x

Iklan

Erna Rushernawati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kemana Demokrasi?

Demokrasi dan kebebasan berpendapat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gelombang anti Ahok memang tidak mungkin bisa dibendung, mengingat sepak terjangnya yang membuat banyak pihak merasa dirugikan. Penggusuran demi penggusuran terus dilakukan membuat masyarakat Jakarta tak sedikit harus kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan. Yang terbaru adalah penggusuran masyarakat Rawajati yang menyisakan kesedihan masyarakat hingga kini. Bahkan beberapa bulan lalu, penggusuran Kampung Pulo juga berujung dramatis. Atas nama pembangunan dan tata kota atau dalam rangka mencegah banjir hal ini terus dilakukan.

Belum lagi kalau kita bicara tentang gaya pedas Ahok terhadap umat Islam sebagai mayoritas masyarakat Jakarta. Larangan ber-qurban di masjid yang konon membuat masjid menjadi kotor atau larangan sekolah dalam mewajibkan pakaian hijab selama bulan suci Ramadhan hanyalah sedikit komentar Ahok yang melukai perasaan masyarakat. Ditambah sikap ambigu Ahok ketika mengecewakan 'teman Ahok' karena pada akhirnya memilih jalur partai politik untuk bertarung memperebutkan kursi DKI-1. Akibatnya tak sedikit yang kemudian berbalik arah dengan slogan 'balikin KTP gue'.

Tentu tak bisa dipungkiri, Ahok awalnya adalah harapan masyarakat Jakarta untuk menjadikan Jakarta lebih baik. Jakarta bebas macet dan banjir adalah harapan paling besar masyarakat. Kebijakan Ahok yang tegas dan lugas menjadi secercah harapan ditengah berbagai persoalan Jakarta. Namun belakangan Ahok terlihat mulai gerah dengan animo anti Ahok yang semakin marak justru saat waktu di ujung batas. Akibatnya Ahok mulai membungkam para aktivis dari kalangan mahasiswa yang anti dirinya. Hal ini bisa dilihat dengan adanya upaya intervensi Ahok terhadap Universitas Indonesia untuk memberhentikan mahasiswa yang terlibat aksi anti Ahok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemana demokrasi yang begitu diagungkan di negeri ini? Kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat sebagai bagian dari jargon demokrasi seolah hanya menjadi jargon tak berarti. Bukankah negeri ini menganut demokrasi dan begitu bangga dengan demokrasi? Demokrasi dianggap sebagai sistem terbaik bahkan mampu mengalahkan sistem yang datang dari Sang Pembuat Kehidupan, Allah SWT. Bukankah demikian anggapan mereka? Kalau sudah begitu, kemana demokrasi? (Nadya, Alumnus IPB

Ikuti tulisan menarik Erna Rushernawati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB