x

Iklan

Andi Ansyori

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pilihan Warga DKI: Ahok Dibenci atau Ahok Disayang

Sumber Photo Tempo co

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Fenomena banyaknya PNS Pemprov DKI, yang mengundurkan diri dari jabatannya   di era Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ,  memang tidaklah lazim. Mereka undur diri dengan berbagai alasan. Utamanya alasan mereka karena Ahok arogan.  Mereka sudah ngak kuat lagi sering dimarahi dan dipermalukan Ahok didepan umum.

Pada hal menurut mereka salah mereka kadang kadang ngak salah salah amat. Biasa aja. Apalagi kalau dihadapan media, Ahok jika memarahi bawahannya seringkali tendensius, agar diliput  media massa .

“Ujung ujungnya untuk pencitaan Ahok juga “ Ujar mereka

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alasan para pejabat pemprov DKI yang mengajukan permohonan pengunduran diri itu, sebenarnya cukup beragam . Tapi yang utamanya adalah  satu hal, mereka tak kuat lagi dicaci maki  Ahok didepan umum dan mereka tak ingin keluarganya ikut terseret malu karena cacian Ahok kepada sang pejabat.

Maka dari pada “ makan hati, berulam jantung “ ,  tak ada piihan lain beberapa  di antaranya memilih mengajukan permohonan pengunduran  diri dari jabatannya. Mengundurkan diri  selaku Kepala Dinas tertentu  DKI.

Dengan harapan dengan menjadi staf biasa, mereka tidak lagi berhadapan langsung dengan Ahok yang arogan. Dengan tidak menyandang jabatan selaku  kepala Dinas , mereka sekarang tidak “ jantungan “ lagi dan lebih bebas serta lepas dari segala caci maki Ahok terhadap mereka. Itulah latar belakang sebagian  pejabat Pemprov yang telah mengundurkan diri sebagai kepala Dinas Pemprov tertentu DKI.

Ini Nama nama  pejabat  yang mengundurkan diri di era Ahok.

Selama kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Wakil Gubernur hingga saat ini Gubernur DKI Jakarta, setidaknya sudah ada lima orang pejabat eselon II yang mengundurkan diri.

  1. Novizal Kepla Dinas Perumahan dan Gedung Pemuda DKI mengundurkan diri pada tahun 2013
  2. Tri Djoko Sri Margianto Kepala Dinas Tata Air, mengundurkan diri dari jabatannya karena dianggap masih belum bisa mengatasi banjir yang kerap muncul di Ibu Kota pada tahun 2015
  3. Fadjar Panjaitan yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Sekretaris Daerah pada tahun 2013
  4. M Haris Pindratno yang mengundurkan diri dari Kepala Dinas Perindustrian dan Energi pada tahun 2015 .
  5. Rustam Effendi ,Awal  tahun 2016 ini, pejabat DKI yang mengundurkan diri dari jabatannya Walikota Jakarta Utara
  6. Sejumlah esselon  III
  7. Disamping menurut catatan kompas.com , sampai Maret 2015 lalu , ada 15 pejabat eselon IV Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang juga sudah mengundurkan diri dari jabatannya tersebar diberbagai unit kerja Pemprov DKI.

Sistem penunjukan   pejabat DKI.

Bagi seorang PNS, untuk menduduki jabatan struktural (eselonering ) pada era Ahok, Sebenar sederhana dan objektif. Asal PNS  prefesional dan nggak neko-neko, kemungkinan besar untuk menjadi pejabat struktural terbuka lebar.

Untuk menjaring calon pejabat di lingkungan pemprov DKI,  Ahok memang sudah tidak menggunakan lagi sistem karier sebagaimana yang ditentukan peraturan perundangan tentang kepegawaian. Ahok sudah tidak lagi menggunakan  sistem Daftar Urut kepangkatan (DUK) , Tapi Ahok lebih menggunakan metode perekrutan pola karyawan swasta.

Dalam Ahok mencari personil untuk menduduki suatu jabatan tertentu, Ahok menggunakan sistem lelang jabatan. Syaratnya setiap calon pejabat harus membuat makalah yang dipaparkan di hadapan team seleksi jabatan. Isi  makalahnya kira kira :

“Jika saya menduduki jabatan tersebut......., maka saya akan melakukan tindakan ini  ... bla.. bla..bla“

Hasil dari lelang jabatan itu lah,   para pejabat yang kini  menduduki  jabatan struktral di Pemprov DKI, termasuk pejabat camat dan Pak lurah

Bagusnya sistem lelang jabatan pola Ahok ini,  bersih dari permainan “kong kalingkong“, bersih dari jual beli jabatan.

Sehingga harapan ke depan, seperti apa yang diinginkan Ahok, dengan menggunakan sistem lelang jabatan, pejabat pejabat yang duduk di jabatan struktural Pemprov DKI, benar-benar sebagai pelayan warga DKI. Benar-benar pejabat yang memberikan pelayanan prima, dan utamanya segala urusan administrasi bebas pungli.

Sistem rekrut pejabat ala Ahok ini, benar benar bebas pungli. Ahok tidak minta uang. Ahok tidak memiliki hutang budi kepada mereka. Mereka menduduki jabatan karena dianggap orang yang tepat untuk duduk di sana. Itu saja.

Para pejabat DKI, hasil lelang tersebut,  diharapkan akan menjadi pejabat profesional di bidangnya. Mereka diharapkan bekerja keras  dan benar, Mereka diharapkan pejabat yang melayani warga, pejabat yang bebas pungli , pejabat yang memberikan pelayanan prima kepada warga Jakarta, dan tentu saja pejabat yang loyal ke atasan.

Pada tulisan ini penulis akan mencuplik sedikit  dosa dosa pejabat Pemprov DKI yang mengundurkan diri dari tulisan penulis 

Dosa dosa para pejabat yang mengundurkan diri di mata Ahok. .

Beberapa kesalahan pejabat yang mengundurkan diri itu, pernah dibuka Ahok ke Publik.

Dosa Haris Pindratno.

Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI, Haris Pindratno.  sering kena tegur Ahok. Salah satunya karena SKPD yang dipimpinnya itu lambat atau malah tidak mengganti lampu penerangan jalan umum (PJU) dengan lampu LED.

Ahok sudah berulang kali  memerintahkan Haris untuk mengganti di beberapa titik lampu penerangan jalan dengan Lampu LED. Namun ternyata Haris “ abai “ itulah awal mala petaka yang menimpa Haris. Haris dicaci makai Ahok di hadapan umum, berujung Haris mengundurkan diri dari  Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI,

Dosa Tri Djoko Sri Margianto.

Tri Djoko ,  juga mengundurkan diri karena ngak tahan seringkali di permalukan Ahok. Tri Djoko mengakui bahwa dia sering berbeda pendapat dengan Ahok khususnya terkait penanganan banjir.

Tri pun memilih mundur saja karena usianya juga sudah memasuki usia pensiun.

"Kalau pola pandangnya beda, buat apa lagi. Toh saya juga sudah waktunya (pensiun),ngapain lagi capek-capek," ujar Tri ketika itu.

Perbedaan pendapat ini dia akui sering membuat dia kesulitan jika berdiskusi dengan Basuki. Karena setiap diskusi Ahok mau menang sendiri . Ahok arogan. Dari pada makan hati berulam jantung , maka menurut Tri, lebih baik ia mundur saja dari Kepala dinas Tata Air DKI.

Dosa Rustam Effendi

Menanggapi curhatan Rustam Effendi di akun Facebooknya,  Ahok balik menyerang Rustam. Segala macam hal diungkapkan Ahok, mulai dari latar belakang Rustam seorang aktivis hingga kegemaran Rustam bermain golf. Kelompok Golf itu dinamai Ahok dengan Geng Golf PNS DKI.  Geng Golf itu, dinilai Ahok Group ekslusif. Kini  mereka yang dulunya menjadi anggota Geng golf PNS DKI, sekarang seluruhnya sudah di non jobkan Ahok dari jabatannya.

Lalu dosa Rustam yang lainnya yang dilakukan Rustam selama menjabat sebagai orang nomor satu di Jakarta Utara. Kejadian pertama adalah ketika Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Cilincing tergenang.

Ketika itu, Ahok yakin ada yang sengaja menyumbat.

Ahok menuding, saat itu Rustam justru membela lurah yang dinilainya bekerja tidak becus. Ahok marah dan ternyata memang ada yang menyumbat.

Kejadian lainnya ,Kemudian, saat penertiban Kalijodo, Menurut Ahok, sebelum penertiban, Rustam sempat menolak untuk menurunkan SP 1 kepada warga. Ahok menyebut Rustam juga sulit bergerak untuk menertibkan kawasan Pasar Ikan, Jakarta Utara.

