x

Iklan

firdaus cahyadi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Fobia Palu Arit yang Menghanyutkan

Kita lebih asyik hanyut dalam fobia palu arit. Sementara nasib buruh dan tani justru dibiarkan sendiri berjuang melawan ketidakadilan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Akhir-akhir ini berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik, kembali memberitakan tentang pemeriksaan Rizieq Shihab, tokoh kunci dari Front Pembela Islam (FPI) di Kepolisian. Kali ini Rizieq diperiksa terkait dengan pernyataannya tentang adanya simbol yang mirip Palu Arit di lembaran uang rupiah.

Menurut Rizieq, simbol Palu Arit identik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena itulah kemudian muncul rumor di masyarkat bahwa itu indikasi bangkitnya PKI di Indonesia. Jika kita masih hidup di era otoritarian Orde Baru, rumor bangkitnya PKI tentu menjadi hal biasa. Hal itu disebabkan ketakutan akan bangkitnya PKI memang sengaja dikelola agar menjadi legitimasi tetap berkuasanya rejim tersebut. Anehnya, meskipun Orde Baru sudah tumbang ketakutan yang berbasiskan rumor terhadap bangkitnya PKI masih terpelihara dan bisa dimainkan sewaktu-waktu.

Pertanyaan berikutnya tentu saja adalah, benarkah ada simbol Palu Arit di uang kertas rupiah?  Untuk menjawabnya tentu kita harus mengutip pernyataan ahlinya, yaitu Bank Indonesia. Menurut Bank Indonesia (BI), itu bukan simbol palu arit. Dan sudah pasti tidak ada kaitannya dengan PKI.  Setiap uang kertas rupiah yang masih berlaku mulai pecahan Rp 1.000 sampai Rp 100.000 itu, terdapat unsur pengaman yang disebut sebagai rectoverso atau gambar saling isi. Setelah BI memberikan keterangan, seharusnya kegaduhan mengenai dugaan adanya simbol Palu Arit berhenti. Namun, ternyata tidak. Setelah pemeriksaan di kepolisian, Rizieq Shihab, justru meminta lembaran uang rupiah yang dinilai ada simbol Palu Arit itu ditarik dari peredaran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertanyaannya kemudian adalah kenapa kegaduhan terkait dengan simbol Palu Arit itu tidak berhenti meski sudah ada bantahan dari Bank Indonesia? Sebelum menjawabnya ada baiknya kita mengetahui dulu tentang simbol Palu Arit itu sendiri. Palu Arit semula adalah lambang dari buruh industri dan petani pada saat Revolusi Rusia pada 1917. Simbol itu kemudian terus digunakan sebagai lambang komunisme di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun tidak semua partai komunis memakai simbol Palu Arit. Ada simbol komunis berupa bintang merah, senapan dan jangkar.

Kegaduhan tentang dugaan adanya simbol mirip Palu Arit dalam lembaran uang rupiah tentu akan berlanjut ketika propaganda itu kemudian dikaitkan dengan persoalan agama. Dendam politik yang berpijak pada konflik politik di masa lalu antara PKI dan kelompok agama kembali dimunculkan untuk memperpanjang kegaduhan simbol Palu Arit saat ini. Sementara akal sehat untuk menilai realitas sosial-politik tentang komunisme dan simbol Palu Arit justru ditinggalkan.

Realitas politik jelas menunjukan kita tidak hidup di era 1960-an. Saat ini rejim komunis di Rusia telah ambruk. Rejim komunis di China dan Vietnam sudah bergeser ke kanan, blok kapitalis. Jika melihat realitas politiknya, ketakutan akan bangkitnya komunisme adalah ilusi.

Realitas sosial juga menunjukan kaum buruh dan tani juga tetap merana meskipun hidup di bawah rejim komunis. Padahal rejim komunis memakai simbol mereka dalam benderanya. Buruh dan tani adalah kelompok sosial yang menjadi korban di setiap rejim pemerintahan, baik itu rajim komunis atau kapitalis. Jika kemudian kita kembalikan bahwa Palu Arit adalah simbol dari kaum buruh dan tani, bukan simbol partai dan rejim komunis, maka ketakutan terhadap simbol itu menjadi tidak relevan. Lantas bagaimana kita melihat kegaduhan terkait dugaan adanya simbol Palu Arit di uang rupiah?

Ada semacam fobia terhadap Palu Arit. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fobia adalah ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya. Nah, kegaduhan terkait simbol Palu Arit kali ini adalah manifestasi dari fobia itu.

Seperti halnya penderita fobia, kita sudah dirugikan dengan kegaduhan dugaan adanya simbol Palu Arit di uang kertas rupiah itu. Energi dan waktu kita banyak terbuang sehingga kita justru lupa terhadap realitas penderitaan petani dan buruh saat ini.

Di tengah kegaduhan mengenai dugaan adanya simbol Palu Arit di Jakarta, Petani di Kendeng, Jawa Tengah, sedang berjuang untuk mempertahankan sumber-sumber kehidupannya terhadap ancaman pabrik semen. Bukan hanya di Kendeng, petani di Majalengka, Jawa Barat dan Kulonporgo, Jogjakarta juga tengah berjuang antara hidup dan mati untuk mempertahankan tanahnya yang akan digusur proyek pembangunan bandara internasional.

Tidak berhenti sampai di situ. Di saat media massa memberitakan kegaduhan dugaan adanya simbol Palu Arit di uang kertas rupiah, tiga orang petani di Kendal, Jawa Tengah dijatuhi hukuman 8 tahun penjara dan denda masing-masing Rp. 8 miliar hanya karena mereka bertani di lahan yang tiba-tiba ditetapkan secara sepihak sebagai kawasan hutan.

Kriminalisasi petani semacam itu akan terus meningkat seiring dengan diterapkannya berbagai perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan Indonesia. Di hampir setiap perjanjian perdagangan bebas tedapat pasal perlindungan paten yang akan mengancam kedaulatan petani atas binih pertanian.

Maraknya perjanjian perdagangan bebas, juga akan membuat nasib buruh makin terpuruk. Upah mereka ditekan seiring dengan dicabutnya berbagai macam subsidi dari negara sebagai pra-syarat bagi diberlakukannya pasar bebas.

Pilunya nasib buruh dan tani itu luput dari perhatian kita semua. Kita semua lebih asyik memperhatikan kegaduhan simbol Palu Arit yang diduga ada di uang kertas rupiah. Sementara nasib buruh dan tani dibiarkan sendiri berjuang melawan ketidakadilan. Fobia Palu Arit di negeri ini benar-benar telah melenakan kita dari memperhatikan hal-hal yang penting dan substansial.

Ikuti tulisan menarik firdaus cahyadi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler