terhadap lingkungan merupakan investasi yang sangat berharga untuk masa depan bumi. Atas dasar inilah, kelompok 7 gelombang 1 PMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa) Universitas Muhammadiyah Malang melaksanakan program 3R (reduce, reuse, recycle) kepada anak-anak Desa Sumbersekar, RT.04/RW.02, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang (30/03)
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kelompok 7 gelombang 1 PMM UMM tahun 2024 dibimbing oleh Adhyatman Prabowo S.Psi., M.Psi sebagai Dosen Pembimbing Lapang, serta memiliki lima orang anggota kelompok, yakni: Kemal Nadi Febriansyah sebagai kelompok, dilanjut dengan Kharomain Alifian Rafi Musyaffa, Ridho Anggara Susanto, Alvita Aulia Rahmawati, dan Aisha Ayu Muthmainah H.
Dipilihnya konsep 3R untuk diperkenalkan kepada anak terletak pada fleksibilitas bagi orang yang mengaplikasikannya. Maka dari itu, untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat setiap orang akan memiliki metodenya masing-masing disesuaikan dengan kebutuhannya.
Untuk membuat kegiatan memiliki kesan yang menarik bagi anak-anak, prinsip yang digunakan adalah recycle (daur ulang). Anak-anak diminta untuk membuat suatu benda tertentu dari benda habis pakai yang berpotensi untuk merusak lingkungan atau menumpuk pada tong sampah apabila dibiarkan.
Pada kesempatan ini, anak-anak Dusun Krajan Desa Sumbersekar diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengolah kembali sampah plastik yang terkenal sulit terurai oleh tanah. Berbagai macam sampah plastik seperti botol air mineral, minuman gelas, serta kemasan lain yang terbuat dari plastik disulap menjadi benda baru yang lebih memiliki nilai.
Berkat kreativitas anak-anak Desa Sumbersekar, barang yang sebelumnya jika dibiarkan sembarangan berpotensi untuk merusak lingkungan, kini berubah menjadi vas bunga, tempat alat tulis, hingga hiasan interior ruangan.
“Memperkenalkan hal baru yang bersifat positif kepada anak-anak merupakan hal yang penting sehingga diharapkan dapat membantu mereka untuk membentuk karakternya. 3R tidak hanya berfokus untuk mengajak anak mengenal cara melawat lingkungan, melainkan juga mengasah kreativitas serta menumbuhkan rasa tanggung jawab anak sehingga dapat berpartisipasi merawat lingkungan dengan caranya sendiri,” ujar Kemal.
Ibu Siti selaku pengasuh TPQ Baitul Mubarok yang telah mengkoordinir para santrinya untuk mengikuti kegiatan yang telah kami laksanakan, beliau juga memberikan tanggapan: “Program edukasi yang dilaksanakan kepada anak-anak memberikan mereka pengetahuan untuk memanfaatkan sampah atau barang bekas di sekitar mereka, sebelumnya mereka baru diajarkan bagaimana memisahkan sampah kemudian menjual barang bekas yang masih laku,” ujarnya.
Menurut beliau juga, Anak-anak yang biasanya mengisi waktu luang dengan bermain, kini menambah kegiatan mereka dengan membuat kerajinan tangan yang beraneka rupa, seperti kincir angin, vas bunga, dan lain sebagainya. Kegiatan ini juga sebagai pengembangan bakat dan imajinasi anak-anak dalam berkarya.
Bu Siti juga berharap adanya dampak berkelanjutkan pada kegiatan seperti ini kedepannya. “Harapan saya semoga program ini berkelanjutan dan diajarkan ke semua kalangan, tidak hanya ke anak-anak saja. Kegiatan seperti ini (daur ulang) juga memberikan dampak bagi masyarakat, selain itu juga sebagai penanggulangan pembuangan sampah yang sembarangan terutaa sampah plastik,” sampai beliau.
Ikuti tulisan menarik Pengelana Literasi lainnya di sini.
