x

Ratusan guru dari Forum Guru PAUD Bandung membentangkan poster saat melakukan unjuk rasa di Dinas Pendidikan Kota Bandung, Jawa Barat, 15 Februari 2016. Honor guru PAUD masih sangat minim antara Rp 100.00 sampai Rp 400.000 per bulan nahkan sebagian m

Iklan

Erna Rushernawati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Guru…Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Keprihatinan atas nasib guru pencetak generasi cendekia, sementara sebagaian golongan hidup dalam kemewahan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aksi demo guru honorer dari berbagai daerah beberapa waktu silam di istana Presiden memang telah usai. Dan ini bukan pertama kalinya mereka menuntut  agar pemerintah memperhatikan nasib mereka. Namun tampaknya mereka harus lebih bersabar untuk mendapatkan perbaikan nasib. Gaji kecil di tengah naiknya harga-harga membuat para pahlawan tanpa tanda jasa ini harus memutar otak mencari penghasilan tambahan. Pemulung, tukang ojeg menjadi pilihan untuk membuat dapur tetap ngebul. Bayangkan gaji mereka bahkan jauh lebih rendah dari UMR kota, konon ada yang kurang dari 500 ribu rupiah. Ironis… Mereka adalah pendidik generasi muda kita yang akan memegang estafet kepemimpinan di masa mendatang. Tapi penghargaan kita terhadap mereka tak sepadan dengan jasa mereka. Mungkinkah akan ada presiden, menteri, dokter, insinyur, pengacara tanpa adanya para guru ini? Tentu jawabnya adalah tidak mungkin.

Coba bandingkan dengan para selebritis di negeri ini, bahkan penghasilan mereka bisa mencapai puluhan juta sampai ratusan juta rupiah per hari. Sementara para pahlawan tanpa tanda jasa ini, bahkan sekedar untuk makan saja harus berupaya keras. Mereka harus tinggal di rumah sederhana, (mungkin) dengan kendaraan yang apa adanya. Sungguh inilah ironi di negeri kapitalisme, ketika penghargaan terhadap para pahlawan ini kadang hanya terkesan seremonial saja.

Sejatinya Islam memberikan kedudukan yang tinggi terhadap ilmu, orang-orang berilmu dan yang mengajarkan ilmunya. Tak berlebihan kiranya, Islam memberikan penghargaan yang tinggi terhadap para guru. Bahkan Khalifah Umar bin Khattab pernah menggaji seorang guru membaca dan menulis sebesar 15 dinar (1 dinar: 4,25 gram emas). Bandingkan dengan gaji guru di masa sekarang, tentu sangat tidak sebanding. Dengan gaji guru yang tinggi dan fasilitas pendidikan yang baik, maka tak mengherankan kiranya pada masa Khilafah banyak bermunculan ilmuwan mumpuni penemu berbagai bidang ilmu. Ibnu Sina, Al Jabar hanyalah sedikit dari contoh ilmuwan-ilmuwan yang lahir pada masa Khilafah Islam. Sudah saatnya kita kembali kepada syariah-Nya dalam sistem  Khilafah agar tak hanya para guru yang sejahtera tapi lebih dari itu, keberkahan hidup dapat terwujud. Hanya dalam sistem Khilafah yang agung perkembangan sains dan teknologi akan semakin pesat dan yang pasti nasib para pahlawan tanpa tanda jasa ini akan terangkat. Aamiin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Susi Gunbat, Bogor

Ikuti tulisan menarik Erna Rushernawati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB