x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sungguhkah Kita Membutuhkan Pahlawan?

Siapakah pahlawan yang kita butuhkan di masa kini?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Tunjukkan aku seorang pahlawan dan aku akan menuliskanmu tragedi.”
--Francis Scott Fitzgerald (Sastrawan, 1896-1940)

 

Siapakah pahlawan? Apakah mereka yang dengan heroik menentang kolonialisme—sebuah ikatan ke masa lampau semata? Untuk apa ada pahlawan dan sungguhkah kita, yang hidup di masa kini, membutuhkan pahlawan—seperti apa? Begitu pentingkah pahlawan hingga orang berdebat ihwal siapa yang patut disebut pahlawan dan siapa yang tak layak?

Identitas kepahlawanan telanjur terperangkap urusan politik; negara yang menentukan siapa jadi pahlawan dan siapa tidak. Bahkan, sekalipun orang banyak menampik seseorang untuk disebut pahlawan, apakah ia tak layak oleh sebab ia tidak sempurna karena kesalahannya? Pahlawan, atau bukan pahlawan, yang ditarik dari masa lampau senantiasa menyisakan bias sejarah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang Yunani kuno menggunakan istilah pahlawan bagi makhluk fana yang melakukan sesuatu jauh melampaui pengalaman normal manusia dan meninggalkan ingatan abadi sepeninggalnya, hingga ia menerima pemujaan layaknya yang diberikan kepada para dewa.

Hercules adalah pahlawan sebab ia pembunuh monster. Tapi Oedipus, pelaku kejahatan yang tak terpikirkan, juga dipuja sebagai pahlawan setelah kematiannya. Pada mulanya, pahlawan tidak selalu orang baik, tapi ia melakukan sesuatu yang luar biasa—yang melampaui apa yang dibayangkan manusia.

Pahlawan menawarkan kisah-kisah dramatis—sebab itu kita senang membaca kisah pahlawan. Sejak masa yang awal, di masa Yunani kuno ketika sejarah mulai dicatat, kisah pahlawan memberi penghiburan bagi manusia dan mengobarkan semangat. Kita menyukai drama, dan pahlawan menyediakannya.

Kita membutuhkan pahlawan tempat kita menggantungkan harapan. Ketika pertikaian, kemiskinan, wabah, dan kekacauan terjadi, kita berharap munculnya pahlawan yang sanggup menyelesaikan kekisruhan itu. Betapapun gelapnya dunia, kita selalu punya harapan akan ada sosok-sosok yang mampu melakukan hal yang benar. Dengan cahaya, pahlawan menerangi kegelapan. “Pahlawan adalah seseorang yang secara sukarela berjalan memasuki wilayah tak dikenal,” ujar Tom Hanks.

Hidup tidak selalu berjalan mulus: kemunduran, kegagalan, kejatuhan—di saat inilah barangkali pahlawan hadir. Tidak harus menyelamatkan, pahlawan mungkin menjadi ilham, inspirator, yang menebarkan aura pengalaman hidupnya kepada orang lain. Sebagai inspirator, pahlawan mengangkat kita dari keterpurukan secara emosional, fisikal, mungkin pula spiritual.

Dalam diri pahlawan niscaya melekat kualitas yang membuatnya mampu berjalan melampui kebanyakan. “Pahlawan bukanlah kata benda,” kata Robert Downey, Jr., “melainkan kata kerja.” Pahlawan adalah tindakan—dan inilah yang membedakan dari orang biasa; tapi bukan berarti ia tak mungkin keliru di tengah kepahlawanannya.

Kita, di masa sekarang, barangkali tetap membutuhkan pahlawan oleh karena kita lahir memang demikian—setidaknya itulah yang dikatakan oleh Carl Jung. Ya, Jung mengatakan bahwa seluruh manusia mewarisi secara kolektif imaji-imaji, gagasan-gagasan, ataupun pikiran-pikiran tak-sadar, yang disebut archetype.

Archetype, kata Jung, merefleksikan pengalaman bersama yang dibagikan-bersama seluruh manusia melewati ribuan, jutaan, tahun. Tujuan utama archetype ini, kata Jung, untuk mempersiapkan diri kita dalam merasakan pengalaman bersama. Dua archetype itu tidak lain adalah pahlawan dan iblis. Dan di sepanjang waktu, kita hidup di antara tarikan keduanya: condong kemanakah kita? (Foto: film Hercules, sbr foto: abcnews.go.com) ***

 

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB