x

Iklan

Nhany Rachman Khan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Semangat Kartini dan Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan

“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan"

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perempuan adalah tiang Negara. Kalimat itu adalah gambaran betapa perempuan memiliki power yang luar biasa untuk membangun bangsa dan Negara. Jika perempuan itu baik, maka baiklah Negara ini, pun sebaliknya, jika kaum perempuan bangsa ini rusak, maka rusak pula Negara ini sehingga kesimpulan yang tak perlu dibantah oleh pihak manapun sekalipun pendebat ulung bangsa ini adalah perempuan berkontribusi besar dalam memajukan bangsa dan Negara.

Partisipasi perempuan dalam pembangunan pada akhirnya menjadi catatan penting bagi seluruh program Pemerintah hari ini, sudahkah para perempuan ini dilibatkan untuk mengambil keputusan terkait pembangunan di berbagai forum publik seperti Musyawarah Pembangunan misalnya atau pertanyaan tentang seberapa besar anggaran Negara yang mendukung program peningkatan kapasitas kaum perempuan dalam berbagai sector kehidupan dan bagaimana pula wujud implementasinya di daerah? hal ini menjadi pekerjaan rumah yang membutuhkan peran para pihak untuk menjawabnya untuk melihat seberapa besar komitmen mereka mewujudkan cita-cita perempuan yang lebih berkemajuan seperti cita-cita Kartini di zamannya yang ingin melihat perempuan mau berjuang seperti yang dilakukannya untuk mengubah suatu kondisi social-budaya namun tidak didukung oleh kekuasaan tertentu.

Zaman Kartini adalah pembelajaran sejarah penting bagi perjalanan kemajuan kaum perempuan hari ini untuk bergerak melakukan perubahan mendasar di berbagai segi kehidupan termasuk menguatkan kedudukan perempuan dalam masyarakat untuk mengambil keputusan terkait apa yang menjadi kebutuhan mereka. Saya yakin dan percaya bahwa salah satu peran penting bagi perempuan yang memiliki cita-cita ingin memajukan perempuan harus dimulai dengan membangun sikap serta karakter kepemimpinan perempuan itu sendiri.

Berbekal sedikit ilmu dan pengalaman dan menggandeng organisasi perempuan yang juga focus untuk memajukan kaum perempuan melaksanakan berbagai kegiatan melalui suatu program pemberdayaan perempuan guna meningkatkan kapasitas kaum perempuan di sejumlah desa seperti melaksanakan pelatihan kepemimpinan perempuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tujuannya jelas untuk menumbuhkan kepercayaan diri para perempuan desa ini untuk menjadi pemimpin perempuan yang mampu menyuarakan hak-haknya di desa seperti hak untuk mendapatkan program pemberdayaan kelompok perempuan melalui dana desa yang telah dikucurkan oleh Pemerintah Pusat melalui Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 setiap tahunnya yang tidak difahami betul oleh para perempuan yang ada di desa.

Dukungan Pemerintah Daerah melalui salah satu dinasnya yakni Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) yang saat ini juga focus untuk mensosialisasikan implementasi Perda Gubernur Sulsel No.1 tahun 2016 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) sebagaimana amanat Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) serta keputusan bersama sejumlah menteri untuk mempercepat kemajuan perempuan melalui Pengarusutamaan Gender untuk keadilan gender menjadi keniscayaan melihat percepatan kemajuan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan di masa yang akan datang.Komitmen memajukan kepemimpinan perempuan ini sudah saya mulai sejak tahun 2014 yang lalu dan sejauh ini sejumlah desa pada salah satu Kecamatan yang kami dampingi di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan telah berpartisipasi aktif dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan mulai dari tingkat Desa, Kecamatan bahkan tingkat Kabupaten untuk bersuara menyampaikan aspirasi ke wakil rakyat di kantor DPRD dan sejumlah dinas seperti Dinas Kesehatan untuk peningkatan layanan kesehatan reproduksi perempuan di desa melalui Unit Layanan Kesehatan seperti Puskesmas, Pustu hingga Poskesdes yang selama ini dianggap belum maksimal.  

Sinergitas para pihak ini penting karena dengan menggandeng sejumlah dinas lainnya dengan dukungan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), organisasi perempuan, media, swasta dan masyarakat sipil diharapkan mampu mempercepat kemajuan kaum perempuan di seluruh daerah di Indonesia.

Upaya sistematis ini digagas sedemikian rupa karena sadar bahwa sebagai perempuan, saya terpanggil untuk memajukan kaumku. Sebagai perempuan, saya ingin berkontribusi menumbuhkan semangat, harapan dan kepercayaan diri para perempuan lainnya dengan pengalamanku. Sebagai perempuan mencerahkan mereka dengan berbagai pengetahuan menjadi modal penting untuk mencegah para kaumku menjadi korban kebodohan, korban keterbelakangan, korban politik bahkan korban kekerasan yang saat ini marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Tercatat puluhan ribu perempuan di daerahku yang tersebar di wilayah pegunungan, daratan dan kepulauan semuanya membutuhkan pencerahan serta peningkatan kapasitas, jika saya dan kita semua tidak mengambil bagian untuk memajukan mereka, apalah guna ilmu dan pengalaman yang telah kita dapatkan dengan kesempatan yang telah Tuhan berikan selama ini. Maka saya sangat mengapresiasi siapapun baik perseorangan ataupun kelembagaan yang mau turun tangan mencerdaskan kaum perempuan di daerahnya bagaimanapun bentuk usahanya baik secara langsung ke lapangan ataupun menulis tentang kisah para perempuan pejuang lainnya di seluruh pelosok Indonesia yang bisa menginspirasi perempuan lainnya khususnya di daerahku untuk mau bergerak melakukan perubahan.

Bagiku semangat Kartini sesungguhnya bukanlah pada peringatan hari kartini dengan pakaian kebaya atau kondenya melainkan pemikirannya yang melampaui zamannya. Maka dari itu penting bagi para perempuan-perempuan hebat yang memiliki kapasitas untuk turun tangan bekerja untuk kemajuan kaum perempuan di daerahnya tanpa pamrih terus mendorong perempuan-perempuan ini agar tercerahkan agar mampu menyuarakan aspirasinya dalam perencanaan pembangunan daerah. 

Cita-cita Kartini yang harus terus hidup dalam diri kita sebagai perempuan yang lebih berkemajuan ditandai dengan kemampuan kita untuk bisa tumbuh dan berkembang bersama perempuan lainnya sesungguhnya wujud upaya melanjutkan estafet pemikiran Kartini itu sendiri yang ingin melihat kaumnya tercerahkan melalui pendidikan dan sector lainnya.

Cita-cita Kartini sederhana hanya ingin melihat kaumnya menjadi perempuan muda yang secara mandiri dapat melangkah maju, bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi untuk kepentingan bersama yang menunjukkan kehangatan (emosional), yang secara gembira dan optimis mau bekerja untuk kepentingan masyarakat pada umumnya karena habis gelap terbitlah terang.*

 

 

Tulisan ini sebagai bentuk refkesi diri pada momentum peringatan hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 2017 terkait Kontribusi pribadi sebagai perempuan dalam mendorong peran perempuan dalam pembangunan daerah.

Ikuti tulisan menarik Nhany Rachman Khan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler