Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Apabila Isa datang berziarah, “Bangkit!” Katanya Akankah kita terlahir kembali atau tetap menghantui?
Pelajaran penting yang perlu direnungi adalah makna Pedang yang Berurusan dengan Kematian dan Pedang Pemberi Kehidupan yang ditulis Munemori. Di masa pertikaian, Pedang yang Berurusan dengan Kematian merupakan spirit untuk menumpas kejahatan. Sedangkan Pedang Pemberi Kehidupan merupakan spirit untuk masa damai.
Membaca itu ada persiapan dan strateginya. Misalnya, lebih sedikit yang dibaca, akan lebih banyak pemahaman yang diserap. Kenapa? Karena kita bisa menjaga fokus. Apa strategi lainnya?
Apakah pengalaman jatuh cinta dan mencintai yang teralami selama ini mengajarkan tentang apa itu cinta? Mungkin pengertian tentang ini tidak terlalu penting jika kita memiliki seseorang yang dicintai.
Ada sara menghadapi keterbatasan tubuh dan diri yang berakhir pada pembebasan pikiran. Bisa dengan memadukan tubuh dan semangatnya, seheingga seperti Musashi, mislanya, bisa menyatu dengan pedangnya. Bisa juga dnegan menemukan kebermaknaan dalam hidup dan mensintesiskannya dengan keterampilan dan gagasan yang dimiliki setiap individu.
Nolan tidak terlalu menekankan konflik moral sebagai bumbu utama dalam film ini. Tapi ini adalah tentang psyche Amerika, seperi halnya pertarungan Batman dan Joker dalam The Dark Knight yang mempertaruhkan psyche Gotham.
Ketika ada sesuatu yang janggal dalam rutinitas kita, terbukalah dan arahkan rasa penasaran Anda. Siapa tahu di situ kita belajar hard skill dan soft skill baru tanpa perlu ikut kursus.
Stres memang bukan pilihan, tapi ujian. Kelulusan melewati ujian bisa ditentukan oleh wawasan, keterampilan, bakat, dan persiapan matang. Jadi dalam mengelola stres kita perlu mengenali situasinya, respon terhadap situasi tersebut, dan mengembangkannya jadi kebiasaan sehat sesuai karakter kita.
Anda penggemar anime One Piece? Atau mungkin bukan tetapi sedang mencari bahan renungan? Dalam One Piece kita seperti diberi rute menuju realisasi diri. Selalu ada kebijaksanaan dalam anime zaman now hingga legenda abad pertengahan.
Hampir sebulan, saya dihantui puisi Emily Dickinson yang berjudul Because I could Not Stop for Death. Dan pada minggu sebelumnya, saya dan seorang sahabat bercakap-cakap tentang kematian di tengah keramaian kafe, lalu berlanjut di depan gedung mall yang tampak menua dan sekarat. Saya merenungi keduanya dan menemukan bahwa mungkin saja kematian dan cinta secara intrinsik saling terikat sejauh keduanya membuat seseorang memikirkan tentang eksistensinya. Bahwa kita bisa menjadi saksi atas kematian atau cinta, tetapi sebagai peristiwa itu sendiri, baik kematian atau cinta ketika hadir dalam sudut pandang orang pertama akan membawa seluruh totalitas keterlemparan eksistensi kita kedalam kehidupan dan dunia kepada penyadaran seakan-akan kita tiba pada satu momen ini. Yang satu membawa pada akhir, yang lain membawa pada permulaan, tetapi kedua-keduanya mempertemukan kesementaraan eksistensi dengan keabadian dan ketakterhinggaan.
Mengapa kita pergi camping? Apakah untuk kembali ke alam atau ke alam liar yang dikenal baik oleh insting jauh sebelum peradaban?
Namun, alih-alih berdialog puisi inilah yang muncul, mungkin karena sebelum renungan insomnia ini saya sempat membaca beberapa puisi dari Robert Francis dan sempat mengamati teknik dan gaya penulisan yang bisa saya tiru.
Apa jadinya jika kota Bandung dipotret melalui baris-baris haiku? Sebagai warga Bandung, izinkan saya mengajak pembaca untuk mengunjungi kembali ikon dan tempat bersejarah di kota kembang ini dalam ruang puitik. Meskipun saya sendiri tidak mencoba mengungkap sisi lain dari tempat-tempat tersebut, tetapi ketika menulisnya saya merasa seperti baru menemukan kembali lokasi yang diungkapkan dalam haiku dengan suara masa lalu yang masih bisa kita dengar ceritanya sampai hari ini.
Mimpi terkadang hanyalah adegan acak seperti diceritakan oleh anak kecil, namun tidak jarang menceritakan pesannya dengan jelas ataupun simbolis tapi masih bisa dipahami. Sejak berkuliah dan membaca karya Freud yang berjudul, The Interpratation of Dreams, saya cukup sering menulis catatan mimpi mulai tahun 2017. Semakin sering dicatat, mimpi yang muncul akan semakin jelas, terasa lucid (secara sensoris terasa nyata dan kita bisa membuat keputusan tentang adegan mimpinya), mengandung pemahaman simbolis, dan bisa melatih intuisi kita terhadap hal-hal yang terjadi di kehidupan sehari-hari tetapi kita tidak punya informasi pengalaman terdahulu tentang hal tersebut.
Dalam pertemuan hari ini, saya menyaksikan semangat belajar anak-anak berhadapan dengan hukum yang patut diapresiasi.
Mari ikuti perjalanan saya di LPKA Bandung dan sisi lain kehidupan dari realitas yang termarginalkan.
Apakah Anda suka menulis haiku? Atau mungkin lebih senang membacanya? Jika demikian, melalui artikel ini saya ingin berbagi seputar pemikiran tentang haiku dan karya pribadi.
Didedikasikan untuk korban bencana gempa bumi Kabupaten Cianjur, Bandung, dan Sukabumi pada 21 November 2022.
Sebuah cerpen yang terinspirasi ketika saya dan Azi berjalan-jalan di kebun kopi almarhum kakek pada 16 Agustus 2020 lalu. Di malam sebelumnya, kami sempat berbincang-bincang secara mendalam perihal masalah hubungan. Gambaran suasana hutan yang muncul dalam cerita hingga bunyi kincir angin yang tertulis dalam cerpen muncul ketika saya teringat kembali percakapan tersebut.