x

Iklan

Ende Pancasila

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Penyidik Polres Ngada Aniaya Siswa SMP Satap Aesesa selatan

Penyidik Polres Ngada menganiasya Rinto Siswa SMP Satap aesesa selatan di Ruangan Penyidik

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ngada, Penyidik Polres Ngada Menganiaya Seorang siswa SMP Satap Aesesa selatan Rinto namannya dari Rendu kabupaten Nagekeo. Tindakan Penganiayaan tersebut dilakukan oleh dua orang Penyidik ketika dimintai keterangan terkait dengan pembakaran mesin Bor di lokasi Rencana pembangunan waduk Lambo, Kamis (17/11).  

Dua orang penyidik polres Ngada menganiaya Rinto karena hendak dimintai keterangan saksi atas dugaan pembakaran terhadap mesin Bor dilokasi pembangunan waduk di Rendu. Rinto yang berumur 17 tahun itu tidak mengetahui soal terjadinya pembakaran mesin Bor dan karena Rinto tidak mengetahuinnya Rinto di paksakan untuk mengakuinya.

Aktivis Komnas Permpuan dan anak Noben Da Silva saat di konfirmasi via seluler ketika mendampingi Rinto dan masyarakat yang di panggil kapolres Ngada untuk menjadi saksi terkait pembakaran Bor itu mengatakan bahwa awal mula Rinto dan Rekannya Agus di panggil keruangan Penyidik  kemudian keduannya itu dimasukan ke ruangan masing-masing. Namun didalam ruangan penyidik tersebut tanpa dikawal oleh siapapun  maka Rinto di introgasi untuk mengaku terkait pembakaran mesin Bor. Rinto sendiri karena tidak mengetahui maka Rinto pun menjawab bahwa Rinto tidak mengetahuinnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“ Penyidik Meminta Rinto harus jujur terkait pembakaran mesin Bor namun Rinto menjawa tidak mengetahuinnya, dari semua pertanyaan penyidik Rinto hanya menjawab tidak tau”, kata Noben.

Di tambahkan Noben bahwa ketika Rinto hanya menjawab tidak tau soal pembakaran mesin Bor itu, namun dua orang Penyidik langsung memukul Rinto sebanyak lima kali mulai dari Perut, dada, Ulu hati, wajah dan di dahi dengan menggunakan tangan serta buku tebal.

Selanjutnya dijelaskan oleh Wilbrodus Ou ketika di konfirmasi dilokasi kejadian mangatakan bahwa ketika Rinto selesai di aniaya namun Rinto pun keluar dengan mabuk sempayang dan menangis namun pendamping yang bersama dengan warga langsung membawakan ke RSUD Ngada untuk pengobatan dan melakukan visum atas pemukulan tersebut.

“Rinto kami langsung bawah ke UGD untuk pengobatan, sebab Rinto sendiri dari pagi belum mendapatkan makan kemudian ditambah lagi dengan penganiayaan”,kata Wily.

Pemeriksaan dimulai dari pukul 14.00-21.40 Wita Rinto tidak di beri makan siang dan hanya melakukan pemaksaan secara terus menerus.

Hingga berita di turunkan saat ini masyarakat yang diminta keterangan baru selesai menangani Rinto di RSUD Ngada. ***(Jun)

Ikuti tulisan menarik Ende Pancasila lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler