x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Wake-Up Call: Bangunlah Sebelum Situasi Memburuk

Para manajer perlu mengasah kepekaan terhadap perubahan dan tidak terlena sampai akhirnya situasi sudah terlanjur memburuk.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Keberhasilan seringkali melenakan para manajer dan pemimpin bisnis yang tengah menikmatinya. Mereka menjadi kurang waspada terhadap apa yang sedang berlangsung di sekelilingnya. Kepekaan terhadap perubahan cenderung menurun dibandingkan dengan ketika mereka tengah berjuang keras untuk meraih kesuksesan. Mereka beranggapan situasi aman dan terkendali—pendeknya, tidak ada yang perlu dicemaskan.

Kadang-kadang, sinyal buruk sebenarnya sudah disampaikan dalam macam-macam rupa: permintaan konsumen yang berkurang, pemain baru bermunculan, hingga pertumbuhan laba yang melambat. Bagi manajer yang kurang peka, sinyal yang disebut terakhir ini kerap tidak tertangkap dengan baik, sebab meskipun angka pertumbuhan kian mengecil, toh bisnis tetap tumbuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka baru terkejut ketika beberapa bulan kemudian pangsa pasar perusahaan di wilayah tertentu berkurang cukup besar. Manajer regional menjadi sasaran tembak dalam rapat dengan direksi: “Mengapa prosentase penurunannya bisa mencapai hampir dua digit?” “Ada kompetitor baru yang gencar memasuki pasar,” jawab manajer regional. “Apa yang saudara kerjakan?” “Saya sudah mengirim usulan ke kantor pusat, tapi memo yang saya terima menugaskan saya untuk menjalankan bisnis seperti biasa.”

Jalankan bisnis seperti biasa—inilah kata-kata yang mencerminkan kekurangpekaan terhadap perubahan lingkungan pasar. Sekalipun perubahan itu di tingkat regional, kehadiran kompetitor baru tetap perlu diwaspadai. Ada saja pemain yang memasuki pasar dengan mengendap-endap, tidak tampil secara terang-terangan kecuali ketika pemain ini merasa sudah cukup mengembangkan jaringan distribusinya di tahap awal.

Orang-orang yang duduk di kantor pusat mungkin tidak cukup tajam penciuman untuk mengendus perubahan ini, meskipun mereka sudah memperoleh laporan dari wilayah. Salah satunya karena merasa sudah kokoh menguasai pasar dan menganggap remeh pendatang baru. Mereka lupa untuk memerlakukan laporan manajer regional sinyal yang membangunkan dari kenikmatan sukses—sebagai wake up call. Orang-orang pusat baru terbangun setelah wake up call berdering lebih keras, berupa data penurunan pangsa pasar yang mencapai hampir dua digit.

Wake-up call dapat menjadi momen penting bagi para manajer untuk membenahi timnya. Ini suatu peringatan bahwa ada yang tidak beres di tengah situasi yang kelihatannya aman-aman saja, normal, dan terkendali. Dalam konteks kerja organisasi apapun, wake up call lazimnya memang mengejutkan. Tinggallah kemudian respons seperti apa yang muncul. Terdapat dua respons yang mungkin atas kejutan itu: segera bangkit dari keterkejutan atau panik—sebab keterlambatan respon terbilang cukup signifikan.

Dalam konteks bisnis, wake up call merupakan momen dan peluang yang sangat baik bagi manajemen untuk membenahi susunan tim, mekanisme kerja, strategi bisnis, bahkan mungkin kultur perusahaan. Meninjau kembali berbagai aspek merupakan langkah tepat agar perubahan-perubahan lingkungan bisnis yang tengah berlangsung memperoleh perhatian yang semestinya. Begitu pula, agar keputusan dan tindakan yang diambil sebagai respons terhadap perubahan bukan bersifat reaktif dan instan. Sebagian perusahaan bahkan harus berpikir untuk mengembangkan model bisnis baru.

Sekedar contoh, ketika bisnis melalui internet mulai berkembang, banyak toko buku konvensional—toko buku fisik—di AS yang tidak segera berpikir untuk memasuki bisnis toko buku online. Jeff Bezos, yang lebih dulu mencium aroma prospektif, segera terjun ke bisnis buku online. Para pemain lama yang menjalankan toko buku konvensional terkejut melihat besarnya nilai bisnis yang dikembanngkan Bezos—sayangnya, banyak yang terlambat untuk mampu mengejarnya. Mungkin pula mereka kembali terkejut ketika toko-toko buku konvensional satu per satu berguguran, Bezos kini malah membuka toko konvensional. Dan, laris.

Begitulah, tidak semua manajer sigap merespons wake up call dan menganggap peristiwa tertentu sebagai penyimpangan biasa. Hanya manajer peka yang mampu menangkap esensi pesan yang disampaikan oleh wake up call, yakni saatnya untuk berubah dan berbenah. (sumber ilustrasi: cqwen.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB