Meretas Isolasi, Membangkitkan Batang Tarandam, Meraih Harapan

Rabu, 15 Mei 2024 19:55 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Membincangkan soal seni rupa di kawasan Tanggamus tak boleh melupakan dan Sanggar Pelukis Tanggamus. Pasalnya, sanggar pelukis Tanggamus –disingkat PETA---yang berdiri sejak tahun 1985 ini kiprahnya sangat signifikan kalau kita bicara dunia seni rupa Tanggamus.

Membincangkan soal seni rupa di kawasan  Tanggamus haruslah tak boleh lupa  dan menyertakan sanggar Pelukis Tanggamus. Pasalnya, sanggar pelukis Tanggamus –disingkat PETA---yang berdiri sejak tahun 1985 ini kiprahnya sangat signifikan kalau kita bicara dunia seni rupa Tanggamus.

Sanggar PETA yang keberadaanya diinisiasi pelukis senior Nurbaito ini aktif menggelar pameran di wilayah Gisting, Kota Agung, Talang Padang dan Bandar Lampung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Founder sanggar PETA Nurbaito mengisahkan yang menjadi bidikan utama dari sanggar adalah anak-anak sekolah dan para dewan guru. Muaranya PETA ingin memberikan motivasi, mengedukasi dalam mengapresiasi sebuah karya seni khususnya seni lukis.

Namun hampir tiga decade PETA vakum dan absen dari berbagai kegiatan pameran di kawasan Tanggamus. Penaka batang tarandam –seperti batang yang terendam—yang menjadi musababnya sebagain anggotanya migrasi pindah ke berbagai kota di luar Tanggamus.

https://www.indonesiana.id/images/all/2024/05/14/f202405142325464.jpg

Namun kiprah anggota yang masih bermukim di Tanggamus tetap aktif berkarya. Bahkan tak pernah absen mengikuti berbagai pameran tak hanya di Bandar Lampung tetapi di kota-kota kawasan regional Sumatera bahkan juga merambah kota Jakarta, Yogyakartadan Bali.

Terkini dalam kurun waktu akhir-akhir ini pelukis anggota PETA sering dilibatkan  menjadi Juri FLS2N Tingkat Kecamatan Gisting.Namun untuk ke jenjang berikutnya, PETA tak bisa memantau lagi proses seleksi karena tidak ada akses ke arah sana.

“Inilah yang menjadi latar belakang  mengapa PETA kembali gelaran pameran seni rupa lagi di Kawasan Kabupaten Tanggamus,” ujar Nurbaito. 

Gebrakan perdana sanggar Pelukis Tanggamus (PETA) menaja perhelatan pameran lukisan bertajuk “Menembus Isolasi Tanggamus”. Pameran lukisan ini akan digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Gisting Bawah,  .Gisting, dari 15 – 21 Mei 2024. Dalam pameran bersama ini sekira 60  lukisan hasil kurasi dipajang yaitu karya pelukis Nurbaito, Ongky Sanjaya,Rudi Ndho Boy, Jefri Santoso,  Lukas Juwahir dan Ikem Suciati.

Ketua Sanggar PETA Nurbaito mengatakan pameran ini selain bertujaun untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional juga karena rasa keprihatinan akan nasib seni rupa yang penaka batang tarandam.

“Potensi seni rupa tanggamus terabaikan dari infra struktur dan ekosistem kesenian (seni rupa) Tanggamus. Bagaimana tidak ketika stakeholder terkait menggelar  kegiatan workshop seni rupa atau  penjurian lomba melukis ironisnya Pemkab Tanggamus justru mendatangkan  nara sumber perupa dari Bandar Lampung,” tandas Nurbaito..

Maka gelaran pameran  perdana ini, tandas Nurbaito, dengan tegas mengusung tema  “Menembus Isolasi Tanggamus”. Apa musababnya? Pasalnya, karena selama ini sanggar  PETAjustru  tak pernah dikenal di kawasan Tanggamus karena terisolasi ekosistem kesenian yang tak sehat.

Padahal potensi dan anggota presatasi anggota PETA cukup membanggakan tak hanya untuk Tanggamus tetapi untuk provinsi Lampung. Kiprah beberapa anggota PETA pernah malang melintang di ajang  pameran dan kompetisi di berbagai kota antara lain; Bandar Lampung, Jakarta, Jogjakarta, dan Bali.  

Bahkan pelukis PETA anggota yang beberapa kali telah membawa harum nama Tanggamus dalam kompetisi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh GNI (Galeri Nasional Indonesia) di Jakarta. Anggota PETA mencatatkan nama di blantika seni lukis nasional dan menulis sejarah untuk Tanggamus. Dan ini bukan omong kosong, karena jejaknya masih bisa dilacak.

Dengan pameran ini PETA ingin merayakan Pendidikan Nasional 2 Mei sekaligus hari Kebangkitan Nasional 20 Mei. Pameran ini diharapkan bisa membuka jalan dan jadi stimulan dalam menumbuhkembangkan  bibit-bibit baru para perupa muda. Muaranya ke depan harapannya ekosistem kesenian (seni rupa) Tanggamus semakin baik dan senimannya tak terisolir. Tanggamus kembali bisa berjaya di jagad seni rupa nasional.

“PETA ingin membangkitkan batang tarandam.Mengangkat kembali potensi seni rupa Tanggamus. Harapannya Dinas dan instansi terkait memberikan ruang berekspresi bagi para pelukis untuk berpameran,” ujar Nurbaito mengingatkan.

 

Pameran lukisan bertajuk : “Menembus Isolasi Tanggamus” ini mengusung spirit kebersamaan dan keberagaman memberikan sajian ekspresi yang menarik dan estetik.

Mak Ganta, Kapan Lagi. Mak Kham Siapa Lagi? Kalau tak sekarang , Kapan lagi?, Kalau tidak kita siapa lagi?

 

Christian Heru Cahyo Saputro, Jurnalis, Pengamat Seni Rupa, asal Bandar Lmapung kini bermukim di Semarang, Jawa Tengah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua