x

Iklan

Nur Hasyim

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Surat Terbuka untuk Jokowi Soal Kasus Yuyun

Saya tidak tahu mengapa peristiwa-peristiwa perkosaan terhadap perempuan ini terus terjadi di negara yang Bapak Presiden pimpin ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kepada Yth.

Bapak Joko Widodo

Presiden Republik Indonesia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Jakarta

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa barakaatuh

 

Semoga Bapak Presiden senantiasa dilimpahi kesehatan sehingga dapat menjalankan peran-peran penting Bapak dalam menghadirkan negara dalam kehidupan setiap warga negara Indonesia.

 

Bapak Presiden yang saya banggakan, mungkin bapak telah membaca berita tentang ditemukannya perempuan belia yang tak lagi bernyawa di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu belum lama ini. Perempuan bau kencur itu bernama Yuyun. Bapak Presiden mungkin juga sudah tahu bahwa gadis yang lebih tepat disebut anak-anak itu kehilangan nyawa setelah diperkosa oleh 14 orang yang kebetulan berjenis kelamin yang sama dengan saya dan Bapak Presiden, laki-laki.

 

Kematian Yuyun meninggalkan kesedihan sekaligus kemarahan yang tidak terkira serta menghadirkan kecemasan tiada tara karena hal serupa dapat saja dialami oleh siapapun seperti dua anak perempuan saya, isteri saya, saudara perempuan saya dan semua perempuan yang dicintai laki-laki termasuk perempuan-perempuan yang Bapak Presiden cintai.

 

Saya tidak tahu mengapa peristiwa-peristiwa perkosaan terhadap perempuan ini terus terjadi di negara yang Bapak Presiden pimpin ini. Negara yang katanya religius, ramah dan memiliki sopan santun yang tinggi. Jangan-jangan karena religiusitas kita hanya untuk kepentingan politik dan kekuasaan, keramahan dan sopan santun kita hanya untuk pencitraan atau karena memang kita tidak peduli, cenderung membiarkannya, atau bahkan mendorongnya untuk terus terjadi.

 

Betapa tidak, hukuman-hukuman untuk para pelaku kejahatan perkosaan di negara ini kerapkali tidak memenuhi rasa keadilan perempuan. Setiap kali perkosaan terjadi, alih-alih menghujat pelaku perkosaan, kita sibuk mengajari perempuan tentang cara berpakaian. Tidak jarang kita menjadikan perkosaan sebagai bahan lelucon bahkan atas nama nama baik keluarga dan masyarakat kita menutupinya, menyembunyikan atau tega menikahkan perempuan korban dengan pelaku perkosaan, sikap dan perilaku yang susah diterima dengan akal sehat.

 

Bapak Presiden yang saya cintai, saya tahu bahwa Bapak adalah salah satu dari delapan pemimpin dunia yang berkomitmen untuk memajukan kesetaraan dan keadilan gender, dan saya juga tahu bahwa Bapak merupakan salah satu Duta Kampanye Global HeforShe yang digagas Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dan Semoga Bapak masih ingat bahwa konsekuensi dari komitmen tersebut Bapak Presiden harus melakukan langkah-langkah strategis untuk memajukan kesetaraan dan keadilan gender di dalam negeri.

 

Yang saya tahu, salah satu komitmen Bapak sebagai salah satu pemimpin dunia yang memiliki komitmen pemajuan kesetaraan dan keadilan gender adalah melakukan upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan maka ketika masih ada perempuan yang mati karena kekerasan yang dialaminya seperti kasus Yuyun berarti komitmen Bapak Presiden masih belum terwujud dan mimpi Bapak untuk menghadirkan negara bagi setiap warga negara masih menjadi mimpi bagi perempuan di Indonesia. Kecuali bapak segera mengambil langkah-langkah strategis membangun mekanisme perlindungan perempuan dari tidak kekerasan lebih khusus kekerasan seksual terhadap perempuan.

 

Bapak Presiden yang saya banggakan, Bapak dapat mendorong penyegeraan pembahasan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual yang sudah menjadi prioritas program legislasi nasional DPPRI, Bapak juga dapat merevitalisasi peran-peran pusat layananan untuk perempuan korban kekerasan, membangun sistem peradilan pidana terpadu untuk kasus kekerasan terhadap perempuan, serta membangun mekanisme pemulihan bagi korban.

 

Terakhir,  Sebagai duta kampanye global HeforShe, Bapak Presiden perlu menyuarakan kepada seluruh laki-laki di Indonesia tentang pentingnya laki-laki untuk bersikap dan bersuara menentang kekerasan terhadap perempuan termasuk perkosaan. Karena hanya dengan begitu saya dan Bapak Presiden tidak akan menjadi bagian dari sistem yang melanggengkan kekerasan terhadap perempuan dan ketidakadilan gender secara umum.

 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hormat Saya,

 

Nur Hasyim

 

Warga Sleman, Yogyakarta

Ikuti tulisan menarik Nur Hasyim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB