x

Iklan

Rio Laksamana Prastya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Perayaan Kemerdekaan di Tanjung Tirto

Lomba ini di koordinir oleh organisasi pemuda di desa Tanjung Tirto

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia Dengan Membawa Kembali Nuansa Permainan Tradisional.

 

17 Agustus hari kemerdekaan Indonesia. Untuk merayakan hari tersebut, masyarakat Indonesia mempunyai tradisi yang bermacam-macam dan unik contohnya mengadakan sebuah lomba, membersihkan desa, dan sebagainya. Namun, di desa Berbah, Tanjung Tirto, Sleman, Yogyakarta, mempunyai tradisi yang berbeda. Desa Tanjung Tirto dalam menyambut hari kemerdekaan mengadakan bermacam-macam lomba seperti lomba memasak, ninja warrior, dan lomba-lomba tradisional lainnya. Lomba yang diselenggarakan terbuka untuk semua warga Tanjung Tirto. Lomba ini di koordinir oleh organisasi pemuda di desa Tanjung Tirto, dengan menggunakan kas organisasi pemuda dalam menyelenggarakan lomba-lomba tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu panitia lomba dan pemuda di desa Tanjung Tirto "Bondan" mengatakan bahwa "Mengadakan beberapa lomba adalah langkah sederhana yang dapat dilakukan oleh desa ini untuk menguatkan silahturahmi antar penduduk desa khususnya untuk bapak-bapak dan anak-anak karena mereka terlalu sibuk dengan perkerjaan di kantor dan sekolah sehingga mereka tak punya waktu untuk bersosialisasi dengan warga sekitar." Bondan juga menambahkan bahwa ini langkah untuk menguatkan kekompakan dan kebersamaan warga desa Tanjung Tirto.

Lomba dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia diadakan di pondok UGM (universitas Gajah Mada). "Mengadakan lomba-lomba dalam perayaan hari kemerdekaan di pondok UGM sudah sering terlaksana mungking sebanyak 3 kali, karena tempat ini terbilang dekat dengan rumah warga, luas, mudah prosedur peminjamannya, dan gratis. Kalau mau cari tempat lain tidak tersedia tanah lapang karena hampir semua daerah Tanjung Tirto adalah sawah." Tutur wakil ketua panitia "Apin"

Lomba dikategorikan menjadi 3 kategori. Kategori pertama adalah lomba untuk anak-anak yang terdiri dari lomba memasukkan paku ke dalam botol, menahan balon dengan perut, mengambil koin dengan mulut. Lalu kategori kedua adalah lomba untuk anak remaja yang terdiri dari lomba ninja warior, dan yang terakhir lomba untuk ibu-ibu yang terdiri dari lomba memasak.

Semua kompetisi berisi dengan nuansa permainan tradisional ala Indonesia. "mengambil nuansa permainan tradisional ala Indonesia dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia bertujuan untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak muda desa Tanjung Tirto karena permainan tradisional tersebut hampir terlupakan karena tergantikan permainan berbasis online yang lebih modern di masa ini. Jadi dengan mengambil tema ini kita bisa bernostalgia tentang permainan kuno di masa dulu contohnya seperti berjalan menggunakan tempurung kelapa, balap karung, dan berjalan menggunakan bakiak" Ucap ketua panitia lomba "Rudy".

Pondok UGM dilengkapi dengan fasilitas outbond sehingga tempat tersebut sering disewa warga sekitar untuk melakukan sebuah acara. Jadi dengan memaksimalkan fasilitas yang tersedia di pondok UGM, lomba ninja warior dapat dimulai. Game ini memaksa para perserta untuk berlomba dengan waktu, jadi perserta yang cepat menyelesaikan tantangan, perserta tersebut mempunyai kesempatan untuk menjadi juara. Dalam ninja warior rintangan dirancang dengan sedetail mungkin, dengan menggabungkan kreatifitas dan ketangkasan perserta dalam menghindari atau melewati rintangan. Tujuan utama dalam permainan ini adalah mengambil sebuah bendera yang diikat diatas pohon yang tinggi. Walaupun permainan ini terbilang susah, namun antusias remaja warga Tanjung Tirto sangat tinggi untuk berpartisipasi dalam lomba ini.

Lomba terakhir yang diadakan adalah lomba memasak. Walaupun perserta lomba membawa peralatan-peralatan masaknya sendiri, namun perserta lomba tetap berantusias tinggi mengikuti lomba ini. Dalam acara ini panitia lomba hanya menyediakan bahan baku "singkong" dan perserta lomba memasak dianjurkan untuk memasak dengan menggunakan singkong sebagai bahan utamanya. Karena hampir mayoritas penduduk warga Tanjung Tirto adalah petani, jadi lomba ini juga bertujuan untuk mencari cara bagaimana menambah nilai jual singkong dan diharapkan bisa menjadi mata pencaharian baru didesa Tanjung Tirto.

"Desa Tanjung Tirto dalam masalah bahan utama mempunyai potensi yang sangat besar terutama dalam bidang pertanian dan perikanan karena pemerintah sangat memperhatikkan desa ini dalam hal bantuan untuk mensejahterahkan petani, namun dalam hal kreatifitas untuk menambah nilai jual seperti contohnya membuat makanan khas desa ini, namun penduduk desa masih belum mengetahui bagaimana caranya. Jadi dengan diadakan lomba ini oleh kaula muda, ini bisa menjadi kesempatan besar untuk menghasilkan makanan khas desa Tanjung Tirto." Tutur kepala dusun Tanjung Tirto "bapak Ari Eko Wibowo".

Perserta lomba terdiri 7 kelompok (Rt 1, Rt 2, Rt 3, Rt 4, Rt 5, Rt 6, danRt 7) dan masing-masing kelompok hanya terdiri dari 4 anggota. Waktu yang diberikan oleh panitia dalam memasak hanya selama 2 jam untuk memukau juri. Masakan yang tersaji untuk di lombakan adalah combrong dengan rasa coklatdan strawberry, minuman bersoda, Kongnas (singkong nanas) atau singkong yang dimasak dengan campuran saus nanas, dan ongol-ongol (makanan yang mirip dengan makanan tradisional dari Bandung "Cimol").

Sistem penilaian dalam lomba masak ini menggunakan sistem voting yang diberikan oleh juri. Bondan salah satu panitia lomba memasak menerangkan bahwa kriteria yang akan diuji adalah 1) kelezatan makanan, 2) kreativitas, dan 3) keunikan makanan. Pada akhirnya Rt 1 dinobatkan sebagai juara ketiga dengan memasak coklat dan strawberry combrong,  juara kedua adalah Rt 3 dengan memasak ongol-ongol , dan juara pertama di anugerahkan kepada Rt 4 dengan memasak kongnas yang di campur dengan saus nanas. Pemberian hadiah rencana akan diberikan pada tanggal 27 Agustus 2016 dalam acara tasyakuran. Acara ini akan mengumpulkan semua warga desa Tanjung Tirto untuk merayakan hari kemerdekaan, makan bersama, pembagian hadiah dan berdoa bersama untuk berharap Indonesia akan semakin baik dari sebelumnya. Itulah tradisi- tradisi yang dilakukan desa Tanjung Tirto dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia.

 

Hikmah Riana dan Indah Cornelymaya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ikuti tulisan menarik Rio Laksamana Prastya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler