x

Iklan

Dwi Septian

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bergesernya Kekuatan Mahasiswa pada Elit Politik?

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa sejatinya mempunyai 4 peran penting yaitu Agent of Change, Social Control, Iron Stock dan Moral Force.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa sejatinya mempunyai 4 peran penting yaitu Agent of Change, Social Control, Iron Stock dan Moral Force. Mahasiswa bukan hanya sekadar menuntut ilmu dan mencari IP setinggi-tingginya tetapi melupakan perannya yang signifikan dalam membangun bangsa ini. Peranan mahasiswa menjadi sangat penting karena mahasiswa adalah kelompok yang idealis yang terlepas dari pengaruh pihak manapun. Idealisme yang dimiliki mahasiswa membuatnya semangat melakukan perjuangan terhadap kebenaran yang dia yakini.

Sekarang ini disayangkan sekali idealisme mahasiswa dalam memperjuangkan kebenaran sudah mulai bergeser. Diantara mereka sudah mulai kehilangan identitas sehingga tidak menunjukkan kekompakkan dalam menyikapi berbagai permasalahan bangsa yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka. Sebagai contoh pada saat BEM SI mengeluarkan seruan untuk mengadakan aksi 121, namun hal tersebut mendapat pertentangan oleh Forkom BEM/DEMA PTAI. Peristiwa ini cukup menjadi bukti bahwa mahasiswa sekarang sudah tidak lagi bersinergi secara kuat dan utuh dalam mengkritisi pemerintah secara adil. 

Peristiwa yang patut disorot lagi yaitu ketika terjadi pro kontra terhadap agenda Jambore dan Silahturahmi Mahasiswa Indonesia di Buperta Cibubur 4-6 Februari 2017. Mahasiswa yang pro menghadiri agenda tersebut, sedangkan mahasiswa yang kontra ada yang menolak hadir dan ada pula yang terpaksa hadir. Namun perlu digaris bawahi jika agenda yang dihadiri sekitar 500 mahasiswa dari 25 provinsiini ada indikasi penyimpangan yaitu menghidupkan gerakan komunis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Menurut Presiden Asean Muslim Student Asociation (AMSA) Zainuddin Arsyad, acara tersebut justru terkesan ingin mematikan gerakan mahasiswa dan menghidupkan gerakan komunis. Hal itu nampak pada saat awal pembukaan kegiatan dimana nuansa Islam dan keindonesiaan tidak ada.

 

Kondisi yang lebih disayangkan lagi ketika mahasiswa sepulang dari agenda Jambore dan Silahturahmi Nasional ratusan mahasiswa menggelar demonstrasi di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, tepatnya di depan rumah Susilo Bambang Yudhoyono. Isu yang berkembang yaitu adanya pihak-pihak yang memprovokasi mahasiswa untuk melakukan demo terhadap Presiden ke-6 RI. Aksi ini tentunya tidak dapat dibenarkan karena mereka berdemo tanpa ada ijin dari pihak kepolisian dan dugaan ada provokator dari politikus salah satu partai politik dibalik aksi tersebut.

 

Dinamika yang terjadi pada mahasiswa sekarang ini mengharuskan mahasiswa kembali pada identitas dan idealismenya yaitu berjuang untuk keadilan. Jangan bersuara dan bergerak karena ada dorongan dari kekuatan elit politik tertentu. Bergeraklah demi membela kepentingan rakyat dan kemajuan bangsa. Jangan sampai kekuatan mahasiswa dengan mudahnya dibeli oleh kekuatan elit politik yang sedang berkuasa saat ini.

 

Empat peran penting yang harus diingat kembali dan dipikul oleh mahasiswa

1. Agen Perubahan (Agent of Change), yaitu mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan terhadap kondisi bangsa, tidak hanya sebagai penggagas saja tetapi menjadi objek atau pelaku dari perubahan tersebut. Perubahan yang dimaksud tentu perubahan kearah yang positif dan tidak menghilangkan jati diri kita sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia.

2. Kontrol Sosial (Social Control), yaitu mahasiswa berperan dalam melakukan kontrol ketika melihat adanya keganjilan atau gejala yang tidak beres di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa juga harus menumbuhkan jiwa kepedulian sosial yang peduli terhadap masyarakat karena mereka adalah bagian dari masyarakat.

3. Aset dan Cadangan (Iron Stock), yaitu mahasiswa itu merupakan aset, cadangan dan harapan bangsa untuk masa depan. mahasiswa seoarang calon pemimpin bangsa masa depan yang akan menggantikan generasi yang telah ada, sehingga tidak cukup hanya dengan memupuk ilmu spesifik saja. Perlu adanya soft skill seperti leadership, kemampuan memposisikan diri, dan sensitivitas yang tinggi.

4. Kekuatan Moral (Moral Force), yaitu Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, karena mahasiswa berperan sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Segala tingkah laku mahasiswa akan diamati dan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus pandai menempatkan diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah masyarakat.

Ikuti tulisan menarik Dwi Septian lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler