x

Ilustrasi Membaca Buku. Gambar oleh Pexels dari Pixabay

Iklan

Fadzul Haka

Cuma pengelana lintas disiplin dan pemain akrobat pikiran. Bagi yang mau berdiskusi silakan kontak saya: fadzul.haka@gmail.com
Bergabung Sejak: 2 Desember 2021

Selasa, 16 Januari 2024 12:21 WIB

Kiat Membaca Textbook tanpa Ngebul

Membaca itu ada persiapan dan strateginya. Misalnya, lebih sedikit yang dibaca, akan lebih banyak pemahaman yang diserap. Kenapa? Karena kita bisa menjaga fokus. Apa strategi lainnya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bagi kita yang masih kuliah, tentu akan dibekali oleh sejumlah buku sumber dalam setiap mata kuliahnya. Textbook merupakan salah satu jenis buku sumber tersebut. Dikutip dari Wikipedia, textbook merupakan buku yang disusun dari kumpulan konten dalam suatu disiplin yang ditujukan untuk memberi penjelasan.

Umumnya, textbook cukup tebal mulai dari 200 hingga 3000 halaman lebih dan semakin menantang ketika ditulis dengan bahasa Inggris. Apakah kita perlu mempelajari seluruh isinya? Tentu tidak!

Mari kita bayangkan textbook ini sebagai sumur dengan kedalaman berbeda dan jumlah air yang berlimpah. Jika kita butuh air untuk minum, mungkin 1 ember saja cukup. Akan tetapi bagaimana jika kita butuh air untuk mencuci perabotan, pakaian, dan kebutuhan mandi?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentu akan lebih banyak dari 1 ember. Dan sebagaimana sumur, ada yang jernih ada juga yang keruh sehingga kita tidak bisa langsung menggunakan air yang sudah ditimba. Apabila membaca itu dianalogikan dengan proses menimba, lain halnya dengan menjernihkan air sebagai proses untuk memahami apa yang kita baca.

Mari Kita Jernihkan!

Agar optimal, ada baiknya kita mengenali terlebih dahulu karakteristik textbook yang akan dibaca. Saya sendiri membaginya menjadi 3 kategori, sebagai catatan pembagian kategori ini hanya secara arbiter berdasarkan karakteristik textbook yang ada di rak buku saya yang jumlahnya terbatas. Beberapa di antaranya merupakan buku pegangan saat kuliah psikologi, sedangkan lainnya merupakan buku tentang project management dan public relation untuk menunjang pekerjaan. Mari kita lanjutkan dengan mengenali kategori yang saya ajukan.

Jika Anda membuka textbook pegangan kuliah psikologi, salah satunya Introduction to Theories of Personality, maka jangan pernah lewatkan daftar isi, pendahuluan, dan indeksnya. Textbook yang satu ini saya sebut sebagai ‘Tipe A’ yang memang didesain secara khusus untuk kajian literatur dalam ranah akademik. Di antaranya dengan karakteristik sebagai berikut.

  • Sebagian besar membahas teori secara mendalam, mulai dari latar belakang sejarah, landasan filsafatnya, konsep utama dalam teori, dan kritik terhadap teori tersebut.
  • Informasi yang disampaikan terdiri dari penelitian terdahulu dan fakta-fakta terkait.
  • Gaya penulisannya agak bervariasi tetapi cenderung mempertahankan jargon-jargon akademik yang perlu dijelaskan, ada pula yang seperti jurnal ilmiah karena merupakan kompilasi dari jurnal-jurnal yang tematik.
  • Di akhir bab terdapat saran bacaan dan rangkuman.

Dengan melihat karakteristik tadi, tentu kita sudah bisa menduga kepada siapa buku tersebut ditujukan. Mahasiswa, cendikiawan, dan peneliti merupakan pembaca utamanya dan memang sesuai dengan kebutuhan mereka dalam melakukan kajian.

Sewaktu kuliah Psikologi Kepribadian dulu, dosen pengampu saya menganjurkan agar membaca latar belakang sejarahnya secara sungguh-sungguh. Tepatnya, hingga kita memahami cara berpikir tokoh yang memaparkan teorinya dengan memahami seperti apa filosofinya dalam memandang dunia/fenomena, mahzab pemikiran apa yang diikuti si tokoh, dan siapa atau kejadian apa yang memengaruhinya. Setelah memahami hal tersebut, tugas kita selanjutnya adalah mencari contoh dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar yang menggambarkan konsep-konsep dalam teori yang dibaca.

Indeks akan sangat membantu kita dalam mencari penjelasan dan contoh-contoh yang relevan. Apabila kita sudah membaca bab secara keseluruhan, baik itu secara mendalam atau skimming, kita bisa menggunakan indeks untuk memetakan kembali penjelasan yang kita butuhkan dan membuat hubungan antarkonsep jika muncul di bab lain, baik sebagai referensi atau contoh.

Bagi Anda yang sudah meninggalkan bangku kuliah, mari beranjak ke rak buku lain dan berkenalan dengan jenis textbook yang lebih membumi. Ada sebagian dari kita yang lebih pragmatis, membutuhkan sedikit teori dan lebih banyak praktik, atau sekedar menambah keterampilan baru yang relevan dengan pekerjaan saat ini. Itu berarti Anda akan membutuhkan textbook ‘Tipe B’, di sini saya menggambarkan karakteristiknya berdasarkan buku Project Management edisi keempat.

  • Informasi yang disampaikan cenderung lebih banyak menyertakan fakta yang mendukung teori/pendekatan, seperti peristiwa sejarah, data statistik perusahaan, dan pendapat ahli.
  • Secara gaya penulisan lebih lugas, to the point,dan masih mempertahankan jargon, tetapi lebih sederhana dan tidak terlalu beragam.
  • Ilustrasi pendukung yang lebih variatif dan lebih sering ditampilkan, mulai dari gambar, diagram, tabel,flow chart, dan semacamnya.
  • Terdapat soal latihan untuk menguji penguasaan materi kita di akhir bab, di samping saran bacaan dan rangkuman.

Studi kasus dan beragam contoh-contoh yang dinarasikan dalam buku Tipe B ini bisa terlihat seperti hutan rimba jika kita berniat untuk melahap semua babnya. Jika tidak ada rencana belajar dan strategi yang tepat, sungguh akan membuang-buang waktu sedangkan kita akan mendapat informasi yang lebih mudah dari video Youtube dengan durasi 10 menit. Pada bagian selanjutnya, saya akan memaparkan strategi tersebut.

Apabila dalam dua tipe sebelumnya, terdapat kutub ekstrim abstrak-teoritis dengan praktis-konkrit, bukan berarti tipe ketiga adalah jalan tengah yang mensintesiskan karakteristik dalam kedua tipe sebelumnya. Justru kategori ‘Tipe C’ yang saya maksud bisa memiliki karakteristik Tipe A, Tipe B, ataupun keduanya sekaligus sebab intinya terletak pada spesialisasi dan tujuannya. Spesialisasi, keunikan, kepentingan lembaga, dan bidang penerapannya merupakan inti dari karakteristik Tipe C. Dalam koleksi saya di antaranya buku-buku seperti Best Practices on Talent Management, Skills in Person Centered Counselling and Psychotherapy, dan Sun Tzu War & Management.

  • Informasi yang disajikan terdiri dari hasil riset tertentu di kalangan terbatas serta fakta-fakta terkaitnya.
  • Terkait dengan penggunaan aplikasi maupun suatu teknik yang memiliki hak paten.
  • Menyambung poin sebelumnya, karenanya bersifat prosedural serta menyertakan banyak anekdot dan testimoni dalam memaparkan penjelasannya, dibanding 2 tipe sebelumnya.

Dalam membedah konten buku Tipe C, kita tidak akan seleluasa dua tipe sebelumnya karena perlu memahami selangkah demi selangkah agar tidak keliru dalam menjalankan prosedurnya.

Kiat Praktis Anti Ngebul

Setelah mengetahui karakteristik bacaan, selanjutnya kita perlu merancang strategi belajar yang reliable. Strategi yang saya paparkan ini dapat diterapkan bagi kita yang berhadapan dengan tiga tipe buku di atas. Hal pertama yang wajib dilakukan adalah menyadari kebutuhan, kemudian membuat tujuan belajar, dan menentukan prioritas.

Sebagai contoh, saat ini saya merasa butuh untuk memperdalam keterampilan saya di bidang pengelolaan proyek, saya merasa cukup dalam kemampuan analisis dan perencanaan, tetapi kurang dalam kepemimpinan dan pengorganisasian. Sehingga saya bertujuan untuk mempelajari tentang kepemimpinan dan pengorganisasian dalam jangka waktu 3 bulan dari bahan belajar yang saya miliki. Dengan mengenali kategori sebelumnya, kita juga bisa menentukan mana saja buku yang akan digunakan dan bagian-bagian penting di dalamnya. Berdasarkan kesibukan, saya bisa meluangkan waktu belajar di hari Senin, Jumat, dan Sabtu. Dari sini saya menyusun prioritas yang terdiri dari buku apa saja yang akan digunakan, jadwal belajar, dan aktivitasnya:

Sumber belajar:

  • Organizational Behavior(Tipe A): bab Leadership, Empowerment and Participation, dan Team and Team Building
  • Project Management(Tipe B): bab Project Authority, Project Leadership, dan Project Communication
  • Sun Tzu War & Management (Tipe C): Saya akan membaca per bab (total 9 bab) setelah menyelesaikan bab dari buku Tipe A atau Tipe B.

Dalam contoh di atas, saya merasa perlu penekanan secara general tentang kepemimpinan tetapi juga meliputi topik lain yang lebih umum seperti komunikasi, partisipasi, dan tim. Jika kita ingin meningkatkan spesialisasi, maka bisa menambahkan aitem yang berkorespondensi dengan bagian lainnya, contoh membaca bab tentang team building dalam buku Project Management dan Organizational Behavior.

Kemudian, prioritas dari segi jadwal:

  • Senin: bab Leadership dan Project Authority
  • Jumat: Sun Tzu War & Management 1 s/d 3 bab.
  • Sabtu: Evaluasi dan mengisi latihan

Tentang pilihan dalam contoh tersebut, saya lebih menyukasi variasi dan fleksibilitas dalam belajar, daripada terpaku pada satu buku hingga selesai. Sehingga dapat disesuaikan dengan gaya masing-masing.

Jika dalam satu minggu ada 5 bab yang diselesaikan dan keseluruhannya dapat diselesaikan dalam minggu ketiga, maka saya sudah mencapai target belajar tentang topik ini dalam tiga bulan. Namun, tentu kenyataan tidak seindah dan sesederhana perencanaan. Bisa jadi kesibukan menyita saya dari kegiatan belajar, hingga akhirnya tidak sempat dilanjutkan. Akan tetapi, dengan menentukan tujuan yang terikat waktu, kita bisa mengejar ketertinggalan secara realitis.

Di samping strategi, kita juga perlu memfilter apa saja hal-hal yang perlu dibaca. Apalagi dengan konten buku yang rumit dan menantang. Selain saran dari dosen saya, setidaknya inilah yang saya lakukan ketika menghadapi buku-buku di atas. Semoga dengan tips ini kegiatan belajar Anda jadi lebih optimal dan efisien, less reading, more knowledges, and better understanding.

  • Jangan lewatkan Pendahuluan di Bab 1, seluruh konteks tentang hal-hal yang akan kita pelajari ada di sini.
  • Awali dari rangkuman di akhir bab, kemudian mulai membaca secara keseluruhan. 15 menit pertama merupakan bagian yang krusial untuk memahami sesuatu karena kita masih memiliki fokus dan memori jangka pendek yang segar.
  • Ambil contoh yang diperlukan, seringkali pada buku Tipe B dan Tipe C ada lebih banyak contoh daripada substansi dari konsep yang hendak dijelaskan. Sementara contoh dalam bentuk kasus dan peristiwa terbatas oleh konteks yang jauh berbeda dengan fenomena di sekitar kita, apalagi dalam buku terbitan lama.
  • Gunakan indeks untuk mencari contoh dan track-back penjelasan konsep.
  • Ambil jeda, lakukan hal lain yang menyegarkan kembali perhatian kita.
  • Pahami kembali hal yang kita baca dengan bahasa sendiri setelah kita menyelesaikan bab yang dibaca.
  • Buat catatan yang relevan dengan kebutuhan dan tujuan kita, hal ini untuk menunjukkan capaian dalam proses belajar. Sehingga jika kita belum bisa konsisten menjalankan strategi di atas, lihat kembali catatan tersebut sebelum membuka buku. Jangan sampai kita terdemotivasi karena merasa hal yang akan dipelajari terlihat rumit, berat, atau sulit dipahami setelah vakum.

Ikuti tulisan menarik Fadzul Haka lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu