Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Beberapa hal memang tak berjalan seperti keinginanmu. Itu lumrah dan manusiawi. Kau boleh menangis sekeras yang kau mau. Tapi tetap beri batas, bahkan untuk kesedihan.
Lembaga pendidikan, transportasi umum, taman adalah ranah publik yang seharusnya memberi rasa aman. Tapi, berbagai kasus pelecehan seksual justru terjadi di sana, di ruang terbuka, saat terang dan banyak orang. Ini alaram bagi kita semua, bagaimana akhlak makin hilang dalam praktek sosial.
Jarak yang sebenarnya, bukan terletak pada satuan kilometer. Tapi, keraguan yang bersemayam dalam dirimu. Rasa ragu yang menahanmu.
Aku menduga, Tuhan menciptakan tawa kala dunia diliputi mendung. Barangkali, itu adalah CaraNya, agar kita lebih akrab dengan tawa.
Melahirkan, menyusui dan menstruasi adalah 3 kodrat perempuan. Selebihnya, kita bisa saling berbagi peran. Baik dalam pekerjaan domestik maupun di luar itu. Sederhana, tapi sedikit dari masyarakat yang akrab dengan hal-hal itu.
Kau dan aku adalah sepasang asing yang tiba-tiba merekat. Tanpa bertanya, kupersilahkan kau masuk ke dalam ruang-ruang kamarku. Aku tak tahu buah tangan apa yang kau bawa. Sebilah pisau terselip di pakaianmu. Kau bisa saja menusukku atau membuatkan sarapan yang lezat untuk kita.
Menerapkan parenting (pola asuh) yang tepat sejak dini akan membentuk kebiasaan anak saat dewasa nanti. Untuk itu, sebagai orang tua, sepatutnya kita memberi teladan bagi mereka, tidak sekadar memerintah. Sebab, di usia pertumbuhan, anak belajar dengan cara meniru. Terutama segala tindak-tanduk sang ayah dan ibu.
Suatu kebijakan pemerintah sudah sepatutnya diambil berdasarkan kajian yang matang dan pertimbangan khusus. Sehingga timbul rasa aman dan percaya dari masyarakat terhadap yang mewakilinya. Namun, akhir-akhir ini banyak kebijakan yang telah ditetapkan kemudian ditarik kembali. Maka, wajar jika timbul persepsi, yang mempertanyakan prosedur dalam pengambilan kebijakan. Sudah tepatkah? atau itu hanya tindakan impulsif semata.
Kita adalah sepasang orang asing yang entah oleh siapa dipertemukan. Aku menduga, Tuhan punya andil. Entah apa rencanaNya. Apapun itu, Semoga yang berawal dari asing, tak kembali asing, Maria
Pergeseran kultur tidak bisa dihindari, kini perempuan juga diharapkan ikut serta membantu perekonomian keluarga. Tapi seharusnya partisipasi perempuan di ranah publik tumbuh dari kesadaran pentingnya pemberian hak-hak dan kewajiban yang setara. Di ranah keluarga, kesadaran berbagi peran ini sayang belum muncul.
Malam kian larut, tapi kantuk belum juga memeluk. Dan kudapatimu di sampingku. Kita bukan kekasih, tapi hatiku telah penuh namamu, begitu juga doa-doaku.
Budaya telah membentuk suatu stereotip, yang membuat seorang ibu enggan membiarkan anak laki-lakinya melakukan pekerjaan rumah. Sebaliknya hal itu tidak berlaku bagi anak perempuan, yang selalu diharapkan ikut melakukan pekerjaan domestik. Ingat, seorang anak adalah peniru ulung. Ia merekam semua yang ia lihat, dengar dan rasakan.
Meski bukan kali pertama, jatuh cinta tetaplah sesuatu yang misterius. Mendebarkan. Kau tak akan pernah tahu, kapan dan mengapa ia bisa sampai ke relung hatimu. Tak butuh usaha untuk sampai di sana.
Banyak kata-kata tak lahir dari ungkapan. Melainkan senyum kecil, tatapan mata, suasana canggung, sapaan hangat yang terkesan bodo amat. Atau sekadar obrolan receh. Barang kali, semua itu belum cukup. Membuatmu mengerti, apa yang tumbuh dan bersemayam di dalam hatiku.