x

Iklan

Redaksi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Renungan Ramadan: Mengasah Gergaji ~ Achmad Zaky

Salah satu mitos yang paling populer tentang asyiknya menjadi pengusaha ialah sang pemimpin memiliki waktu kerja yang sangat fleksibel.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anda juga pasti pernah mendengarnya. Salah satu mitos yang paling populer tentang asyiknya menjadi pengusaha ialah sang pemimpin memiliki waktu kerja yang sangat fleksibel. Ia bisa mengambil liburan kapan pun juga dan membiarkan karyawannya bekerja. Itulah mengapa banyak sekali orang yang ingin cepat membangun usaha agar mereka tidak perlu capek lagi bekerja keras.

 

Ya, berbahagialah mereka yang sudah bisa mencapai tahap itu. Tapi, sebelum bisa hidup santai, seorang pengusaha tetap harus bekerja keras dahulu, bahkan bekerja lebih keras daripada saat menjadi karyawan. Kenyataan yang saya temui adalah perusahaan kamu adalah "bayi" kamu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Sang bayi akan menangis siang dan malam, membutuhkan perhatian kamu 24 jam 7 hari. Sang bayi membutuhkan figur "ayah" yang baik, yang bisa banting tulang demi kebutuhan sang anak. Sang ayah juga harus bisa menjadi teladan dan mengajarkan nilai-nilai positif, seperti keibaan untuk membantu sesama yang membutuhkan, serta kerendahan hati agar bisa terus menimba ilmu setinggi mungkin.

 

Jangan salah, seiring waktu sang bayi bertumbuh besar, ternyata kerjaan sang ayah juga menjadi semakin banyak. Pada saat kelihaian sang anak semakin tinggi, tuntutan para "guru" (istilah bagi pemilik saham) pun ikut melambung. Walhasil, tidak jarang perhatian saya lebih banyak dihabiskan untuk "keluarga" ini dibandingkan dengan keluarga saya sendiri di rumah.

 

Syukurlah, Ramadan pun tiba. Bukan karena aktivitas belanja online yang membeludak, melainkan karena ini benar-benar 30 hari yang penuh berkah dan rahmat. Saya pun dapat meluangkan waktu sejenak pada bulan Ramadan untuk mengasah gergaji yang sudah mulai tumpul setelah digunakan selama 11 bulan tanpa henti. Di sisi lain, ini artinya saya harus siap menurunkan produktivitas.

 

Bagaimanapun, si pemotong butuh menggunakan tenaga dan waktu yang lebih banyak saat menggunakan gergaji yang tumpul. Walau dalam jangka pendek akan terlihat produktif, pada jangka panjang orang lain yang meluangkan waktunya untuk mengasah gergaji bisa mencapai hasil yang lebih besar. Dengan hati dan kepala yang dingin, kita pun bisa bekerja jauh lebih optimal.

 

Karena itu, saya betul-betul mengabdikan momen Ramadan ini untuk keluarga utama sebagai sumber inspirasi dan motivasi saya. Pada bulan ini, saya selalu berusaha pulang ke rumah lebih awal agar bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan istri dan putri saya. Apalagi momen berbuka puasa bersama-sama di rumah adalah hal yang paling saya hargai di bulan ini.

 

Sesibuk apa pun membangun usaha, saya selalu menyempatkan diri pada Hari Lebaran untuk mengunjungi kampung halaman saya guna berkumpul dengan seluruh anggota keluarga besar. Setelah menuntaskan salat Id dan bermaaf-maafan, kami bercerita tentang kenangan masa kecil. Beberapa hari di Sragen saja rasanya sudah mampu mengembalikan energi yang telah hilang terpakai berbulan-bulan sebelumnya, mengasah gergaji yang sudah tumpul untuk siap kembali digunakan pada 11 bulan selanjutnya.

Achmad Zaky, CEO Bukalapak.com

*) Artikel ini terbit di Koran Tempo edisi Kamis, 16 Juni 2016

Ikuti tulisan menarik Redaksi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler