UNTUK waktu 29–30 hari setiap tahunnya, penduduk muslim seluruh dunia berdoa dan membaca Al-Quran selama Ramadan. Sejak fajar hingga senja, mereka menahan lapar dan haus dengan tidak makan dan minum. Di aula Masjid Ibrahim, Las Vegas, Amerika Serikat, semarak dengan berbagai kegiatan sosial sembari menunggu waktu berbuka puasa. Ketika menjelang buka puasa, lakilaki dan perempuan bekerja sama menyiapkan makanan menu buka puasa.
"Ini seperti acara berkumpul bersama dengan bermacam acara yang kami padukan. Ada muslim dari Afganistan, negara-negara Arab, Bangladesh, Pakistan, dan ada makanan dari mana saja,” ujar pengurus Masjid Ibrahim, Bir Azam, seperti dikutip Las Vegas Review- Journal, akhir pekan lalu.
Masjid Ibrahim bukan sekadar masjid tempat beribadah, tapi juga nama sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, keagamaan bagi warga muslim lokal di Las Vegas, serta komunitas lintas iman. Semua anggota Masjid Ibrahim bergotong-royong menyediakan makanan, menyiapkan, dan melayani tamu-tamu yang hadir di sana.
Salah seorang anggota Masjid, Tanzima Khan misalnya. Dia memiliki pengalaman profesional sebagai koki di restoran Lemongrass Thai di CityCenter. "Setelah pulang kerja, saya akan langsung ke sini untuk melayani masyarakat,” ujar dia.
Khan menyatakan, meskipun selama menjadi koki harus memasak berbagai menu di restoran tempatnya bekerja, itu tidak mempengaruhi puasa yang dia jalani. "Saya akan melayani kebutuhan makan dan minum mereka, meskipun mereka makan dan minum di depan saya,” dia mengungkapkan.
Khan menyatakan puasa Ramadan bisa menjadi sedikit berat di Las Vegas karena udara panasnya. Namun mental seseorang untuk menjalankan puasa haruslah siap. Sebab, puasa bermanfaat bagi kesehatan, yakni memberikan kesempatan lambung untuk beristirahat. "Anda harus siap secara mental. Itu tidaklah berat,” ujar dia.
Ketika waktu menunjukkan pukul 20.00, waktu buka puasa di Las Vegas telah tiba. Setelah berbuka, mereka kemudian menjalankan ibadah salat magrib berjemaah. Adapun di aula, makanan sudah ditata rapi dan dimasukkan kardus untuk dibawa pulang para anggota jemaah.
"Kami tidak boleh membuang makanan mubazir. Ini sangat penting, sehingga makanan yang ada bisa dibawa pulang,” ujar pengurus masjid lainnya, Shampa Gallardo.
Setelah itu para anggota jemaah menjalankan ibadah salat isya dan tarawih berjemaah pada pukul 21.30. Masjid Ibrahim menyiarkan langsung ibadah salat tarawih secara online melalui themasjidibrahim.com. Direktur Masjid Ibrahim, Dr. Aslam Abdullah, menyatakan mereka akan menyelenggarakan kegiatan makan malam bersama umat lintas agama pada 30 Juni mendatang. ABDUL MALIK
Ikuti tulisan menarik Redaksi lainnya di sini.