x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Siapakah Sesungguhnya Newton?

Masih ada misteri yang melingkupi Isaac Newton, melampaui pengenalan orang terhadap ide-ide fisikanya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Ketika sejarawan sains James Gleick menyusun bukunya, Isaac Newton (terbit 2003), ia bersandar kepada surat-surat pribadi fisikawan itu serta catatannya yang selama berabad-abad dianggap hilang. Beranjak dari material ini, Gleick berusaha memahami kegelisahan Newton dalam ikhtiar memahami rahasia alam semesta.

Rasa ingin tahu Newton begitu mengesankan. “Aku tidak tahu bagaimana dunia memandang diriku,” ujar Newton kelak sebelum meninggal, “tapi aku sendiri memandang diriku seperti bocah yang bermain pasir di pantai, asyik mencari batuan halus serta kerang-kerang cantik, sementara lautan kebenaran mahaluas tetap tak terjamah olehku.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ayah Newton, seorang petani kecil, meninggal muda sebelum Newton lahir (1642). Orang Inggris zaman itu memercayai bahwa anak seperti itu tidak akan menyerupai ayahnya. Meski terkesan takhayul, tapi Newton dewasa memang tidak bertani. Berbagai pertanyaan besar tentang alam semesta membuat pikirannya sibuk menemukan jawaban.

Newton lebih banyak berpikir dan menulis dalam kesendirian. Bila tidak didesak oleh teman-temannya, yang jumlahnya tak banyak itu, Newton tak akan menyebarluaskan pikiran dan temuan revolusionernya. Ia bukanlah sejenis figur yang menyukai publisitas, yang mungkin diperlukan agar diterima di kalangan elite Inggris masa itu.

Sebagai sosok yang terbiasa berpikir rasional, Newton rupanya juga mencari jawaban atas pertanyaan tentang tuhan. Ia membangun konstruksi yang berbeda dari keyakinan yang dianut orang-orang sezamannya. Ekplorasi tentang sisi kehidupan mistis ini lebih tergali dalam karya Sarah Dry, The Newton Papers: The Stranger and True Odyssey of Isaac Newton’s Manuscripts.

Dry menyingkapkan sisi-sisi lain dalam pemikiran dan keyakinan Newton, yang rupanya juga berminat terhadap kimia dan agama. Newton menulis tentang analisis forensik Injil sebagai upaya untuk memahami isu-isu kenabian dan keilahian. Pengetahuan dan pemahaman tentang hal ini agaknya membuat Newton berbeda pandangan dengan keyakinan mayoritas masyarakat masa itu. Newton, tulis Sarah Dry, tidak menganut keyakinan ortodoks masyarakatnya.

Dry menyebut timbunan manuskrip yang ditinggalkan oleh Newton. Naskah-naskah ini disimpan keluarga Newton setelah mereka membacanya dan menyimpulkan bahwa akan timbul kegaduhan bila naskah Newton ini diterbitkan. Materinya sukar dipahami, sebab tidak terkait dengan ide-ide yang pernah dipublikasikan Newton. Ia menulis banyak manuskrip tentang kimia dan teologi. Para sarjana yang membaca manuskrip itu bertanya-tanya: bagaimana menghubungkan fisika dan kimia, yang berada di ranah ilmiah, dan teologi yang berada di wilayah berbeda?

Kendati begitu, para sarjana tidak berhenti berharap untuk mengungkap rahasia tulisan Newton. Naskah-naskah ini lalu diserahkan kepada University of Cambridge pada 1871. Pikiran Newton dalam manuskrip itu telah menimbulkan kegemparan di antara guru besar. Universitas ini lantas membentuk komite yang bertugas mengatalogkan dan mengkaji naskah-naskah Newton. Namun, komite gagal untuk memahami inti pemikiran Newton dari sisi kimia dan teologi. 

Selama beberapa abad warisan naskah Newton ini tersembunyi. Hanya sedikit orang yang tahu dan mengaksesnya, dan di antara yang sedikit itu adalah ekonom John Maynard Keynes. Dengan penuh rasa ingin tahu, Keynes berusaha menemukan jawaban: siapakah sesungguhnya Isaac Newton? Pertanyaan serupa hingga kini belum terjawab, barangkali menunggu orang yang cukup siap untuk menerima ‘hard truth’ yang terkandung di dalam manuskrip Newton. (sumber ilustrasi: blastr.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu