Photo; Tukang Sol itu,,,!(docpri).
Setelah mengemasi alat-alat biasa yang dia pakai untuk bekerja , Kang Naim (51) lantas menambatkan badannya dibelakang rumahnya yang “Super Amat sederhana” itu yang terletak disebuah Kampung dipinggiran Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.
Dihisapnya Rokok Kretek Murah yang dia dapatkan dari Temannya yang siang tadi kebetulan berpapasan diperapatan Kampungnya ketika dia menginjakan kakinya turun dari sebuah Mobil Angkutan Pedesaan ketika memasuki Gerbang Kampung tersebut.
Kang Naim adalah seorang tukang Sol Sepatu yang suka “*Ngider” (*berputar-putar mencari rezeky) diwilayah Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya yakni di Wilayah Singaparna , jenis pencaharian yang dia tekuni selama kurang lebih 10 tahun ini merupakan pilihan hidupnya terakhir menurutnya , “ Karena saya telah menekuni beberapa mata pencaharian , dari mulai dagang pakaian keliling,sampai jadi tukang bangunan yang suka ngikut sama para pemborong proyek-proyek bangunan pemerintah , tetap ketika semua jenis pekerjaan itu lagi tidak ada order dan cendrung dagang pakaian itu ada sepinya , maka saya kembali kepada pekerjaan ngesol ini lagi!” Ucapnya ketika dia mencoba bercerita .
Dari jenis pekerjaan yang dia tekuni itu kini semua anaknya yang berjumlah 4 Orang tersebut sedang pada giat bersekolah , “Yang sulung telah tamat di sebuah sekolah MTS (Madrasah Tsanawiyyah) dan berencana akan meneruskan ke sebuah SMK , yang kedua akan masuk ke MTS mengikuti kakaknya , anak yang ketiga sedang duduk dibangku Sekolah Dasar dan yang bungsu lagi lucu-lucunya dia sekarang jadi Murid PAUD (TK Islam) dikampung ini,,!” Dia melanjutkan ceritanya.
Kang Naimpun Nampak menghela nafas panjangnya ketika dia akan mulai dengan cerita barunya , dia bercerita bahwa sampai saat ini dia tidak bisa berfikir banyak untuk merubah haluan pekerjaannya , menurutnya, “Sebuah jenis pekerjaan itu perlu lama ditekuninya , bila ganti-ganti haluan nantinya rezeki yang akan menghampiri itu ganti lagi malaikat rohkmatnya !, seperti contohnya bila saya pulang kekampung , dan kembali lagi ke Singaparna banyak yang nitip kabar bahwa saya ditunggu oleh salah satu keluarga yang sandal dan sepatunya pada copot karet lemnya !” Ucapnya pasti dengan nada sedikit guyon.
Untuk menyikapi keberadaan pendidikan anaknya yang semuanya tengah akan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi Kang Naim “Mungkin” harus diberi acungan jempol oleh kita semua para pemirsa , dia bertahan dengan prinsif hebatnya “ Saya akan terus berusaha agar anak-anak saya itu meneruskan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi agar nantinya mereka punya Kriteria Pekerjaan yang mungkin akan lebih tinggi lagi dari saya bapaknya yang hanya jadi tukang sol ini , walau hanya dengan usaha jadi Tukang Sol ini saya akan teruskan sekolah Mereka sampai kejenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi , Allohlah yang Kuasa tentang Rezeky Mahkluqnya bukan manusia yang mengaturnya saya yakin tentang hal itu semua , selagi kita punya niat baik Tuhan Kita itu maha mendengar dan maha mengabulkan apa pinta hambanya !” Jelasnya , dan penulis sempat merinding mendengarnya.
Diapun bicara penghasilan sehari-hari yang dia peroleh dari Kerjanya yang hanya jadi tukang Sol sandal dan Sepatu tersebut ,” Bila lagi beruntung ya Saya suka dapat Rp.70.000 perharinya , kalau lagi sepi ya ,,paling-paling hanya Rp.25.000, saja tapi ya ,,itu tadi Hanya Alloh lah yang tahu , dan keberkahan Rezeky itu dialah yang mengaturnya bukan? , “ Jelasnya pula.
Diapun bercerita bahwa untuk sepasang sepatu yang dia Sol dia terapkan tarif pastinya Rp.12.000, untuk sandal dia terapkan tariff perpasangnya Rp.10.000,”Ya,,bagaimana tingkat kesulitannya saja , dan bila ada yang nawar harga saya tidak akan segan meladeninya , asal ada buat makan saja lah,,,!” ucapnya.
Baginya keuntungan dari Usaha yang dia jalani itu bukanlah sebuah pilihan , namun dia punya prinsif bahwa ; Tuhan Kita hanya mewajibkan Berangkat Berusaha ,berkiprah untuk mereka Keluarga Kita ,buat Istri dan anak kita saja , selebihnya dari itu Tuhan Kita tidak mewajibkan dan menerapkan tariff khususnya , berapa yang harus kita hasilkan bukan ?,nah,,dari itulah maka tuhan kita telah menebar janjinya , bahwa tuhan kita akan memberikan berkah dunia yang dia akan perbuat bagi hambanya yang menjalani usahanya itu dengan baik , yang baik menurut Tuhan kita itu ketika kita tidak mengambil hak orang lain , menghkhianati hak orang lain ,,bukannya begitu ya,,?” Tanya dia kepada penulis pada siang itu.
Haripun semakin beranjak ketepian senja , penulis masih penasaran dengan criteria ‘obrolan’ berkwalitas tersebut , walau berasal dari “Mulutnya Tukang Sol” sepatu itu, penulipun iseng bertanya tentang Hari Buruh Sedunia (My Days) yang suka diperingati setiap tanggal 1 Mei tersebut , dia hanya mengernyitkan dahinya saja “ Ah ,,tidak tahu !” Ucapnya dengan tebaran senyumnya yang melebar menyeruak ketepian senja disore itu.
“Mungkin milyaran jumlah Orang disana itu sedang meramaikan acara hari buruh sedunia ya,,nah untuk Kriteria pekerjaan saya itu jenisnya buruh apa bukan? ,” Tanyanya kepada penulis , “Buruh kang,,,!” Ucapku ,”Ya,,Buruh Serabutan mungkin kriterianya kang,,!” ucapku menebak-nebak sambil berusaha meminta izin kepada Kang Naim untuk segera pulang dari sampingnya.
*Tasikmalaya Indonesiana.Tempo.co (01/05/2015).
Asep Rizal.
Ikuti tulisan menarik Asep Rizal lainnya di sini.