x

Iklan

Aseanty Pahlevi

journalist, momsky, writer, bathroom singer, traveler.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Di Kampung Ini, Usia 28 Tahun Sudah Jadi Nenek

kegiatan peresmian Kampung KB di Dusun Selintas, Desa Rawak Hulu, Kabupaten Sekadau Kabupaten Sanggau, pada Selasa 2 Februari 2016.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Eti (28) sibuk melayani warga yang membeli es di lapaknya. Lapak tersebut dibuat dadakan, sekedar mencari peruntungan dalam kegiatan peresmian Kampung KB di Dusun Selintas, Desa Rawak Hulu, Kabupaten Sekadau Kabupaten Sanggau, pada Selasa 2 Februari 2016.

Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, meresmikan langsung Kampung KB di desa tersebut. Desa yang dikelilingi hutan karet yang masih rapat, serta lingkungan yang masih asri. Rata-rata penduduk setempat merupakan petani penyadap karet, serta sawah ladang. Sebagian kecil, mencoba peruntungan dengan menanam sawit.

Eti terlihat necis. Baju bercorak lurik hitam putih, berbahan jersey melekat ditubuhnya yang berisi. Eti mempunyai dua orang anak, anak pertamanya Meri berusia 15 tahun. Meri telah menikah dan dikaruniai anak berusia tiga bulan. “Badannya besar, jadi tidak seperti usianya. Dia hanya tamat SMP,” jelas Eti. Prestasi Meri boleh dibilang selangkah lebih maju ketimbang ibunya. Eti menikah selepas tamat SD. Usianya saat itu 13 tahun, sang kekasih yang telah bekerja di sawmill meminangnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Syafi’i Karim (41) ketua RT 4/RW 2 mengatakan, rata-rata gadis di desa tersebut menikah muda. Terutama mereka yang terlahir dari keluarga yang orangtuanya pun tidak mempunyai pendidikan tinggi. “Memang semua tergantung orangtua. Anak saya satu sarjana, dan seorang lagi kuliah di Pontianak,” ujar Syafi’i.

Banyaknya ibu berusia muda di Dusun Selintas, menjadi salah satu alasan Kampung KB ditetapkan di daerah tersebut. Agita, salah satu penyuluh KB dari BKKBN Kalbar mengatakan, saat melakukan pelayanan KB sehari sebelumnya, peserta KB rata-rata usia muda. “Rata-rata memilih KB suntik dan pil. Padahal banyak alat kontrasepsi lain yang tingkat keberhasilan dalam menjaga jarak kehamilan cukup tinggi,” katanya. Dia mengatakan, pernikahan dini merupakan masalah serius yang melahirkan aneka persoalan lanjutan, seperti kematian ibu dan bayi, keterputusan pendidikan, dan pertambahan kemiskinan.

Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, mengimbau agar masyarakat dapat merencanakan program keluarga sejak sebelum pernikahan terjadi. “Merencanakan program berkeluarga merupakan kunci keberhasilan rumah tangga, menuju rumah tangga bahagia,” katanya. Cornelis juga menyoroti masalah krisis pangan akibat pemanasan global.

Untuk itu, kata dia, perencanaan program keluarga sangat penting dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk. "Penduduk saat ini sudah naik sebanyak dua persen," katanya. Kedepannya, dia mengharapkan program Kampung KB dapat diikuti oleh di seluruh Kabupaten Kota di Kalbar.

Kepala BKKBN Kalbar, Mustar, menjelaskan, peresmian Kampung KB ini merupakan amanat instruksi Presiden Joko Widodo. “Seluruh Provinsi harus membentuk Kampung KB sebagai upaya penguatan kependudukan yang dikelola dari dan untuk masyarakat,” katanya. 

Ikuti tulisan menarik Aseanty Pahlevi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB