x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ubahlah Kebiasaanmu, Berubahlah Kehidupanmu

Kita adalah apa yang biasa kita kerjakan sehari-hari. Kita dapat mengubahnya jadi lebih baik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Iya, bos, susah nih ngubahnya, sudah kebiasaan,” ucap seorang kawan ketika ditegur karena menyalakan rokok lagi—batang yang keempat dalam waktu kurang dari dua jam. Satu batang belum habis, ia matikan (dia beralasan, rasanya sudah pahit) lalu mengambil yang baru. Begitu, berulang-ulang.

Benarkah susah mengubah kebiasaan (negatif)—seperti tak henti-henti ngemil atau makan berlebihan? Charles Duhigg, jurnalis The New York Times, menyajikan paparan menarik bahwa kebiasaan buruk atau negatif dapat diubah menjadi sebaliknya. Duhigg melakukan aktivitas ‘connecting the dots’—mentautkan berbagai penelitian ilmiah yang dilakukan oleh psikolog, ahli saraf, perilaku sehari-hari, maupun praktik bisnis para usahawan sukses.

Istilah ‘kebiasaan’ (habit) memang mengusik bagi siapapun yang mau sesekali mengambil jarak dari rutinitas harian. Benarkah kebiasaan membuang sampah sembarangan tak bisa ‘diluruskan’? Benarkah kebiasaan menunda pembuatan laporan dihentikan? Berbagai kebiasaan, positif atau negatif, pada akhirnya membentuk diri kita, tapi apakah ini berarti kebiasaan tidak dapat diubah?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari ikhtiarnya membaca ratusan karya ilmiah serta mewawancara banyak ilmuwan perihal kebiasaan, Duhigg menemukan banyak hal menarik. Di antara banyak hal itu, yang terpenting ialah bahwa kebiasaan dapat diubah. Dari para ahli saraf, Duhigg mendapati pelajaran penting bahwa perubahan kebiasaan berarti perubahan mendasar pada otak. Lewat rekonstruksi terhadap berbagai tulisan itu maupun wawancara, Duhigg mengajak kita untuk memahami watak manusia dan potensinya untuk berubah.

Meskipun kita dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan kita, bukan berarti kebiasaan itu takdir kita. Kita dapat mengubahnya jika kita mau dan tahu caranya. Meskipun begitu, buku karya Duhigg ini bukanlah sejenis self-help book (buku swa-bantu) yang praktis lantaran judulnya terkesan populer, The Power of Habit, melainkan diskusi serius tentang bagaimana kebiasaan dibentuk dan diubah.

Sebagian orang, maupun organisasi dan perusahaan, memerlukan perjuangan berat untuk berubah. Sebagian lainnya mampu membentuk ulang diri mereka dalam semalam, misalnya karena terinspirasi dan termotivasi. Kelahiran anak pertama, yang mungil dan lucu, mampu menghentikan kebiasaan merokok seorang suami yang baru saja menjadi ayah, sebab ia tahu dan menyadari efek buruk bagi anaknya.

Ya, mengubah kebiasaan sama saja dengan membentuk ulang diri kita. Pesan penting yang disampaikan Duhigg ialah: dengan memahami bahwa kebiasaan kita dapat berubah, kita memilih kebebasan serta tanggung jawab untuk membentuk kembali diri kita. “Begitu Anda memahami bahwa kebiasaan dapat dibangun kembali,” tulis Duhigg, “kekuatan dari kebiasaan (power of habit) akan jadi lebihmudah untuk dipahami.”

Dengan memahami karakter dari kebiasaan, kita dapat mengubah perilaku kita, memengaruhi perilaku kelompok, mengubah perusahaan jadi pencipta laba, dan memastikan keberhasilan gerakan sosial. Lewat contoh-contohnya yang hidup, Duhigg meyakinkan bahwa kebiasaan yang tepat menjadi kunci keberhasilan ‘raja kolam renang’ Michael Phelps, CEO Starbucks Howard Schultz, maupun Martin Luther King, Jr., pencetus gerakan hak-hak sipil.

Jika kita ingin menurunkan berat badan, maka kita harus mau mengubah kebiasaan makan apa saja menjadi makan teratur, disiplin gizi, serta membiasakan berolahraga. Mengubah kebiasaan kerja serampangan mampu menjadikan diri kita lebih produktif. Mengubah kebiasaan dapat menjadi pembeda yang tajam antara kegagalan dan keberhasilan, mengubah keterpurukan menjadi kehidupan yang penuh semangat. Bahkan, mengubah kebiasaan mampu mengubah kehidupanmu! (foto: lari pagi, tempo.co) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB