x

Kendaraan pemudik melintas menuju gerbang Tol Cipali, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Kamis, 24 Desember 2020. Arus mudik liburan Natal dan Tahun Baru yang melewati Tol Cipali terpantau ramai lancar. ANTARA/Dedhez Anggara

Iklan

Muhammad Rizal Firdaus

Content Writer
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Sabtu, 6 April 2024 08:50 WIB

Bukan Hanya Sekadar Pulang ke Kampung Halaman, Inilah Arti Mudik dalam Berbagai Pandangan

Mudik memiliki arti yang luas tidak hanya sekadar pulang ke kampung halaman.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seiring dengan dengan berakhirnya bulan Ramadan dan datangnya hari raya Idul Fitri, tradisi yang lekat dengan masyarakat Muslim Indonesia adalah Mudik.

Mudik artinya pulang ke kampung halaman, lebih lengkapnya dalam kamus besar bahasa Indonesia, Mudik berarti “Pulang ke udik atau pulang ke kampung halaman bersamaan dengan datangnya hari Lebaran.

Secara istilah mudik bisa juga memiliki arti yang mendalam, mudik bukan hanya sekadar dimaknai sebagai fenomena pulang ke kampung halaman, namun juga dimaknai dalam berbagai hal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski istilah mudik tidak dikenal dalam tradisi Islam, mudik memiliki arti yang luas bagi masyarakat muslim di Indonesia. Adanya tradisi mudik bisa dimaknai sebagai adanya penggabungan antara tradisi dan ajaran Islam.

Seperti halnya para Walisongo yang mampu memadukan tradisi Jawa dengan ajaran Islam, mudik juga dapat dimaknai demikian. Mudik dalam kacamata Islam bisa dimaknai sebagai sarana silaturahmi dengan orang tua yang ada di kampung halaman.

Selain itu, mudik dapat dimaknai sebagai proses untuk kembali ke suci, yang mana hal ini juga sesuai dengan makna Idul Fitri yaitu kembali ke fitri (suci), dengan adanya tradisi mudik diharapkan para perantau yang kembali ke kampung halamannya bisa kembali dalam keadaan suci.

Tidak hanya itu, mudik juga bisa dimaknai sebagai wujud penghormatan kepada orang tua, dan kerabat yang ada di kampung halaman, dengan adanya tradisi mudik bisa dimaknai sebagai ajang silaturahmi antara saudara dan kerabat yang sudah lama tidak bertamu.

Dengan begitu, mudik erat kaitannya dengan tiga hal pokok yaitu, kebutuhan kultural untuk mengunjungi orang tua dan keluarga, berziarah ke makan kerabat atau keluarga yang telah mendahului, dan menilik warisan tinggalan keluarga di tempat asal.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Rizal Firdaus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB