x

Iklan

Ikhwan Arif

Pengamat Politik, Analis Sosial, Politik. (Pendiri Lembaga Indonesia Political Power) Cp : 085263265336
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Generasi Muda Pewaris Integrasi

Peran pemuda adalah Pemersatu Bangsa

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh Ikhwan Arif

Pengamat Politik

Pemuda berperan penting dalam kebangkitan bangsa. Kita teringat kembali pada semangat kebangsaan yang dituangkan dalam organisasi yang bernama Budi Utomo. Selama kobaran semangat Budi Utomo di Indonesia masih kental, yang dituangkan dalam pemikiran dan perjuangan demi merebut kemerdekaan nusa dan bangsa. Selama semangat itu ada, tidak akan ada perpecahan dalam bangsa, Budi Utumo telah memperjuangjakan kebangkitan bangsa tatkala saat itu terkoyak oleh penjajahan Belanda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Disaat berjuang, organisasi Budi Utomo menjadi motivator bagi pergerakan dan perjuangan bangsa di berbagai daerah, yang tidak mudah redup oleh penjajah dan orang asing serta pengkhianat bangsa. Semangat kebangsaan itu tidak akan padam, akan selalu menyala seperti lampion dan lilin yang selalu hidup meskipun ada angin yang meniup.

Tetaplah hidup rukun dan damai meskipun dalam melihat sesuatu yang berpotensi memecah belah bangsa. Semangat Budi Utomo yang dikumandagkan oleh generasi muda, merupakan sesuatu yang merekat ke dalam benak para pejuang serta menjadi guru bagi generasi muda sekarang. 

Semangat Budi Utomo

Perjuangan Budi Utomo dalam membangkitkan semangat bangsa dari belenggu penjajah, suatu saat akan menjadi senjata untuk kebangkitan kita dalam membela bangsa ini. Kebangkitan dalam konteks saat ini adalah proses memperjuangkan bangsa yang saat ini digoyah oleh aksi-aksi yang berusaha menggembosi nilai-nilai kebhinekaan.

Ketika di masa penjajahan kolonial Belanda, pemuda dan para tokoh bangsa bersatu dan saling berkomunikasi dalam suatu forum serta memfaslitiasi potensi-potensi pemuda dalam mewujudkan integrasi bangsa. Dibuktikan dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan dorongan dan propaganda dari dokter Wahidin Sudirohusodo.

Dokter Wahidin Sudirohusodo adalah inspirator bagi pembentukan organisasi modern pertama di Jawa. Mengikuti jejak dari Budi Utomo, pemuda-pemuda dari daerah-daerah yang datang ke Batavia ikut merasakan pentingnya hidup bersama dalam suatu perhimpunan, berdiri suatu organisasi Jong Java (JJ-1916), Jong Sumateranen Bond (JSB-1917), Jong Celebes (1918), Jong Minahasa (1918), Sekar Roekoen (SR-1919), Jong Batak Bond (JBB-1925), Jong Islamieten Bond (JIB-1925) dan sebagainya (yayasan gedung-gedung bersejarah, 1974: 35).

Organisasi-organisasi yang berdasarkan kedaerahan akan membentuk suatu perkumpulan yang lebih besar berdasarkan kebangsaan (nasional) yaitu Indonesia Muda yang merupakan transisi bagi persatuan pemuda antar daerah. Menjelang tahun 1928 cita-cita persatuan telah menguasai suasana politik pergerakan nasional Indonesia, rasa satu bangsa dimiliki oleh kaum pergerakan. Kongres pemuda II pada 28 oktober 1928 yang melahirkan suatu peristiwa yang sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan nasional Indonesia.

Peristiwa itu dikenal dengan peristiwa Sumpah Pemuda yang dicetuskan oleh golongan pemuda, dimana dalam peristiwa tersebut memperoleh kesepakatan bersama yaitu adanya satu tanah air, satu bahasa, dan satu bangsa (Suhartono, 1994: 99).

Dengan perjuangan tersebut, Budi Utomo berupaya mengintegrasikan pemuda dan masyarakat dalam satu oragnisasi perjuangan, sehingga mereka tidak berjuang secara berkelompok lagi. Pengintegrasian itu diperlukan untuk menguatkan dan membangkitkan perjuangan. Dengan terintegrasi, perjuangan akan menjadi satu komando sehingga akan membuat strategi perjuangan menjadi lebih efektif dan maksimal. 

Berakar pada Budi Utomo, kebangkitan merepresentasikan upaya perlawanan terhadap penjajahan dibidang ekonomi, politik, sosial dan pendidikan serta lain sebagainya, setelah akhir-akhir ini mengalami gejolak yang menjadi sorotan publik. Ketimbang berjuang per daerah, dimana akan mudah untuk diadu domba (devide et impera) oleh para penjajah. Dahulu, integrasi dilakukan agar perjuangan menjadi skala nasional. Rakyat yang berjuang untuk daerahnya, kemudian disatukan dalam sebuah organisasi yang berskala nasional, Budi Utomo.

Daerah-daerah yang dahulunya terpecah kemudian bersatu untuk menghadapi penjajah. Namun, seiring berjalannya waktu, kini kebangkitan organisasi pemuda seperti Budi Utomo kembali dipertanyakan. Semangat pemuda menjadi poin penting untuk menciptakan integrasi nasional.

Integrasi nasional kembali menjadi penyelamat bangsa yang sedang diuji Tuhan Yang Maha Esa. Integrasi dalam konteks kekinian pada dasarnya harus lebih modern daripada masa kebangkitan nasional dahulu. Sebab, dalam perjuangan kali ini, semua elemen bangsa dibutuhkan terutama generasi muda, generasi milinea guna menjadi fondasi bangsa Indonesia untuk menghadapi benturan sosial dan politik, serta gejolak-gejolak bangsa yang semakin menjamur.

Melalui Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), dikatakan sebagai titik balik perjuangan bangsa Indonesia. Peran pemuda dalam meperjuangan bangsa dengan modernisasi gerakan Budi Utomo. Maksudnya, perjuangan yang dahulu terkotak-kotak oleh suku, agama, ras, kelompok atau daerah, kini disatukan menjadi satu wadah kesatuan yang bersifat nasional dan terbuka terhadap perkembangan zaman dan tekhnologi. 

Budi Utomo muncul untuk merekatkan perjuangan yang bersidat kedaerahan. Kebangkitan nasional menjadi momen unjuk gigi bagi pemuda dalam menciptakan integrasi bangsa. Semua elemen bangsa bersatu, berjuang untuk NKRI, dan menghilangkan primordialisme. Benang merahnya, perlahan tapi pasti, integrasi nasional menjadi substansi dari kebangkitan bangsa ini.

Ikuti tulisan menarik Ikhwan Arif lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 jam lalu

Terpopuler