x

Iklan

andi putra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Simbol Kebhinekaan? Pandangan HAM Ahok Itu Sesuai Pancasila?!

Pandangan HAM Ahok yang akan bunuh 2.000 orang untuk 10 juta orang itu apakah sesuai dengan Pancasila?. Apakah masih dianggap sebagai simbol ke-Bhineka-an?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Selama sepekan penuh, agenda Presiden Jokowi tersita oleh berbagai konsolidasi politik dengan berbagai kalangan. Konsolidasi politik yang dilakukan di internal ataupun eksternal dengan berbagai kalangan pimpinan umat Islam tersebut sangat berkaitan dengan dampak dari dugaan kasus penistaan agama yang menjerat Ahok.

Analisa sebagian publik yang menyatakan bahwa kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok ini adalah puncak dari berbagai kontroversi tentang Ahok. Ahok yang selama ini dicitrakan di media dan sosial media sebagai pejabat publik yang bersih, transparan dan profesional, memang jauh berbeda dengan fakta yang dirasakan oleh rakyat pinggiran di kampung-kampung ibukota.

Fakta ini setidaknya mulai dilihat nyata oleh publik ketika Ahok dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta paska Jokowi terpilih sebagai Presiden RI. Sejak menjadi Gubernur Dki Jakarta, wajah dan karakter Ahok asli benar-benar terlihat nyata. Berbeda ketika ia masih menjabat wakil gubernur Jokowi, wajah bengis dan karakter arogannya masih tertutupi oleh gaya kepemimpinan kerakyatan dan dialogis yang melekat dalam diri Jokowi.

Tak sedikit fakta yang dapat kita telusuri di berbagai sumber di internet tentang arogansi Ahok. Sebut saja, Ahok yang tidak mau mengikuti perintah pengadilan untuk menghentikan penggusuran warga karena masih berlangsung gugatan hukum hingga ancamannya untuk menyemprotkan water canon isi bensin kepada para demonstran yang menentang kebijakannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak hanya itu, kita pasti akan ngilu ketika mengetahui pandangan Ahok tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam pandangan Ahok, HAM bisa saja diwujudkan dengan cara membunuh 2.000 orang demi menyelamatkan 10 juta orang. Bahkan, Ahok dengan beraninya menyatakan bahwa ia bisa bunuh 2.000 orang tersebut dihapan kita atau di depan TV. Sungguh mengerikan.

Apakah wajah bengis dan karakter arogan Ahok ini dapat dikategorikan sebagai sosok yang sesuai dengan falsafah dasar bangsa kita, Pancasila? Tentu saja banyak pihak akan mengatakan bahwa wajah bengis dan karakter arogan Ahok ini lebih tepat sebagai sosok ingin mengembangkan bibit Fasisme. Ya, Fasis. Musuh dari umat manusia di jagat bumi ini yang terus diperangi sejak berakhirnya perang dunia kedua.

Akhirnya kita menjadi bertanya-tanya ketika dalam sepekan yang lalu muncul berbagai analisa bahwa ke-Bhineka-an kita terusik oleh meluasnya aksi-aksi menuntut keadilan atas dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok. Dimana letak sikap dan perilaku Ahok yang selama ini menjaga falsafah Pancasila dan ke-Bhineka-an bangsa ini jika sikapya justru fasis?

Sepertinya benar, dugaan berbagai kalangan di publik tentang wajah asli dan sikap/karakter Ahok yang pluralis, kerakyatan, bersih, dll adalah manipulasi semata. Contoh terkininya adalah manipulasi dan pencatutan nama berbagai tokoh masyarakat dan figur publik lainnya oleh Tsamara Amany Alatas (salah satu simpul Relawan Ahok) dalam Parade Aksi Bhineka Tunggal Ika pada 19 November 2016 nanti.

Jika demikian adanya, strategi Ahok yang mengeksploitasi latar belakang primordialnya selama ini justru bisa dinilai sebagai strategi playing victim (bermain sebagai korban). Dengan latar belakangnya yang kebetulan minoritas di negeri ini, Ahok justru mengekspotasinya demi kepentingan sempitnya (kekuasaan). Disini, Ahok justru mengobar bahaya laten primordialisme yang menjadi penyakit bagi terwujudnya nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Ya, apa yang dilakukan oleh Ahok dengan segenap pandangannya tentang HAM dan Pancasila bertolak belakang sama sekali dengan tokoh-tokoh Tionghoa lainnya yang pernah menjadi Pahlawan bagi bangsa Indonesia. Pun, perilaku dan karakter Ahok bertolak belakang dengan tokoh-tokoh Tionghoa lainnya seperti Yap Thian Hiem, Kwik Kian Gia atau pun Jaya Suprana yang setia membela rakyat miskin memperoleh HAM sebagai warga negara Indonesia. 

Ikuti tulisan menarik andi putra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB