Merindukan Surga Bawah Laut (Di balik Film Labuan Hati)

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Labuan Bajo, sebuah kota kecil nan indah di Flores Nusa Tenggara Timur. Siapa yang tidak tahu pesona alam yang ditawarkan di sana.

“Menyelam adalah bagian dari diri gue,” (Indi)

Labuan Bajo, sebuah kota kecil nan indah di Flores Nusa Tenggara Timur. Siapa yang tidak tahu pesona alam yang ditawarkan di sana, baik di darat maupun lautnya mempunyai daya tarik masing-masing. Deretan pulau-pulau kecil yang menyatu dengan birunya air laut membuat Labuan Bajo tidak pernah gagal memanjakan mata. Selain menjadi magnet wisata karena menjadi pintu masuk ke habitat asli kadal purba raksasa komodo, pesona bawah laut Labuan Bajo tak kalah menarik untuk dieksplorasi.

Keindahan taman laut Labuan Bajo telah dikenal di kalangan pecinta diving dan snorkeling. Di sana terdapat lebih dari 350 jenis terumbu karang dan 70 spesies bunga karang. Rumput laut di kepulauan ini menjadi tempat hidup bagi ribuan jenis ikan. Sebuah daya tarik yang membuatnya terkenal di kalangan penyelam baik lokal maupun mancanegara.

Pesona dunia bawah laut Labuan Bajo tersebutlah yang membuat sutradara Lola Amaria jatuh cinta. Demi menyampaikan rasa cintanya tersebut, Lola menuangkannya dalam sebuah film berjudul Labuan Hati, sebuah film yang secara khusus mengangkat dunia traveling dan diving. Labuan Hati berkisah tentang tiga perempuan yang bertemu dan berkenalan di Labuan Bajo. Pertemuan tersebut meningkat menjadi sebuah persahabatan yang terjalin karena disatukan kegemaran menyelam.

Bia merupakan perempuan berusia 39 tahun yang rindu dengan dunia underwater. Sudah lama sekali sejak ia menikah dan mempunyai anak, ia tak pernah lagi menyentuh lautan. Kepergiannya ke Labuan Bajo merupakan bentuk pelampiasan rindunya akan terumbu karang. Kemudian ada Indi seorang traveler yang berjiwa bebas. Bagi Indi, menyelam dan lautan adalah definisi dirinya. Sayang, Indi mempunyai seorang tunangan bernama Ares yang menginginkan ia berhenti menjelajahi alam saat nanti menikah. Indi mengembara ke Labuan Bajo demi menuntaskan rasa cintanya pada lautan sebelum terikat dalam sebuah lembaga pernikahan.

Sementara Maria adalah perempuan asli Flores, seorang tour guide yang biasa mengantarkan para wisatawan yang datang ke Kepulauan Komodo. Maria memiliki kisah pahit dalam percintaan. Mantan kekasihnya berselingkuh dan pergi meninggalkannya. Lalu di antara ketiga perempuan tersebut terdapat Mahesa, seorang instruktur renang yang membantu mereka menjelajah lautan Flores dengan naik kapal.

Di Labuan Bajo semua perasaan dan pertanyaan yang membelit ketiga perempuan tersebut tumpah ruah. Timbul tenggelam dibawa arus dan ombak. Kecintaan mereka pada lautan sangat membuncah membuat mereka tidak ingin kembali dan ingin seterusnya berada di sana di dekat laut yang mereka kagumi, “Bisa nggak ya kita di sini terus?” desah Bia pada Indi. Memang ketiga perempuan tersebut tidak hanya menikmati cantiknya biota bawah laut Kepulauan Komodo, mereka juga meluapkan perasaan mereka saat berada di kedalaman air. Mereka mencoba mencari jawaban atas kisruh masalah mereka masing-masing di antara warna-warni koral.

Adegan-adegan bawah laut yang ditampilkan di film ini sungguh mempesona. Para pemain tidak hanya berenang dan menyelam, namun mereka seolah menari di bawah sana. Jernihnya air laut semakin memperjelas kekayaan biota bawah laut kepulauan tersebut. Ditemani oleh ikan-ikan yang berenang berkerumun layaknya serombongan penari dengan kostum warna-warni. Terdapat juga spesies hiu dan ikan pari yang mengiringi dengan berenang lamban dan anggun.

Tak salah jika Lola Amaria memilih Kepulauan Komodo sebagai latar cerita film ini. Tidak heran jika Taman Nasional Komodo dinobatkan sebagai salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. Dengan memotret kecantikan bawah lautnya, Lola Amaria seolah berseru pada dunia “Hei, berenang dan menyelamlah ke sini. Cantiknya terumbu karang dan ribuan spesies ikan sedang menunggu Anda!”

Penasaran bagaimana Lola merekam kecantikan biota laut Labuan Bajo? Ingin tahu bagaimana kisah lengkap Bia, Indi, Maria, dan Mahesa? Saksikan film Labuan Hati yang dibintangi oleh Nadine Chandrawinata, Ramon Y. Tungka, Kelly Tandiono, dan Ully Triana mulai tayang tanggal 06 April 2017.  Bagi Anda pecinta diving, menonton film ini akan mampu memunculkan kerinduan membuncah pada dunia bawah laut, kerinduan sama yang dimiliki oleh Bia, Indi, Maria, dan Mahesa.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Labuan Hati

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Ully Triani, Single yang Susah Move On

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Tiga Perempuan, Satu Pria

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Hiburan

Lihat semua