Tingginya alih fungsi lahan dituding jadi penyebab minimnya RTH di Jakarta Barat. Ketua Dewan Kota Jakarta Barat Mohamad Masykur, mengatakan lahan RTH yang seharusnya ditanami pohon pelindung saat ini malah berubah fungsi. “Seharusnya ditumbuhi pepohononan malah jadi bangunan liar. Inilah yang harus ditata,” ujarnya.
Beberapa RTH di Jakarta Barat kondisinya tak terawat dan diantaranya rusak. Ia mencontohkan RTH di Kelurahan Tegal Alur, Kalideres yang berubah jadi rumah dan tempat usaha. Ia pun berharap ada penertiban tegas dari pemerintah terhadap bangunan liar yang menempati lahan tersebut.
Alih fungsi RTH juga ditemui di Kelurahan Kapuk, Cengkareng. Ketika hari raya Idul Adha lahan ini dijadikan tempat berjualan hewan kurban. Salah satunya berada di Jalan Pedongkelan Raya. Para pedagang berjualan di bantaran Kali Cengkareng Drain. Kondisi ini menyebabkan tanaman rusak terinjak-injak, rumput menjadi kering karena tak dirawat.
Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakarta Barat Marfuah, mengatakan sejumlah taman di Kecamatan Cengkareng dan Kalideres juga rusak karena banjir. Di antaranya Taman Seruni, Taman Kodok, Taman Melati I dan II, taman sepanjang jalur bantaran Kali Cengkareng Drain, taman jalur Jalan Rawabuaya, Taman Pakis, Taman Puspa, dan taman sepanjang Jalan Daan Mogot. “Di Kecamatan Kalideres, taman yang rusak, yakni Taman Musala A dan B, serta Taman Malioboro,” ujarnya.
Marfuah memprediksi, perbaikan satu taman yang rusak akibat banjir bakal menelan biaya Rp 40-60 juta. Perbaikan taman pun ia harap bisa berjalan cepat. Ini mengingat pentingnya fungsi taman sebagai resapan air dan ruang terbuka hijau bagi masyarakat sekitar. “Kami akan berupaya terus memperbaiki taman-taman yang rusak akibat banjir,” tuturnya.
Sumber: Infonitas.com
Ikuti tulisan menarik infonitas lainnya di sini.