x

Iklan

Phesi Ester Julikawati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

POLEMIK: Yuyun dan Selubung Kelam Wilayah Lembak

Penemuan mayat bukan sesuatu yang aneh di kawasan ini, apalagi kasus pencurian dengan kekerasaan alias curas. Itu mah.. sudah seperti minum obat,

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hari itu tanggal 4 April 2016, saya mendapat kabar tentang penemuan mayat di Desa Kasie Kasubun, lagi-lagi di wilayah Lembak yakni Kecamatan Padang Ulak tanding. Karena beberapa hari sebelumnya ada penemuan mayat di jalan raya lintas sumatera itu, tidak jauh dari Desa Kasie Kasubun, seorang mahasiswa dirampok kemudian dibunuh oleh para pelakunya

Penemuan mayat bukan sesuatu yang aneh di kawasan ini, apalagi kasus pencurian dengan kekerasaan alias curas. Itu mah.. sudah seperti minum obat, satu hari bisa saja tiga kali, malah lebih seperti yang saya kutip dari Iptu Eka Candra Kapolsek Padang Ulak Tanding (PUT).

Kerusuhan dan aksi bakar membakar pun pernah terjadi, pos polisi pun pernah di bakar warga yang mengamuk karena ada salah seorang warganya diamankan polisi. Mereka memang seperti tidak punya rasa takut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kengerian itu mengakibatkan lahir banyak aturan-aturan bagi masyarakat yang ingin melintas di wilayah ini mulai dari Desa Kepala Curup Kecamatan Binduriang hingga Kecamatan Padang Ulak Tanding. Salah satunya tidak menutup jendela kaca mobil, tidak menggunakan helm dan usahakan melintasi jalan ini pada siang hari, jika memang sangat terpaksa berhati-hatilah.

Aturan-aturan itu salah satunya agar kita selamat saat melintasi daerah ini. karena dengan begitu kita akan terlihat seperti masyarakat lokal dan akan sedikit terhindar dari tindakan kejahatan.

walaupun sebenarnya hal ini tidak begitu berlaku, karena banyak juga masyarakat lokal yang menjadi korban kejahatan masyarakat mereka sendiri.

seperti cerita salah seorang teman, sedikit lucu juga sih masa anak merampok motor bapaknya sendiri. kebangetan sekali.

Kurang lebih ceritanya seperti ini, sang anak mabuk (gak tau mabuk apa, paling juga miras) kemudian di jalan ketemu sang bapak,, eh si bapak dihadang kemudian diminta motornya si bapak. karena mrerasa anaknya sendiri yang minta si bapak meski agak terpaksa memberikan motor itu. kemudian dijual sama si anak. Besoknya pulang ke rumah si anak tanpa dosa nanya sama si bapak kemana motornya, awalnya si bapak bingung. kemudian malah balik nanya, "Bukannya motor kemarin dia yang ambil,". Nah loh.. kejadian deh..otak yang kagak sadar mendekati tidak waras buat mereka mencuri milik mereka sendiri.

 Itu salah satu cerita yang saya dengar, pada awal ini saya ceritain yang lucu saja, sebenarnya masih banyak cerita lain, pada tulisan lain akan saya ceritakan. lanjut lagi ke pokok permasalahan.

Berbagai modus operandi mulai dari tembakan ketapel, ranjau paku di jalan-jalan berlubang, diikuti sepanjang perjalan hingga pemukulan secara langsung (bagi pengendara motor).

Jika tidak menjadi korban curas, biasanya pengguna jalan akan dipajak secara sukarela. Tapi siap-siap saja uang yang mereka minta tidak sedikit. Satu mobil truk pengangkut sembako bisa saja harus membayar Rp 500 ribu jika ingin aman melintas di kawasan ini.

Apakah polisi tahu, pasti polisi tahu kejahatan disini karena ini tidak menjadi rahasia lagi, wong kejahatannya dilakukan secara terang-terangan. Tapi apa daya, mungkin personil polisi sangat kurang, bayangkan saja dengan tingkat kriminal yang tinggi Polsek Padang Ulak tanding (PUT) harus mengawasi beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Padang Ulak Tanding dan Binduriang. Kebayang dong gimana polisi mengawasi mereka.

Herannya kok masyarakatnya tidak malu, boro-boro malu mungkin mereka pun bangga karena ditakuti banyak orang. Hal itu terbukti dari beberapa cerita korban perampokan, mereka tidak akan dibantu sekalipun ada warga yang melihat kejahatan itu. Sikap itu apa karena mereka takut, atau mungkin memang mereka tidak peduli.

Kasus Yuyun bukan hanya membongkar kejahatan seksual yang selama ini lebih banyak diselesaikan secara adat atau kekeluargaan. Tapi juga membuka tabir kekelaman daerah ini. Negara harus hadir di wilayah yang lebih dikenal dengan daerah lembak ini.

Generasi muda yang ada di daerah ini harus diselamatkan, baik sebagai korban kejahatan maupun sebagai pelaku kejahatan. Korban kejahatan seksual seperti YY, korban pembunuhan akibat perampokan akan terus berjatuhan jika tidak ada kebijakan dari pemerintah untuk menghentikan ini.

Tidak hanya itu, pelaku kejahatan anak akan terus lahir, karena mereka tidak mendapatkan pola pengasuhan yang baik. Kemudian anak-anak ini bermetamorfosa menjadi penjahat besar dan akan menciptakan pelaku kriminal baru. Pemerintah harus hadir di Lembak, tidak boleh ada pembiaran lagi agar tidak ada korban baru lagi. 

 

 

Ikuti tulisan menarik Phesi Ester Julikawati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB