x

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 3 Mei 2019 15:43 WIB

Kedatuan Sriwijaya

Perubahan tafsir terhadap Sriwijaya seiring penelitian dan bukti-bukti baru.


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Kedatuan Sriwijaya – Kajian Sumber Prasasti dan Arkeologi

Penulis: George Coedes, dkk.

Tahun Terbit: 2014 (cetakan II)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Komunitas Bambu

Tebal: xx + 458

ISBN: 978-602-9402-52-0

Buku ini memuat karya empat peneliti Sriwijaya dari tahun 1918 – 2009. Keempat peneliti sejarah Sriwijaya tersebut adalah George Coedes, Louis_Charles Damais, Hermann Kulke dan Pierre-Yves Manguin. Melalui buku ini kita bisa melihat evolusi pandangan terhadap Kerajaam Sriwijawa melalui karya keempat sejarawan tersebut.

Sejarawan selalu mengambil kesimpulan dari peninggalan-peninggalan yang ditemukannya. Penemuan bukti baru melalui penemuan prasasti atau peninggalan lainnya, membuat kesimpulan terhadap Kerajaan Sriwijaya juga berubah. Sehingga tidak ada sebuah karya sejarah yang salah, jika hal itu didasarkan kepada bukti-bukti yang saat itu tersedia.

Buku ini disusun berdasarkan tahun terbit tulisan tentang Sriwijaya. Itulah sebabnya pembaca menjadi mudah mengikuti evolusi pendapat tentang kerajaan di Sumatra ini. Tulisan tertua (1918) adalah karya George Coedes yang berjudul “Kerajaan Sriwijaya.” Karya kedua masih dari Coedes yang diterbitkan tahun 1930 yang berjudul “Prasasti Berbahasa Melayu Kerajaan Sriwijaya.” Tulisan ketiga pun adalah karya Coedes. Tulisan ketiga berjudul “Mengenai Teori Baru Tentang Letak Sriwijaya”. Tulisan ini terbit pada tahun 1936. Demikian juga dengan tulisan keempat yang berjudul “Prasasti Ligor” yang terbit tahun 1959. George Coedes memang sejarawan pertama yang secara serius menekuni studi tentang Sriwijaya.

Tulisan-tulisan Coedes yang terbit dari tahun 1918 sampai dengan 1959 memebuktikan bahwa Sriwijaya adalah nama kerajaan. Sebelumnya Sriwijaya dianggap sebagai nama seorang raja bernama Prabu Wijaya. Melalui kajian-kajian yang dibuatnya, Coedes menyimpulkan bahwa Sriwijaya adalah nama kerajaan. Coedeslah yang begitu yakin bahwa ibukota Sriwijaya berada di Palembang.

Tulisan kelima berjudul “Bahasa B Prasasti Sriwijaya,” karya Louis-Charles Damais yang terbit tahun 1968. Karya ini membahas tentang bahasa yang digunakan dalam beberapa prasasti di jaman Sriwijaya. Damais menyimpulkan bahwa berdasarkan ciri-ciri fonetik, terdapat banyak kesamaan dengan dialek Malagasi.

Tulisan keenam berjudul “Palembang dan Sriwijaya” karya Pierre-Yves Manguin. Melalui artikel ini Manguin berkeyakinan bahwa Palembang Barat sudah menjadi hunian sejak jaman Sriwijaya. Dengan bukti pecahan keramik, Manguin meyakini bahwa Sriwijaya berada di Palembang Barat dari abad VIII – XIV.

“Kadatuan Srivijaya” Imperium atau Kraton Srivijaya? Karya Hermann Kulke tahun 1993 adalah tulisan ketujuh yang dimuat dalam buku ini. Karya ini menyimpulkan bahwa Sriwijaya adalah sebuah imperium dari sekedar kerajaan. Konsekuensi dari teori ini, pusat Sriwijaya berpindah-pindah sesuai dengan kedatuan yang paling kuat. Artinya pusat Sriwijaya tidak menetap di satu tempat/kerajaan saja. Kesimpulan ini diperkuat oleh karya Manguin selanjutnya yang berjudul “Sifat Amorf Politik-Politik Pesisir Asia Tenggara Kepulauan yang terbit tahun 2002 dan “Sumatra Temggrara pada Zaman Protosejarah dan Sriwijaya, karya Manguin yang terbit pada tahun 2009. Tulisan Manguin ini adalah tulisan kedelapan dan kesembilan yang dimuat dalam buku ini.

Sangat menarik melihat perkembangan penelitian Sriwijaya ini. Jika artikel pertama tentang Sriwijaya menduga bahwa Sriwijaya adalah nama raja, kemudian berkembang kesimpulannya sebagai sebuah kerajaan dan akhirnya disimpulkan bahwa Sriwijaya adalah sebuah imperium. Seriring dengan penemuan prasasti, perubahan tafsir terhadap prasasti, maka sejarah Sriwijaya menjadi semakin benderang. Kegigihan dan ketekunan dalam penelitian sejarah memang sangat diperlukan.

 

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler