Selamat Bertugas Jendral Tito Karnavian
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Menilik visi misi serta program prioritas menunjukkan bahwa pemahaman permasalahan internal Polri boleh dikatakan paripurna.
Selamat Bertugas Jendral Tito Karnavian.
Harapan kembali ke jati diri Polri kini tertumpah ke pundak Kapolri Komjen Pol Drs. Tito Karnavian MA, Ph D. Menilik visi misi serta program prioritas menunjukkan bahwa pemahaman permasalahan internal Polri boleh dikatakan paripurna.
Masa tugas 5 tahun Pak Tito Karnavian diperkirakan cukup (lama) untuk membenahi kultur Polri. Memangkas durasi waktu perubahan kultur arogansi menjadi budaya pelayanan diyakini bisa tercapai seandainya keteladanan Pimpinan Polri bukan saja di contohkan oleh Kapolri namun juga diikuti oleh seluruh "komandan". Selain itu reward and punishment tanpa pandang bulu merupakan shock therapy ampuh untuk mengakselerasi reformasi internal Polri.
Sebagai seorang purnawirawan saya terharu mendengar program prioritas Jendral Tito Karnavian tentang rencana pembenahan internal terkait budaya hedoisme di lingkungan Polri. Inilah untuk pertama seorang perwira tinggi mengakui memang benar adanya kultur tersebut di tubuh Polri.
Bisa jadi rekening gendut itulah yang jadi indikator bahwa pola hidup mewah itu ada namun tentu tidak terjadi di seluruh jajaran Polri. Pola hidup hedon (oknum) merupakan salah satu ganjalan misterius untuk merubah citra Polri walau pun di sisi lain sebenarnya Anggota Polri telah berusaha keras memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Namun tak pelak citra buruk itu telah mencoreng nama Polri sebagai institusi negara.
Pembenahan Internal Polri dan Pembangunaan Nasional
Suksesnya pembangunan nasional akan berdampak pada keamanan nasional demikian pula dalam kondisi negara aman maka pembangunan akan lancar dilaksanakan. Pada domain keamanan itulah tugas pokok Polri diunggulan sebagai satu satunya institusi negara yang mempunyai tanggung jawab atas keamanan dan ketertiban masyarakat
Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak era reformasi tidak lagi berada dibawah naungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Sejak itu Polri berada langsung dibawah komando Presiden. Masyarakat menyebutnya sebagai Polri Mandiri.
Perubahan status kedudukan ini sepertinya mengikuti kedudukan Polisi dunia yang sangat berbeda peran dan fungsinya dengan tentara di mana di sana ada perbedaan jelas antara militer dengan sipil. Sehubungan berada dalam orde reformasi, maka seketika itu juga di tubuh Polri dicanangkan 3 jenis reformasi.
Ketiga reformasi itu meliputi reformasi struktural, reformasi instrumental dan reformasi kultural. Dua reformasi sukses dikerjakan dalam waktu sepuluh tahun namun reformasi kultural belum menunjukan hasil memuaskan.
Revolusi Mental
Reformasi Struktural di organisasi Polri berhasil merubah struktur jenjang kewenangan mulai dari Mabes Polri sampai ke tingkat Polsek. Perubahan itu disesuaikan dengan tuntutan dan tantangan tugas diselaraskan pada kebutuhan masyarakat.
Ketika masih dibawah ABRI, kekuatan Polda belum bisa dioptimalkan, namun setelah reformasi jajaran semua Polda yang kini dipimpin oleh seorang Jendral mampu mengoptimalkan kekuatan sesuai hakekat ancaman.
Demikian pula reformasi instrumental berjalan sesuai dengan tahapan berdasarkan alokasi anggaran. Alat perlengkapan Polri saat ini sudah cukup memadai bila dibandingkan ketika masih dibawah sistem anggaran Mabes ABRI.
Lihat saja perlengkapan anggota Polri yang menangani teroris dan huru hara, mereka memiliki segala kelengkapan termasuk senjata muktahir untuk melaksanakan tugas berpotensi kehilangan jiwa.
Justru yang paling berat dalam tubuh Polri adalah melaksanakan Reformasi Kultural. Inilah tantangan setiap berganti Kapolri demi Kapolri yang menjadi hutang abadi bagaimana menwujudkan tampilan Polri sesuai Jiwa Tribrata dan Catur Prasetya. Ketidak puasan masyarakat terhadap pelayanan Polri di ujung tombak masih sering terdengar walaupun dengan frekuensi menurun.
Sapu Bersih
Track Record bersih Jendral Tito merupakan modal awal untuk melakukan perombakan total atas kultur dan kinerja Polri. Ibarat sapu bersih maka Beliau di yakini mampu menyapu bersih segala kekotoran yang ada di tubuh Polri.
Kultural organisasi Polri sangat melekat pada pola kepemimpinan. Sosok seorang Kapolsek dipastikan mewarnai tugas Polri di wilayahnya tergantung bagaimana style kepemimpinan yang diterapkan.
Anak buah pada dasarnya ikut saja perintah atasan seperti yang sering kita dengar ucapan '"siap ndan" masih banyak Komandan di kewilayahan bekerja di atas azas profesionalistas. Kalau pun ada anak buah yang nakal maka secara alamiah di nakal itu akan tersingkirkan karena tidak sesuai dengan kultur sang komandan
Demikian pula bila di tarik sampai keatas, apakah itu jabatan Kapolres, Kapolda sampai Kapolri, pola kepemimpinan yang mereka terapkan akan mewarnai penampilan Polri di masyarakat.
Jadi bisa disimpulkan disini bahwa cara memimpin seorang komandan akan terlihat dari kinerja anak buah di lapangan. Semakin profesional sikap komandan maka sosoknya akan mampu memberikan teladan bagi anak buah ketika melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat.
Tribrata dan Catur Prasetya
Oleh karena ada baiknya para komandan di seluruh jajaran Polri kiranya berkenan mengingat kembali nilai-nilai yang termaktub dalam Jiwa Tribrata dan Catur Prasetya.
Itulah sumpah suci setiap anggota Polri kepada Negara sehubungan mereka bukan membela pemerintah berkuasa yang silih berganti itu. Polri bertugas membela negara. Polri bukan Kepolisian Pemerintah, mereka adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Selama ini pemerintah dikonotasikan sebagai pihak eksekutif di mana Presiden dan kabinet melaksanakan tugas. Sedangkan pihak Legislatif dan Yudikatif dalam tatanan trias politica nampaknya berada di luar pemerintahan.
Demikan sejumput harapan Seorang Purnawirawan untuk Kapolri. Teriring doa semoga Jendral Tito Karnavian mendapatkan kekuatan luar biasa dari Allah SWT mengingat tantangan yang akan dihadapi sungguh sangat berat.
Inilah momentum untuk merubah kultur arogansi menjadi kultur pelayanan sehingga Polri di cintai masyarakat seperti yang pernah terjadi di era kepemimpinan Jendral Hoegeng.
Salam salaman
KBP (P) H. Thamrin Dahlan, M.Si.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Ketika Prabowo Subianto Mengguncang Tubuh Anies Baswedan
Kamis, 25 April 2024 05:56 WIB
Bantuan Tuan Sangat Berarti Bagi Kami
Jumat, 13 Oktober 2023 09:58 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler