Makna, Fungsi, dan Kandungan Al-Quran

Senin, 30 Juni 2025 12:19 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Al quran
Iklan

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi sumber utama ajaran dan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia.

1. Makna Al-Quran

Secara istilah, dari pandangan Manna’ Al-Qathan, Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diwahyukan terhadap Nabi Muhammad Saw. Dan membacanya mendapat ganjaran berupa pahala. Selain itu Al-Qur’an juga memiliki makna sebagai Kalamullah, yaitu kalam Allah Subhanahu wa Ta’ala yang disampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melalui perantaraan Jibril. Meskipun kalam (perkataan) juga dimiliki oleh manusia dan jin, malaikat, bahkan hewan, tentu saja kalam Allah Subhanahu wa Ta’ala berbeda dari kalam makhluk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Fungsi Al-Quran

Fungsi Al-Qur’an yaitu sebagai, mau’idhah (pengajaran dan peringatan), sebagai syifa’ (obat), sebagai hudan (petunjuk), sebagai rahmah (rahmat) dan sebagai furgan (pembeda).

a) Mau’idhah

Mau’idhah adalah peringatan yang ditujukan terhadap orang agar melembutkan perasaanya, yang diikuti dengan imbalan dan peringatan. Q.S. Yunus ayat 57, menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah mau’idhah yang berarti pengajaran dan peringatan yang bermakna bahwa hal tersebut tentu dari Allah Swt, karena Al-Qur’an merupakan kalamullah, pada intinya adalah pedoman-pedoman hidup yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

b) Syifa’

Syifa’ mempunyai arti yaitu obat. Al-Qur’an menjadi asy- syifa’ bagi penyakit yang ada di tengah-tengah masyarakat, baik itu penyakit individu ataupun penyakit masyarakat. Al- Qur’an adalah obat untuk berbagai macam penyakit, baik itu penyakit fisik, penyakit hati dan segala penyakit yang lainnya. Jika mengalami sakit, rujukan utama pengobatan yang dilakukan adalah melihat Al-Qur’an, karena sejatinya hanya Allah Swt Yang Maha Menyembuhkan.

c) Hudan

Fungsi Al-Qur’an yaitu hudan (memberi petunjuk) kepada semua orang untuk membawak ke arah tujuan yakni arah kejujuran dan kesejahteraan, memiliki kenyakinan dan kepercayaan yang tinggi terhadap Allah Swt, bahwa Allah Maha Pemberi Pedoman. Di dalam Al-Qur’an ada keterangan mengenai cara-cara menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah, namun Al-Qur’an harus dibaca serta diamalkan, jika tidak maka Al-Qur’an tidak akan menjadi pedoman arah untuk manusia. Al-Qur’an merupakan arah agar setiap umat islam mendapat kenyaman, dan keberkahan hidup di dunia dan akhirat.

d) Rahmah

Rahmah merupakan bahasa Arab yang berarti rahmat, mengandung konotasi “riqgh taqtadli al-Ihsan ila al-marhum,” yaitu perasaan kasih sayang lembut yang ditujukan kebajikan terhadap yang disayangi. Islam merupakan agama rahmat, dan tidak ada Islam yang tidak membawa rahmat. Oleh karena itu, Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an adalah Islam yang membawa rahmat, dan Islam yang tidak membawa kasih saying bukanlah Islam yang searah dengan pola Al-Qur’an. Dengan demikian, Al-Qur’an dan hadits menjadi dasar bagi bangunan rahmat, bukan sekadar kata dan huruf.

e) Al-Furqan

Kata furqan berasal dari kata faraqa, yang berarti “pembanding”. Dalam surah Al-Baqarah ayat 2, Al-Qur’an digambarkan sebagai pembanding (furqan) antara yang benar dengan yang salah, antara yang salah dengan jalan yang benar, dan antara jalan kebaikan dengan jalan yang buruk. Allah SWT memberi manusia hati, indra, dan akal, sehingga mereka dapat merasakan kebenaran dan membandingkan yang benar dengan yang salah. Jika seseorang dapat mengontrol nafsunya dengan baik, mereka dapat membedakan hal itu.

3. Kandungan Al-Quran

Di dalam Al-Qur’an terdapat isi kandungan yang merupakan pokok penting yang ada di dalam Al-Qur’an yaitu akidah, ibadah, akhlak, hukum, dan kisah. Isi kandungan Al-Qur’an ini membahas secara komperehensif mengenai segala aspek di alam semesta ini. Dari segi isinya, Al-Quran menegaskan pentingnya keimanan kepada Allah, memberikan tata cara beribadah yang benar, menetapkan hukum- hukum yang mengatur kehidupan sosial dan ekonomi, serta menanamkan nilai-nilai moral dan etika.

a) Akidah

Perilaku yang baik tidak dapat dianggap sebagai kepatuhan jika tidak disertai dengan akidah dan tauhid. Akidah adalah bagian terpenting dari iman seseorang, dan karena akidah pada dasarnya adalah kenyakinan, seseorang dianggap benar-benar beriman. Akidah juga terkait dengan tauhid, atau pengesaan Allah, yang berarti mengakui bahwa Allah Swt adalah tuhan tunggal.

b) Ibadah

Ibadah menurut etimologinya, itu berarti merendahkan diri. Sebaliknya, merendahkan diri terhadap Allah Swt, atau melakanakan semua yang diajarkan-Nya melalui perkataan para Rasul-Nya, dianggap sebagai ibadah. Ibadah adalah komponen utama kedua Al-Qur’an setelah akidah. Ibadah berarti melakukan sesuatu karena perintah Allah Swt, merendahkan diri di hadapan Allah Swt dengan niat hanya karena Allah Swt dan cinta kepada Allah Swt.

c) Akhlak

Mengingat bahwa nabi Muhammad adalah contoh teladan terbaik di dunia, tidak mengherankan bahwa Al-Qur’an menjelaskan akhlak luar biasa nabi Muhammad. Karena itu, siapapun yang ingin meneladani akhlak nabi Muhammad harus mempertimbangkan hal-hal ini (Q.S. Al-Ahzab: 21). Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa jiwa nabi Muhammad adalah suri teladan bagi kita semua. Kemudian dijelaskan lagi bahwa itu ditujukan kepada orang-orang yang menginginkan kasih sayang Allah, mengharapkan hari akhir, dan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.

d) Hukum

Hukum Islam adalah khitbah Allah yang erat hubungannya dengan perlakuan para mukallaf, selain bersifat arahan, pilihan, atau penetapan tentang hal-hal. Itu dibangun berdasarkan akidah tauhid, yang bertujuan untuk menjamin keamanan, keamanan, dan kebahagian bagi semua orang. Pada dasarnya, hukum Islam yang dibahas dalam Al- Qur’an terdiri dari dua topik utama, yaitu apa yang harus dilakukan oleh manusia untuk membangun hubungan dengan sang pencipta, dan apa yang harus dilakukan oleh hamba untuk membangun hubungan yang nyaman dan hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan mereka.

e) Kisah

Al-Qur’an terdiri dari kisah-kisah tentang manusia- manusia sebelumnya, baik yang telah hancur atau yang telah berkembang. Kisah-kisah ini tidak hanya memberi kita pelajaran hidup, tetapi juga menunjukkan bahwa orang-orang sebelumnya benar-benar ada dan mengandung pelajaran hidup. Kisah dapat digunakan sebagai sarana yang halus untuk memperbaiki kedurhakaan dan kekhilafan seorang individu atau kelompok serta memberikan pelajaran kepada mereka.

 

 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Adzra Zaliya Javiera

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Makna, Fungsi, dan Kandungan Al-Quran

Senin, 30 Juni 2025 12:19 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler