Strategi Promosi Multimedia untuk Mengembalikan Popularitas Late Night
Senin, 3 Maret 2025 14:24 WIB***
Film Late Night (2019) menggambarkan bagaimana sebuah acara talk show larut malam, Late Night with Katherine Newbury, mengalami tantangan besar dalam mempertahankan popularitasnya. Acara ini mulai kehilangan daya tarik karena dianggap ketinggalan zaman dan sulit bersaing dengan program lain yang lebih segar dan relevan dengan audiens modern.
Katherine Newbury, sebagai pembawa acara, memiliki gaya humor yang formal dan eksklusif, yang membuatnya sulit menjangkau generasi muda yang lebih menyukai konten ringan, interaktif, dan dekat dengan kehidupan mereka. Selain itu, kurangnya keberagaman dalam tim penulis juga menjadi masalah besar. Mayoritas anggota timnya adalah laki-laki kulit putih, sehingga perspektif yang dihadirkan dalam acara cenderung monoton. Kehadiran Molly Patel, seorang wanita keturunan India, membawa ide-ide segar, tetapi pada awalnya ia menghadapi resistensi dari rekan-rekannya yang sudah terbiasa dengan cara kerja lama. Untuk mengembalikan relevansi acara ini, strategi kampanye promosi multimedia dapat diterapkan dengan beberapa pendekatan berikut:
1. Rebranding dan Pemanfaatan Media Sosial
Agar lebih relevan dengan tren saat ini, Late Night perlu memanfaatkan platform digital seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Konten yang dibagikan bisa berupa cuplikan acara yang menarik, sesi di balik layar, hingga segmen eksklusif yang dibuat khusus untuk media sosial. Dengan cara ini, acara tidak hanya bergantung pada penayangan di TV tetapi juga membangun komunitas online yang lebih luas.
2. Menonjolkan Keberagaman dan Inklusivitas
Salah satu daya tarik utama yang bisa ditonjolkan dalam promosi acara adalah keberagaman perspektif. Dengan menampilkan gaya humor yang lebih dekat dengan realitas masyarakat modern, acara ini bisa lebih menarik bagi generasi muda yang mengutamakan representasi dalam media yang mereka konsumsi. Konten interaktif, seperti sesi Q&A dengan penonton atau challenge media sosial, dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan keterlibatan audiens.
3. Kolaborasi dengan Influencer dan Komedian Digital
Mengundang influencer atau komedian digital yang memiliki pengikut kuat di media sosial bisa menjadi strategi yang efektif untuk menjangkau audiens baru. Kolaborasi ini bisa berupa kehadiran mereka sebagai bintang tamu atau bahkan co-host tamu dalam beberapa episode, sehingga acara bisa menarik perhatian segmen penonton yang lebih luas.
4. Analisis Data untuk Menyesuaikan Strategi
Agar program tetap berkembang, tim produksi perlu melakukan analisis data secara berkala untuk melihat konten mana yang paling banyak ditonton dan dibagikan oleh audiens. Dengan memahami pola konsumsi media yang sedang tren, strategi promosi bisa lebih disesuaikan agar tetap menarik dan relevan.
Dengan pendekatan kampanye promosi multimedia yang lebih digital, inklusif, dan interaktif, Late Night with Katherine Newbury memiliki peluang besar untuk kembali populer dan mempertahankan relevansinya di era media modern. Pemanfaatan media sosial, promosi keberagaman, kolaborasi dengan figur populer, serta analisis data menjadi langkah penting dalam membangun ulang citra acara agar lebih sesuai dengan ekspektasi audiens masa kini.
*) Artikel ini adalah tugas dari mata kuliah Komunikasi Digital yang diampu Rachma Tri Widuri, S.Sos.,M.Si.”

Mahasiswa Politeknik Tempo
0 Pengikut

Etika dalam Periklanan dan Media Sosial: Dua Kasus Kontroversial di Indonesia
Sabtu, 3 Mei 2025 19:28 WIBStrategi Promosi Multimedia untuk Mengembalikan Popularitas Late Night
Senin, 3 Maret 2025 14:24 WIBArtikel Terpopuler