Kejadian Ketiga  adalah ketika Rustam mengatakan bahwa rob naik sehingga pompa menjadi tidak berfungsi. Ahok sampai harus meninjau langsung dan bertanya kepada penjaga pintu air untuk memastikan bahwa air laut sudah masuk. Ternyata, menurut Ahok, air laut itu ketika masih jauh.

"Kamu tahu enggak kenapa enggak bisa bohongin saya soal rob? Saya tiap pagi lihat dari jendela rumah saya, saya langsung lihat laut naik berapa tinggi," kata Ahok kepada Rustam.

Kejadian terakhir.  Bermula saat Ahok mengumpulkan pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait dalam rapat penanggulangan banjir, Jumat (22/4/2016) lalu. Dalam rapat tersebut, Ahok mengemukakan ide agar saluran air dari Ancol diteruskan hingga Pintu Air Pasar Ikan. Dengan demikian, kawasan Ancol tak terendam banjir lagi. Namun, Dinas Tata Air mengaku sulit melakukan hal itu karena ada bottle neck atau penyempitan di kawasan Ancol. Ahok pun menyebut kinerja Rustam lambat karena tidak juga menertibkan permukiman liar di kolong Tol Ancol.

"Aduh, ini Pak Wali Kota ini saya selalu bilang begini Pak Wali, Pak Wali kalau saya suruh usir orang itu wah ngeyelnya ngeles. Jangan-jangan satu pihak sama Yusril (bakal calon gubernur DKI," kata Ahok yang membuat seisi ruangan terbahak.

Rustam tak dapat menerima Fitnahan Ahok .

Ternyata, candaan Ahok pada rapat hari itu, ini membuat hati Rustam gundah gulana , ia tak tenang dan mengganjal di hatinya.Ujung unjungnya ia  mengundurkan dirinya selaku Walikota Jakarta Utara.

Kajian Kesalahan pejabat yang mengudurkan diri.

Seharus para pejabat Pemprov DKI siapapun dia, termasuk para pejabat yang sudah mengundurkan diri tersebut, hendaknya menyadari bahwa pola kepemimpinan Pemprov DKI, sudah berubah. Seharusnya mereka para PNS Pemprov DKI tersebut , menyesuaikan diri dengan irama cara kerja Gubernur Basuki Tjahaja  Purnama atau Ahok.

Sayangnya sebagian besar para PNS DKI, belum menyadari perubahan radikal  pola kerja di Pemprov DKI. Mereka masih menggunakan pradigma lama, yaitu pejabat itu dilayani , sebaliknya  Ahok menggunakan pradigma baru, pejabat itu bukan untuk dilayani tetapi adalah pelayan prima warga DKI ,  dan bebas pungli.

Akibat sebagian PNS DKI, belum dapat menyesuaikan diri dengan pradima kerja baru Ahok itu, mau tidak mau bagi yang tidak dapat menyesuai kan diri , secara alami tiada lain harus tersingkir dari roda perputaran  pemprov DKI.

 Itu lah Ahok, Jabatan dikasih aja, ngak beli dan mudah, ikut seleksi lelang jabatan, lulus , tak lama kemudian lalu dilantik jadi pejabat  Pemprov DKI.

Mudahkan !!!

Ahok disayang !!!

Sebaliknya jangan coba coba ngebohongi  Ahok, bila ketahuan, Ahok tak segan segan mempermalukan mereka dimuka umum. Bila terbukti bersalah, Ahok tak segan segan mecaci maki bawahannya dimuka Umum... Ahok memang arogan

 Ahok dibenci !!!

Itulah Ahok...mau apa lagi ...

 Bagi PNS DKI , hanya ada dua pilihan “ Ahok di benci “ atau “ Ahok disayang “

Demikian juga bagi warga DKI, pada pilkada tahun 2017 mendatang hanya dua pilihan yakni

“ Ahok dibenci” !!!

“  Ahok disayang  “ !!!

 

 

Sumber :

http://www.kompasiana.com/andiansyori/tantang-ahok-walikota-jakut-rustam-kibarkan-bendera-putih_57228a3a129373890d480e99

http://sp.beritasatu.com/home/pejabat-esalon-ii-pemprov-dki-jakarta-mengundurkan-diri/94834

http://www.kompasiana.com/otnasuside/virus-ahok-menyebar-keluar-jakarta_5722a3e2129373470d480ec5

Ikuti tulisan menarik Andi Ansyori lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler