x

Penampilan perempuan kerap kali mendatangkan setan seksis

Iklan

jihan ristiyanti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 April 2022

Jumat, 15 Juli 2022 22:00 WIB

Benarkah Kodrat Perempuan Hanya dalam Tiga Hal?

Melahirkan, menyusui dan menstruasi adalah 3 kodrat perempuan. Selebihnya, kita bisa saling berbagi peran. Baik dalam pekerjaan domestik maupun  di luar itu.  Sederhana, tapi sedikit dari masyarakat yang akrab dengan hal-hal itu.   

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Begitu banyak ajaran lalu yang  masih tetap berdiri kokoh, lestari dan tumbuh subur di sekitar kita. Hal tersebut tak lain karena manusialah yang merawatnya. Sama seperti anggapan banyak orang tentang kodrat perempuan. Terlalu sering kita menjumpai mereka berkata, pekerjaan dapur, membersihkan rumah, merawat anak adalah kodrat perempuan. Pendapat itu tak hanya keluar dari mulut laki-laki, pun juga perempuan. Itu bukti, bagaimana budaya patriarki telah tumbuh menjadi sebuah mentalitas.

Anehnya, saat stereotip itu keluar dari mulut seorang perempuan yang telah menikah. Mereka justru kerap mengeluhkan perilaku sang suami yang enggan membantunya mengurus pekerjaan rumah tangga. Mulai dari merawat anak, mencuci piring dan baju, memasak, membersihkan rumah, berbelanja kebutuhan pokok, membeli air mineral, gas, semua ia lakukan seorang diri.

Lalu, rasa lelah itu tumpah menjadi amarah. Dan berimbas pada anak-anaknya. Hubungan antara suami dan istri seolah hanya dibangun atas dasar kewajiban. Itu pun kewajiban dalam perngertian mereka, atau lebih tepat oleh budaya yang terlanjur melekat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perilaku tunduk dan selalu memihak pada seseorang, hanya berdasar gender, tentu tidak hanya kita kenal dengan sebutan patriarki. Kita mengenal beberapa golongan lain. Seperti, sistem monarki. Dimana posisi perempuan lebih mendominasi dan mendapat prioritas.

Apapun itu, segala sesuatu yang berat sebelah, pasti akan menuai konflik. Boleh jadi, konflik itu ada dalam diri seseorang, dan tak sampai keluar dari mulutnya. Sebab budaya telah mengatakan demikian. Dan, jika ia memberi pendapat lain, yang bisa jadi lebih baik, ia tetap akan dianggap salah. Begitulah budaya acapkali menempatkan seseorang untuk lebih memilih diam, ketimbang berdiskusi dan saling mengutarakan pendapatnya.

Sebuah kalimat bijak mengatakan, Kesalahan kecil yang berulang hingga suatu masyarakat mengagapnya maklum. Tak lantas menjadikan perbuatan itu jadi benar. Begitu pun dengan anggapan terkait kodrat bagi perempuan yang terlanjur berkembang di masyarakat.  Kodrat perempuan sendiri hanya 3, yakni: Menstruasi, Melahirkan dan Menyusui. Selebihnya, perempuan ataupun laki-laki bisa saling bekerja sama dalam meringankan bebannya.

Semua dari kita tahu, peristiwa menstruasi hanya dialami oleh perempuan. Dalam perstiwa itu, seringkali rasa nyeri hampir-hampir membuat perempuan merasa sulit melakukan tugas kesehariannya. Tidak lain disebabkan oleh nyeri mens yang dialami.

Ini adalah satu dari sekian kondisi,  dimana secara fisik, perempuan dinilai lebih lemah. Dan itu memang benar. Jika dinilai secara fisik, laki-laki memiliki fisik lebih kuat. Sebab ia tidak mengalami rasa sakit mentruasi, melahirkan juga menyusui. Namun, begitu banyak pekerjaan yang dianggap sulit oleh laki-laki, bisa dikerjakan perempuan meski dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Dan terdapat hal yang diangggap sulit oleh perempuan, namun tidak bisa dilakukan oleh laki-laki.

Perempuan bisa bekerja, baik dalam pekerjaan yang mengerahkan tenaga maupun pikirannya. Kamu pasti pernah menjumpai, tukang pikul perempuan, driver perempuan dan pilot perempuan. Juga beberapa pekerjaan lain, yang lumrah dikerjakan laki-laki, tapi terbukti bisa dilakukan oleh perempuan. Meski itu terasa sulit baginya. Kesulitan itu, memiliki banyak sebab. Satu diantaranya karena tekanan dari lingkungan. 

Ikuti tulisan menarik jihan ristiyanti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler