Muji Setiyo adalah dosen dan peneliti aktif di Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Magelang - Kampus Unggulan Muhammadiyah
Mengintip Inovasi Hijau di Desa Talunombo; dari Sampah Plastik Menjadi Energi
Jumat, 18 Juli 2025 10:21 WIB
Desa Talunombo mengolah sampah jadi energi lewat teknologi pirolisis. Dari plastik jadi BBM, dari limbah lahir solusi ekonomi dan lingkungan.
Di kaki perbukitan Wonosobo, tepatnya di Desa Talunombo, sebuah langkah inovatif tengah berlangsung dalam pengelolaan sampah. Bukan hanya sekadar memilah dan mendaur ulang, namun desa ini sudah melangkah lebih jauh dengan teknologi pirolisis, sebuah metode mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
13,6 Ton Sampah Dikelola Tiap Bulan
Di bawah naungan TPS3R Lestari, Desa Talunombo kini mampu mengelola hingga 13,6 ton sampah setiap bulannya, melayani lebih dari 430 kepala keluarga. Proses pengolahan dilakukan secara mandiri, mulai dari pemilahan antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik dijadikan pupuk, sementara sampah plastik diproses melalui alat pirolisis.
Mengolah Sampah Plastik Jadi BBM
Alat pirolisis yang digunakan memang masih sederhana, dengan kapasitas 50 kg per proses. Namun, dari 50 kg plastik, alat ini mampu menghasilkan sekitar 40 hingga 45 liter bahan bakar minyak. Tentu saja, ini bukan sekadar angka. Secara ilmiah, berat jenis minyak hasil pirolisis sekitar 0,84, yang berarti 45 liter tersebut tidak sama dengan 45 kg—sebuah detail penting bagi pemahaman teknis.
Proses pirolisis ini juga menghasilkan residu char yang kemudian dipadatkan menjadi briket. Briket ini sangat berguna terutama saat terjadi kelangkaan LPG. “Kalau sulit mendapatkan gas, briket ini bisa jadi alternatif. Bahkan, jika direndam minyak hasil pirolisis, bisa menyala lebih cepat,” jelas salah satu pengelola.
Teknologi yang Masih Bisa Dikembangkan
Saat ini, alat pirolisis di Talunombo masih bersifat statis. Namun, ide-ide pengembangan terus mengalir. Salah satu gagasan adalah menambahkan mekanisme getar, agar plastik dalam reaktor bisa lebih merata dan cepat meleleh. Bahkan, ide pemantauan jarak jauh melalui sensor dan aplikasi smartphone mulai digagas. Dengan transduser dan sistem kendali, Pak Lurah pun bisa memantau kinerja alat langsung dari kantor desa.
Konsep Ekonomi dan Lingkungan Sekaligus
Dampak alat pirolisis bukan hanya soal energi. Secara lingkungan, ia mampu mengurangi beban plastik yang mencemari. Secara ekonomi, produk minyaknya dapat dimanfaatkan untuk mesin-mesin industri atau sebagai bahan bakar pembakar. Walaupun belum layak untuk kendaraan bermotor, tapi sangat berguna untuk sektor industri skala kecil.
Menariknya, Desa Talunombo juga membeli sampah plastik dari desa-desa sekitar dengan harga Rp1.000/kg. Ini menciptakan rantai ekonomi sirkular yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Dampak Sosial dan Edukasi yang Tumbuh
Kini, TPS3R Lestari tidak hanya menjadi tempat pengolahan sampah, tapi juga tempat belajar. Anak-anak sekolah kerap berkunjung untuk mengenal pengelolaan sampah dan energi terbarukan. “Ada tiga dampak yang kami harapkan: lingkungan, ekonomi, dan sosial. Tapi Pak Lurah menambahkan satu lagi: pendidikan,” ujar pengelola sambil tersenyum.
Dan benar, sentuhan pendidikan ini bisa menumbuhkan budaya baru: budaya bersih, budaya sadar lingkungan, dan pada akhirnya membentuk peradaban desa yang tangguh secara ekologis dan ekonomis.
Refleksi
Teknologi pyrolysis menawarkan potensi ekonomi yang menjanjikan, namun prioritas utamanya tetap harus pada perlindungan lingkungan. Jangan sampai inovasi ini justru dimanfaatkan semata-mata untuk keuntungan finansial, sementara persoalan sampah plastik tak kunjung terselesaikan. Industri pengelolaan sampah yang ideal justru adalah yang kehabisan pasokan plastik karena masyarakat telah berhasil menekan konsumsi dan meminimalkan limbah. Pyrolysis dapat menjadi solusi transisi menuju masa depan bebas plastik, asalkan dijalankan secara arif dengan menyeimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan dan kelayakan usaha.

Professor in Mechanical and Automotive Engineering - Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA)
1 Pengikut

Menguak Misteri Plat Tambahan di Tabung Elpiji
Rabu, 6 Agustus 2025 17:38 WIB
Siapa Paling Serius Menyongsong Kendaraan Listrik di ASEAN?
Minggu, 20 Juli 2025 06:59 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler