x

Iklan

grace adelicia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Narsum Maling dan Penipu Kok Malah Dianggap Pahlawan

Teman Ahok

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Kalau memang Tempo gentle, biarkan tulisan ini tayang, supaya berimbang..."

Hadeeehhh...

Koq ga di approved juga sih?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ternyata memang beda kelas dengan Kompasiana...

Mau menghujat admin sekalipun tetap aja tulisan ditayangin...

Genderang perang sudah ditabuh, pantang berkata mundur atau lari terkencing kencing.

Secara jelas Tempo sudah menyerang Ahok dari sisi yang terlemahnya yaitu Teman Ahok.

 

Apakah itu tidak boleh?

Oh, tentu saja boleh, boleh banget dong... 

Silahkan aja menyerang siapapun dan dari sisi manapun...

Mumpung belum pilkada dan belum ada pemilihan, silahkan bongkar kebobrokan Ahok supaya nanti orang ga akan salah pilih kan?

Tapi, ada tapinya nih...

Asalkan serangan itu berdasarkan data yang benar. Jangan dengan data khayalan sendiri atau data asal njeplak aja. Itu jelas ngawur...

Jangan asal membuat dan melempar tuduhan semaunya yang berdasarkan ilusi GodMother atau sekelas reportase abal abal dong.

Pakailah data yang sesungguhnya terjadi...

Dan ingat...!!!

Kalau sudah menyebar berita HOAX atau reportase abal abal, jangan kemudian keliatan terlalu LUGU dengan mengatakan, kalau tidak benar silahkan laporkan ke pihak yang berwajib...

Itu perkataan yang bisa dipakai sama orang biasa kaya saya ini, yang ga ngerti sama sekali tentang hukum undang undang dan proses hukum di negeri ini...

Biarpun dodol kaya gini, secara logika saya bisa ngerti sedikit dan bisa membuat beberapa contoh...

Sekarang gini deh, seumpama saya sebagai orang biasa membuat tuduhan atau bikin berita HOAX tentang seseorang -yang juga orang biasa- saya sebut dia maling, rampok dan pengedar narkoba, gimana?

Tentu pihak yang dituduh, jika tidak suka akan marah dong, dan pasti bisa menuntut saya ke pengadilan, kan?

Dan polisi bisa segera memprosesnya kalau ada ... (silahkan isi titik titiknya...)

Karena kasus ini bukan hal yang urgent yang perlu langsung ditangani, maka kecil kemungkinan akan cepat diproses, kecuali memang pas polisi nya nganggur atau ada... (silahkan isi titik titiknya ya...)

Dan endingnya pun bisa berakhir dengan damai, saling memaafkan di kantor polisi, atau kalaupun diproses secara hukum akan banyak membuang energi, waktu, dan juga perlu ... (titik titiknya isi sendiri lagi ya...) untuk bisa menghukum berat pelaku...

Sudah banyak contohnya, kasus sepertinya yang endingnya ga jelas kan?

Nah udah ribut dan ribet tapi ujungnya masih ga jelas, kan?

Tapi, berbeda dengan #JatuhTempo yang bukan orang biasa dan tidak mengerti hukum kaya saya ini. 

Sebagai media, mereka tau persis punya baju pelindung sakti, yaitu undang undang pers, yang bisa melindungi mereka dari jerat hukum negeri ini...

Bayangin aja, apa jadinya jika orang biasa yang tidak punya kekuatan apa apa, harus berhadapan head to head  dengan orang gede yang punya baju pelindung sakti...

Inilah yang bikin semua jadi makin ribet kan...

Karena tau punya baju pelindung sakti inilah yang membuat #JatuhTempo jadi pihak yang bisa semaunya menyebar berita HOAX tanpa kuatir diadili dan dihukum...

Jika pun nantinya terbukti, bahwa #JatuhTempo sudah menyebar berita HOAX, paling banter akan disuruh minta maaf dan setelahnya dianggap selesai...

Atau bahkan yang lebih gile lagi, seperti yang dilakukan oleh Tempo kemarin, sudah jelas jelas artikelnya ngawur, abis itu langsung menghapus paragraf nya dan cuma menulis RALAT doang...

Mantab kan? Jauh lebih gentle Kompasianer dong... Yang kalau udah jelas salah langsung minta maaf tanpa perlu diadilin lagi dan ga mesti pake ribet...

Belum lagi sang GodMother yang lihay dan licik, yang bisa memerankan Angel and Devil dengan sama baiknya...

Di depan baik, di belakang nusuk...

Ampuunnnnn...

Namun dengan laganya yang lugu, Tempo mengatakan dia adalah sang pembawa pesan bla bla bla dengan argumen tetek bengek lain, yang ga nyambung banget deh... Hahahaaa....

Sudah jelas jelas mau menghajar Ahok demi #JatuhTempo, koq ga ngaku?

Setelah ga mempan menghajar Ahok, sekarang mau meruntuhkan kredibilitas TemanAhok...

Jangan mungkir lagi deh, cape liat Tempo ngeles mulu kaya gitu tau... 

Mau jadi haters koq kaya orang takut gitu sih? 

(Masih ngarep ya? Hahahaa...)

Jadi haters, ya bilang haters... 

Jangan mencla mencle seakan sang pembawa pesan segala macem, emangnya itu pesanan siapa? 

Apalagi mau dianggap pahlawan... Widdddiiiiiiihhhhhhh...

Saya setuju dengan pernyataan Tempo tentang, bahwa tidak boleh menyerang dengan latar belakangnya.

Tapi...

Ada tapinya lagi nih...

Asalkan latar belakangnya memang terbukti tidak ada kaitan dengan apa yang diungkapnya...

Saya contohin ya, biar Tempo bisa mikir dikit...

(Biarin dah, saya terima aja kalau ada yang ngatain saya sok pinter, sombong, belagu dll, padahal dodol abis juga terserah...Soalnya Tempo belaga pilon dan belaga lugu terus sih.... Cape kan? )

Jika, ada yang membuat tuduhan ke saya maling...

Kemudian saya balas dengan mengatakan orang yang menuduh itu adalah anak ga sekolah, bodoh, pemerkosa, paedofil dan yang ga nyambung lainnya, itu jelas ga bisa dibenarkan, disebut Ad hominem...

Walaupun secara fakta bahwa apa yang saya katakan itu benar, secara hukum orang tersebut pernah dipenjara dengan kasus pemerkosaan, namun kalau ga ada kaitannya dengan tuduhannya itu ga boleh...

Tapi jauh berbeda dengan kasus yang dialami oleh TemanAhok kemarin...

Secara jelas si PENIPU (kalau saya lebih suka menyebut *PENIPU, bukan penghianat, nanti saya jelaskan di bawah) ini yang sudah melakukan manipulasi sendiri dan KARENA PERBUATANNYA TERSEBUT (MEMANIPULASI) , DIA TELAH DIKELUARKAN OLEH TEMANAHOK.

Lalu bagaimana mungkin jika Penipu ini, malah dipuja puji seperti pahlawan ketika "membongkar kebobrokan" Teman Ahok?

Coba mikir dong....!!!

Lah yang menipu kan dia, terus yang ditipu ya TemanAhok, karena dia sudah menipu dan sudah dikeluarin, koq sekarang dia malah balik nuduh TemanAhok yang nipu?

Hadeeehhhhhhhh...

Masa ga boleh membongkar bahwa dulunya penyusup ini adalah PENIPU di Teman Ahok? Apa itu Ad hominem????

Mikirrrrrrr........!!!

*Saya sebut yang menyusup ini penipu karena memang orang ini niatnya memang menipu, silahkan lihat pernyataannya sendiri...

"Dari situ saya ketemu teman saya yang namanya Eko. Katanya, 'bang kita ada mainan baru'. Kata saya mainan apa itu? Eko bilang ngapain ikut Kemensos yang nggak ada uangnya, orang ngerjain mainan Teman Ahok ada uangnya. Saya tanya gimana caranya? Namanya Teman Ahok itu menjalankan sejuta KTP. Gimana kalau kita buat warga yang mau beli formulir KKS kita salin bersama formulir Teman Ahok," ujar Richard mengungkapkan awal mula bergabung.

Kata Richard Eks Teman Ahok Soal Fotonya dengan Seragam PDIP dan Ormas Pospera

Bisa dilihat memang sedari awalnya aja dia memang udah niat menipu alias ngakalin buat dapet duit kan?

Nah, ada ga kaitannya sama Pospera? Silahkan nilai sendiri ya...

Siapa di Balik Misi Penghancuran Teman Ahok?

Sama juga dengan apa yang dilakukan oleh Tempo...

Narasumber yang dipakai Tempo adalah orang yang dikeluarkan oleh Cyrus karena telah melarikan uang alias maling...

Sekarang maling ini dijadikan narasumber untuk menjelekkan Cyrus...

Apa dengan membuka topeng maling ini bisa dengan Ad hominem???

Hadehhh... Mikirrrrrrrr atuh.........!!!

Seharusnya, jika memang Tempo merasa ada yang salah dengan Ahok atau TEMANAHOK, SILAHKAN BUKTIKAN DENGAN DATA VALID BUKAN DENGAN DATA KHAYALAN SENDIRI...!!!

Katanya Tempo jago dalam hal investigasi, koq dapat narasumber yang sudah jelas maling koq masih tetap  dipakai?

Koq mau maunya, mengambil data dari narasumber yang jelas jelas sudah mencuri diperusahaan? 

Apa ga aneh? Seorang maling ditanyain tentang perusahaan yang dicurinya?

Masa yang kaya gitu mesti diajarin?

Mikirrrrrrr....!!!

Pake narsum maling dan penipu, tar gue bilangin Jokowi luh...!!!

Wakaakaka........

Narsum Maling dan Penipu Kok Malah Dianggap Pahlawan

Ikuti tulisan menarik grace adelicia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB