x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Demam Blusukan

Bila tidak ada perbaikan yang mendasar, berarti kegiatan blusukan para menteri tidak efektif.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“You´re not perceiving what's out there. You're perceiving whatever your brain tells you.” 

--David Eagleman, Incognito: The Secret Lives of the Brain

 

Melihat acara teve hari-hari ini, saya seperti tengah menonton reality show: ada menteri yang melompati pagar untuk mengetahui kondisi tempat penampungan calon TKI, ada menteri yang mendapati pramugari merokok di tempat yang tak semestinya, ada pula yang keliling kantor barunya untuk memperkenalkan diri dan mengetahui kerja anak buahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sidak atau inspeksi mendadak alias blusukan rupanya memang lagi digemari oleh para menteri baru. Sebagian menteri sudah melakukannya sebelum duduk di kabinet. Sebagian lainnya baru kali ini, barangkali karena mengikuti langkah Pak Jokowi (Sebelumnya, Pak Dahlan Iskan termasuk menteri yang rajin blusukan).

Dengan diliput langsung oleh awak media televisi, kesannya seperti ingin menunjukkan bahwa mereka langsung bekerja di lapangan. Kesan bahwa para menteri ini tengah membangun citra positif memang tidak terhindari. Namun, jika kita berprasangka positif, upaya untuk mengetahui keadaan lapangan dengan mata kepala sendiri patutlah didukung.

Unsur dadakan merupakan hal penting dalam kegiatan blusukan ini. Situasi yang dijumpai oleh menteri akan persis seperti aslinya, bukan setting-an yang dikondisikan Agar Bapak Senang (ABS) karena menteri melihat segala sesuatunya beres. Bila informasi mengenai rencana blusukan bocor, kondisi lapangan yang dijumpai menteri ‘bisa diatur’.

Melalui kegiatan blusukan, menteri dapat mendengarkan secara langsung masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Misalnya, pengurusan perizinan yang birokrasinya panjang dan butuh waktu lama. Atau, mendengar keluhan rakyat yang sulit memperoleh air bersih.

Kunjungan mendadak juga penting untuk memastikan bahwa aturan sudah dijalankan dengan benar, bahwa standard operating procedure (SOP) yang digunakan efektif, dst. Jadi, blusukan bisa menjadi cara untuk mengonfirmasi bahwa apa yang dibayangkan oleh menteri berjalan efektif di lapangan. Mengandalkan laporan yang sampai di meja kerja dapat menimbulkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan.

Jadi, blusukan atau kunjungan mendadak itu bagus, meskipun ada aroma pencitraan di situ. Pertanyaannya: setelah blusukan mau apa? Jika setelah menyerap keluhan pengusaha dalam mengurus perizinan, menteri membereskan SOP-nya, itu bagus. Jika setelah mengunjungi tempat penampungan TKI, menteri membuat aturan dan sanksi terkait kelayakan tempat penampungan, itu bagus.

Blusukan berikutnya perlu untuk memastikan bahwa perubahan ke arah perbaikan sudah berjalan efektif. Tapi tak perlulah membuat kegiatan blusukan menjadi semacam reality show dengan mengundang banyak awak media. Lakukan saja secara diam-diam, secara incognito alias tersamar, seperti halnya pemilik gerai melakukan ghost shopping untuk mengetahui kualitas layanan manajer dan karyawannya. Toh, jika perbaikan telah dirasakan oleh masyarakat, cerita baik ini akan tersebar luas dan credit point-nya akan sampai ke meja menteri.

Berbekal blusukan ke tempat kerja anak buah, menteri dapat mengenali apakah SOP dan aturan kerja di lingkungannya sudah benar. Jika belum, inilah waktu yang tepat untuk membenahi kementerian masing-masing. Pembenanahannya tak perlu muluk-muluk, cukup dimulai dengan membenahi aturan kerja dan SOP yang kemudian dijalankan secara ketat. Dari praktek di lapangan, budaya organisasi kementerian dapat dibangun.

Bila setelah blusukan, keadaan tidak bertambah baik dan tidak ada perubahan yang bersifat mendasar, pak/bu menteri patut merenung: apa yang keliru dengan keputusan saya, apakah saya tidak mampu mengemban amanah? Menjadi menteri adalah peluang untuk menghimpun sebanyak-banyaknya amal baik bagi masyarakat, sayang bila disia-siakan. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu