x

Aksi dua pemain Polandia saat menahan langkah pemain Jerman, Mesut Ozil dalam laga babak penyisihan Grup C Piala Eropa di Stade de France in Saint-Denis, Paris, Perancis, 16 Juni 2016. Laga ini berakhir dengan skor kacamata. AP Photo/Christophe Ena

Iklan

Redaksi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pramono Anung: Jerman, Spanyol, dan Tradisi Juara

Saya sendiri pengagum tim Jerman dan Spanyol. Meski penampilan Jerman terseok-seok, skuad Joachim Loew itu tetap termasuk salah satu kandidat juara.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Pramono Anung
 

(Menteri Sekretaris Kabinet)

Tidak terasa pergelaran Piala Eropa kembali lagi pada tahun ini. Prancis sebagai tuan rumah tentunya menjadi magnet tersendiri bagi jutaan suporter sepak bola di dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayangnya, dalam turnamen empat tahunan ini otoritas Prancis melarang pemilik bar dan restoran memasang layar lebar selama Piala Eropa berlangsung.

Jadi, tidak ada acara nonton bareng atau nobar di negara tersebut. Padahal acara semacam ini bisa mengurangi konsentrasi orang berkumpul dan meningkatkan keamanan selama turnamen.

Kita juga tidak bisa menutup mata bahwa Prancis masih trauma selepas keadaan darurat sejak November 2015, saat terjadi serangan teroris yang menyebabkan 130 orang meninggal.

Tentunya, sebagai tuan rumah, Prancis ingin menjadi juara. Apalagi mereka diperkuat oleh sejumlah bintang yang tengah bersinar, seperti Paul Pogba, Dimitri Payet, Antoine Griezmann, dan Anthony Martial.

Namun, mari sejenak kita kesampingkan tim yang pastinya menjadi tim favorit kebanyakan orang karena faktor "tuan rumah". Sejumlah tim yang berstatus debutan juga siap mencuri perhatian jutaan pasang mata.

Bukan hanya satu tim debutan dalam turnamen kali ini, tapi ada lima tim yang siap melesat sebagai kuda hitam baru. Mereka adalah Wales, Albania, Irlandia Utara, Slovakia, dan Islandia.

Begitu banyak pilihan menarik di Euro 2016 yang digelar pada 10 Juni sampai 11 Juli ini. Tidak diragukan lagi negara-negara Eropa merupakan pencetak pemain-pemain muda berbakat dan legendaris dari berbagai liga.

Saya sendiri pengagum tim Jerman dan Spanyol. Meski penampilan Jerman terseok-seok setelah menjadi juara dunia di Brasil, dua tahun lalu, skuad Joachim Loew itu tetap termasuk salah satu kandidat kuat peraih gelar juara Eropa.

Demikian pula dengan Spanyol. Sang pelatih, Vicente del Bosque, memutuskan mengkombinasikan pemain muda dan senior. Untuk urusan penyerangan, Del Bosque memilih Alvaro Morata, Lucas Vazquez, Aritz Aduriz, Pedro Rodriquez, dan Nolito.

Ini jelas akan menjadi keputusan sulit memilih siapa yang akan diturunkan. Mengingat nama-nama tersebut memiliki andil yang sangat penting di klub masing-masing.

Jerman memang berpeluang mengawinkan gelar Piala Dunia dengan Piala Eropa andai bisa menjadi kampiun dalam Piala Eropa tahun ini. Jika mampu melakukannya, Jerman akan menyamai rekor Spanyol dan Prancis.

Spanyol sukses mengawinkan gelar Piala Eropa 2008 dengan Piala Dunia 2010. Sedangkan Prancis melakukannya pada Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.

Pada Euro 2016 ini saya pribadi menjagokan Prancis dan Jerman. Bagaimana dengan Anda?

Ikuti tulisan menarik Redaksi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler