Menjelang hari pahlawan, ada usulan nama-nama tokoh yang masuk untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. Usulan bisa berasal dari daerah atau dari Jakarta. Satu nama yang selalu muncul adalah nama mantan Presiden Kedua Indonesia dan penguasa Orde Baru, yaitu Soeharto. Hal ini selalu menjadi polemik di antara masyarakat, apakah Soeharto pantas diberi gelar pahlawan nasional.
Soeharto adalah tokoh paling kontroversial dalam sejarah Indonesia. Banyak yang memuji dan memujanya. Di sisi lain, ternyata juga banyak pula yang membencinya. Tidak dipungkiri bahwa dia berhasil menjadi Bapak Pembangunan. Namun untuk menjadi pahlawan nasional, banyak yang harus dipertimbangkan.
Soeharto memiliki dosa-dosa besar yang 'sulit dimaafkan'. Ketika menggulingkan Presiden Pertama RI, Sukarno, telah jatuh korban jiwa yang hingga ribuan orang. Bahkan di masa kekuasaannya, ia memerintah dengan tangan besi. Entah berapa banyak aktivis yang berhasil dibungkam karena berani melawan kehendaknya. Orang-orang yang menjadi korbannya, tidak pernah melupakan kekejamannya.
Lantas, mengapa masih saja ada nama Soeharto dalam usulan nama pahlawan? Ada beberapa kemungkinan:
1. Titipan Orde Baru
Harus diakui, para politikus yang banyak beredar sampai sekarang masih merupakan warisan Orde Baru. Di antaranya adalah tokoh-tokoh Golkar yang telah menyebar di eksekutif, yudikatif maupun legislatif. Mereka pernah turut menikmati masa kejayaan Orde Baru sehingga merasa berhutang budi kepada Soeharto. Karena itulah mereka selalu membisikkan nama itu sebagai calon pahlawan kepada panitia, khususnya Kemensos.
2. Sasaran Antara
Nama Soeharto diselipkan agar mendapat persetujuan untuk mengangkat nama lain sebagai pahlawan. Misalnya nama Gus Dur. Warga NU sebenarnya hanya menginginkan Gus Dur sebagai pahlawan, bukan Soeharto. Namun karena para petinggi masih didominasi orang-orang Orde Baru, mereka juga menyelipkan nama Soeharto sebagai pelicin.
3. Upaya Kebangkitan Orde Baru
Bisa jadi upaya pengusulan nama ini adalah upaya Orde Baru untuk bangkit kembali. Jika nama Soeharto disetujui menjadi pahlawan, maka dianggap sebagai titik balik yang tepat untuk Orde baru membangun kekuatan menguasai Indonesia seperti dulu.
4. Upaya memecah belah Indonesia.
Bisa dikatakan, kekuatan yang betul-betul kontradiktif adalah para pengikut Orde Lama dengan para pengikut Orde baru. Hal ini diketahui oleh pihak luar yang ingin menguasai Indonesia. Jika Soeharto diterima sebagai pahlawan, maka akan timbul gejolak di dalam masyrakat. Gejolak ini rentan dimanfaatkan untuk menyulut instabilitas Indonesia.
Ikuti tulisan menarik muthiah alhasany lainnya di sini.