x

Iklan

maskusdiono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Irisan Wahabi, Muhammadiyah, dan Islam Radikal

Muhammadiyah membantu otopsi mayat terduga teroris Siyono dengan alasan ingin mengungkap kebenaran dalam kasus tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Muhammadiyah membantu otopsi mayat terduga teroris Siyono dengan alasan ingin mengungkap kebenaran dalam kasus tersebut. Meninggalnya Siyono terduga teroris dianggap tidak wajar karena mendapat perlakukan buruk dari Densus 88. Dalam kasus ini Muhammadiyah menjadi ujung tombak dalam mengungkap kasus yang menimpa Siyono dan kematiannya dianggap melanggar HAM.

Untuk mengungkap kasus ini, Muhammadiyah menurunkan dokter tim forensik untuk autopsi jenazah terduga teroris Siyono di Brengkungan, Pogung, Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (3/4). Otopsi yang dilakukan pihak keluarga dengan bantuan Komnas HAM dan Muhammadiyah itu guna mencari bukti kebenaran meninggalnya Siyono setelah ditangkap tim Densus 88 pada Rabu (9/3)

Publik pun ingin mengetahui sejauh mana hubungan Muhammadiyah, gerakan radikal, dan Wahabi agar melihat kasus ini bisa secara jernih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Muhammadiyah secara teologi menggunakan kitab aqidah karya Muhammad Abdul Wahab pendiri Wahabi. Kalau Anda bersekolah di Muhammadiyah maka akan diajarkan Tauhid dengan doktrin anti TBC (Taklid, Bidah, dan Khurafat). Organisasi yang didirikan Muhammadiyah ini tidak menggunakan kitab Tauhid karya Asy'ari maupun Maturidi. Sedangkan NU menggunakan Tauhid kedua ulama tersebut.

Dari segi teologi Muhammadiyah sangat rigid dan tekstual dalam memahami ajaran Islam. Dan teologi Muhammadiyah banyak digunakan kelompok radikal seperti Majelis Mujahidin, Anshorut Tauhid, Al Qaida bahkan ISIS. Dasar teologi ini yang membuat kesamaan persepsi Muhammadiyah dalam membantu pengungkapan kematian Siyono.

Sebagaimana dilaporkan wartawan Beritasatu, Farouk Arnaz, berdasarkan keterangan penyidik Densus 88 saat penangkapan saat penangkapan Siyono terduga teroris ini melakukan perlawanan sehingga terjadi duel. Saat terjadi duel itulah Siyono mengalami pukulan dan tidak mendapat pertolongan sehingga meninggal.

Masih menurut Farouk Arnaz, sebelum penangkapan Siyono, Densus menangkap seorang terduga teroris lain bernama Awang alias Tata pada Senin (7/3). Mereka ditangkap dalam kaitan pabrik senjata milik Jamaah Islamiah yang diungkap pada 2014 lalu. Siyono diduga menguasai satu senjata api laras pendek yang diberi Awang.

Publik pun harus mengetahui, Siyono mengelola TK Roudhatul Athfal Raudhatul Athfal Amanah Ummah. Taman kanak-kanak ini secara kultural berafiliasi ke Muhammadiyah dari segi ajarannya.

 

Ikuti tulisan menarik maskusdiono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler