Menyaksikan tayangan ulang program Mata Najwa minggu sore (20/3) lalu, saya sebagai pemirsa dan warga bangsa yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan, Babel tergelitik. Pasalnya pertanyaan host program Mata Najwa, Najwa Shihab tentang Ahok yang sering datang ke acara hajatan warga dianggap istimewa. Padahal Najwa Shihab tahu sebelum menjadi Guberbur DKI jakarta, Ahok adalah Bupati Belitung Timur, Babel. Dan di Babel adalah sesuatu yang biasa saja kalau seorang pejabat publik datang ke acara kondangan warga.
Bahkan mareka para pejabat publik di Babel itu bisa menempuh perjalanan ratusan kilometer dan lintas kabupaten. Contohnya seorang Gubernur yang hendak memenuhi undangan hajatan pernikahan warga di Toboali, Bangka Selatan, maka Gubernur harus melewati Kabupaten Bangka Tengah dulu, baru nyampai ke Toboali. Dan jarak tempuhnya dari Ibukota Babel Pangkalpinang ke Toboali mencapai 126 KM.
Dan bagi para pejabat publik yang jarang datang ke acara hajatan warga biasanya dianggap sombong. Dan wacana ini akan dinarasikan ketika pejabat publik itu pakah Gubernur, Ketua DPRD, Bupati atau pun Walikota akan mencalonkan diri sebagai pejabat publik.
Di Babel banyak pejabat publik Bupati dan anggota DPRD yang tumbang karena jarang datang ke kondangan warga. Dan barangkalai hanya di babel pejabat publik seperti Bupati biasa datang ke acara tahlilan warga yang meninggal. Berbaur bersama warga membaca surat yasin dan membaca doa di rumah warga yang meninggal.
Makanya ketika Jokowi dulu blusukan atau dalam bahasa Bangka disebut dengan " ngayau ", media negeri ini kaget dan mengganggap aksi Jokowi itu istimewa sehingga mengeskalasi aksi blusukan Jokowi sebagai sesuatu yang baru dalam pemberitaan.
Padahal produk ngayau atau blusukan pejabat itu bagi kami warga Babel sudah biasa. Tak ada istimewanya. Bahkan ada aturan tak tertulis seorang pejabat publik apakah Bupati atau anggota DPRD kalau menghadiri undangan hajatan perkawinan warga, untuk menyanyi diatas panggung hiburan yang telah disediakan tuan rumah.
Apakah bagi media sesuatu yang istimewa pula ketika pada suatu malam di Babel melihat Bupati sedang berbaur bersama masyarakat main gaple? Padahal fenomena itu sudah biasa kami jumpai di Bangka Belitung menyaksikan seorang Gubernur, Bupati atau Ketua DPRD main gaple bersama warga. Salam Junjung Besaoh...(Rusmin)
Ikuti tulisan menarik Rusmin Sopian lainnya di sini.