Teknik Dakwah di Era Modern dengan Tuntunan Kitab Madhol Ilmi Dakwah

***

Oleh:  Putri Kurnia Illahi, Mahasiswi Prodi KPI Semester IV STIBA Ar Raayah

Dakwah merupakan kewajiban penting seorang muslim.. Dengan berdakwah, seseorang dapat menyebarkan kebaikan dan mengajak orang lain dalam mengenal syariat-syariat Islam. Salah satu rujukan penting dalam ilmu dakwah adalah kitab Madhol ila Ilmi Dakwah, yang membahas berbagai aspek dakwah secara mendalam.

Kitab madhal ila ilmi dakwah (Usul Dakwah) yang ditulis oleh Syeikh Muhammmad Alfath Al bayanuni di gunakan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah prodi Komunikasi Penyiaran Islam sebagai bahan ajar dalam mata kuliah khusus. Kitab ini memiliki banyak  kelebihan dalam penyampaian praktik berdakwah di tengah masyarakat.

Bahasanya yang ringan memudahkan pembacanya dalam memahami setiap makna yang terkandung dalam kitab tersebut. Kitab ini menjelaskan bagaimana metode berdakwah yang benar sesuai tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.Pembagian materi yang tercantum dibuku ini terbagi menjadi delapan bab, dimulai dengan muqoddimah penulis dan diakhiri dengan permasalahan yang muncul dalam dakwah.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab ini, penulis menyatakan bahwa dakwah bukan sekedar penyampaian belaka, melainkan tak luput dari gabungan tiga unsur yakni penyampaian, pengajaran,dan praktik nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Sejarah penyebaran dakwah terbagi menjadi empat  marhalah, yang pertama dakwah sebelum islam, kedua dakwah dizaman rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan pemerintahan al-Khulafāʾ al-Rāsyidūn. Ketiga,dakwah di pemerintahan umawwiyah,al-abbasiyah,dan usmaniyyah. Dan terakhir, dakwah pada era modren.

Dakwah selalu menghadapi tantangan yang berbeda sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat. Dakwah harus dikemas sedemikian rupa agar diterima dan dipahami oleh masyarakat. seorang da’i juga harus memiliki strategi khusus dalam menghadapi masyarakat.

Tidak semua dakwah  bisa diterima begitu saja. Dengan begitu sebelum menyampaikan dakhwahnya, seorang da’i mestinya merujuk pada karateristik yang baik, sesuai alquran  dan hadis, serta  memiliki jiwa Tangguh yang mana pesan-pesan dakwah bisa tersampaikan, sehingga apa yang dipraktikkan sejalan dengan apa yang disampaikannya.

Seorang da’I seharusnya menyampaikan dakwah hendaklah dengan bertutur kata yang lembut, dan menghindari perdebatan, karna berdebat merupakan sifat tercela dan dapat menciptakan permusuhan. Begitu juga menjadi qudwatun hasanah, dimana da’i menjadi figure untuk dijadikan sauri teladan.

Di era globalisasi saat ini banyak sekali media untuk menyampaikan dakwah, salah satunya adalah media sosial. Media sosial merupakan cara efektif menyebarkan dakwah, karena generasi saat ini lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan media sosial daripada pergi ke majlis ta’lim.

Kenyataan menunjukkan bahwa globalisasi telah mendorong banyak masyarakat untuk mengikuti trend budaya Barat, yang sering menjauhkan mereka dari agama islam. Bahkan tidak sedikit yang melupakan syariat agama mereka sendiri.

Oleh karena itu,menjadi seorang da’i tidak semudah yang dibayangkan. Karena itu berdakwah tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Harus memiliki perencanaan dan persiapan yang matang. Apalagi strategi yang disusun dengan rapi, agar mendapatkan pesan-pesan dakwah dan bernilai dihadapan masyarakat. Dan masyarakatpun dapat menerima dakwah dengan senang hati. Mari kita jadikan dakwah sebagai bagian dari kehidupan kita, dengan tetap mengutamakan akhlak yang baik, penyampaian yang bijak, serta pemahaman yang mendalam. Semoga setiap langkah kecil dalam berdakwah menjadi ladang pahala dan membawa manfaat bagi banyak orang.

Sukabumi, 16 Februari 2025 

*) Artikel ini merupakan tugas mata kuliah Penulisan Akedemik pada Semester IV KPI STIBA Ar Raayah