x

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

#SeninCoaching: Your Leadership Brand at Stakes

Benefit melibatkan stakeholders secara konsiten tercermin dari hasil survei MGSCC terhadap 11,000 business leaders di empat benua

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Leadership Growth: The Next Stage of Your Leadership Brand

Peningkatan efektivitas leadership dengan metode terukur sangat menguntungkan

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mohamad Cholid

Practicing Certified Business and Executive Coach

 

Behavior can be your critical driver.  Cerita sebelum ini Anda baca leadership matters, tentang kehebatan para eksekutif Level 5 yang berhasil melakukan transformasi perusahaan yang mereka pimpin menjadi hebat. Namun sehari-hari perilaku para eksekutif berprestasi gemilang itu biasa saja, tidak merasa menjadi tokoh penting atau istimewa (#SeninCoaching: Hero, High Achiever, or Leader).

Bagaimana mereka menjadi para real leaders? Melalui ribuan interaksi langsung dan sejumlah penelitian, para guru (pakar dan praktisi) di bidang pengembangan eksekutif mendapati fakta, behavior sangat menentukan keberhasilan para leaders, di organisasi bisnis dan institusi lainnya.  

“Seirama dengan karir kita menanjak, perubahan behavior sering merupakan satu-satunya perubahan penting yang dapat kita lakukan,” kata Marshal Goldsmith Ph.D, yang sudah lebih dari seperempat abad mengembangkan Stakeholder Centered Coaching for Leadership Growth.

Gelar kesarjanaan, technical skills, dan atribut lainnya bagi para eksekutif yang sudah berpengalaman menjadi bukan merupakan variabel yang menentukan untuk sukses menapaki jenjang yang lebih tinggi.  Pengalaman dalam proses eksekusi sehari-hari, pengambilan keputusan dalam menghadapi setiap tantangan, dan behavior-nya lebih signifikan bagi keberhasilan para leaders.     

Anda tahu cerita di balik pemilihan Jack Welch sebagai CEO General Electric? Prosesnya makan waktu, perlu pembahasan berulang-ulang.  Board of Director GE menyebutkan, pertimbangan utamanya masalah behavioral.

BoD GE mempercayai kemampuan manajerial Jack Welch untuk mengelola perusahaan, meraih profit dan mengembangkannya.  Tapi mereka waktu itu cemas bagaimana Jack Welch akan berperilaku sebagai CEO, mengingat dia cenderung tidak sabaran.  

Seiring berjalannya waktu, Jack Welch (CEO GE 1981 – 2001) berhasil berubah dan menilai pentingnya urusan behavioral. Bahkan dia memuji upaya-upaya pengembangan leadership melalui perbaikan behavioral di GE Capital sebagai best practices. Upaya ini dikoordinasikan pejabat senior Human Resources GE Linda Sharkey.

Waktu itu Linda Sharkey bekerja sama dengan Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching (MGSCC) untuk melatih sejumlah eksekutif di lingungan GE. Upaya tersebut untuk membantu para eksekutif memiliki kemampuan lebih baik sebagai leader yang punya ketrampilan melakukan coaching bagi tim mereka.

Hasil program di GE Capital, sebagaimana ditulis Linda Sharkey, Marshall Goldsmith, dan Will Linssen (salah satu Master Coach MGSCC) adalah: “The largescale coaching process applied at GE can easily be applied in organizations around the world. In global companies, the need to drive consistent leadership behaviors and organizational culture will be increasingly critical in organizational culture development.”

Institusi-institusi yang membangun diri untuk kepentingan jangka panjang dan  memperhitungkan setiap lini sebagai faktor penting dalam mewujudkan visi dan misi mereka, selalu sungguh-sungguh dalam menangani behavior para eksekutif mereka. Agar para eksekutif tersebut menjadi deretan leaders yang lebih efektif.

Mereka meyakini korelasi langsung antara perbaikan behavioral dan efektivitas leadership dengan performance tim untuk meraih prestasi, termasuk didalamnya peningkatan bottom line mereka.

Kita lihat hasil studi Joseph Folkman, Ph.D,  dari Zenger/Folkman, lembaga konsultan manajemen dengan  spesialisasi di bidang leadership and performance development yang berkorelasi langsung dengan profitabilitas organisasi. Ada ratusan ribu data hasil survei terhadap puluhan ribu manajer.

Efektivitas para leaders di-assess dalam 49 item menyangkut perilaku mereka (behavioral), sebagai bagian dari evaluasi 16 kompetensi kepemimpinan.

Hasilnya? “Evidence shows that improving any leadership behavior will have a positive impact on employee satisfaction/commitment,“ kata Joe Folkman.

Saat tingkat kepuasan dan komitmen tim jadi lebih tinggi, para leaders dapat memusatkan perhatian ke langkah-langkah kongkrit untuk meraih target usaha atau prestasi institusi.

Barangkali perlu diingatkan, semua itu memerlukan kerendahan hati para pemimpin untuk menerima feedback dan feedforward (hal terbaik yang harus dilakukan ke depan) dari orang-orang yang berperan penting di sekitar mereka – atasan, teman sejawat, dan para direct reports.

Untuk kita ketahui bersama, “Kepemimpinan benar-benar bukan soal traits atau habits. It’s primarily a behavioral phenomenon,“ kata Steve Tobak, penulis buku Real Leaders Don’t Follow.  

Perbaikan behavior dan pengembangan leadership brand sangat diperlukan oleh HRD maupun para eksekutif bersangkutan dan stakeholders mereka. Ini bukan berkaitan dengan branding melalui media cetak, elektronik, maupun digital.

Ini branding di internal organisasi melalui kegiatan nyata (actions) sehari-hari dan dipantau lalu dievaluasi bersama secara berkala. Jadi bukan kegiatan pencitraan.  Persepsi positif terhadap perbaikan perilaku kepemimpinan para eksekutif akan membuat mereka lebih promotable

Sampai saat ini, salah satu cara yang dapat diandalkan untuk meningkatkan efektivitas leadership para eksekutif adalah dengan melibatkan para stakeholders dalam perubahan perilaku kepemimpinan mereka. (Please lihat hasil survei diatas, ilustrasi tulisan ini).

Itu yang dilakukan Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching (MGSCC). Dengan jalan, “enabling successful leaders to achieve positive and measurable change in leadership behavior.”

Program ini juga merupakan langkah yang terbukti dapat membantu terbentuknya sistem continuous improvement bagi para leaders dan tim mereka. Peluang bagi para eksekutif menuju the next stage of leadership agar lebih siap menghadapi tantangan global bersama tim. Kuncinya, setelah beberapa tahapan coaching dan implementasi, adalah follow up dengan para stakeholders mereka.

 

Mohamad Cholid adalah Head Coach di Next Stage Consulting

n  Certified Executive Coach at Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching

n  Certified Marshall Goldsmith Global Leader of the Future Assessment

Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman

(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528)

 

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu